🌸 Amarah🌸

3.3K 153 47
                                    

Yuhuuuuuuuuuu 😁😁
Author update lagiii.. 😁😁

Baca nya pelan-pelan ya readers ku 😊
Biar feel nya dapat..

Dan..

Semoga bapeeerrr..

Amiiiinnn 🤧

Happi riding manteman 😁😁

🦋🦋🦋

Yaya mengusap satu tetes keringat yang berhasil lolos dari pelipis nya.
Wajahnya memerah karena terkena terik matahari yang entah kenapa terasa sangat panas di pagi ini.
Dia menggoyang-goyangkan kaki nya yang terasa pegal karena sudah terlalu lama berdiri.

"Kalo nggak kuat, mending Lo pergi ke kelas gih,"

Yaya menoleh kesamping, melihat seorang pemuda bertubuh tinggi yang juga sedang melakukan hal yang sama dengan nya.
Yaitu... berdiri hormat di depan tiang bendera selama tiga jam.

Yaps... benar. Mereka di hukum. Karena ketahuan berkencan eh, maksudnya 'bolos ' di belakang sekolah saat jam pertama pembelajaran oleh guru piket.

Dan tentu saja berita itu menggemparkan satu sekolah.
Banyak murid-murid yang menyaksikan dua sejoli itu di hukum. Ada yang iri, ada yang kasihan, dan ada juga yang tertawa mengejek.

Yaya benar-benar menyesal bolos tadi.
Halilintar pun begitu. Tapi dia bersyukur guru piket tidak datang saat dia 'hampir' mencium Yaya tadi. saat itu, ia hampir kebablasan.

Errkk... lupakan :v

"Enggak... gue kuat kok," ucap Yaya, sambil kembali menegakkan kepalanya menatap bendera dalam posisi hormat. Mata nya menyipit menahan nyeri karena menentang sinar matahari.

Sedangkan pemuda yang bertopi hitam-merah itu menghela napas lelah mendengarnya, ini sudah ketiga kali nya dia menyuruh gadis itu untuk berhenti menjalani hukuman. Tapi memang dasar gadis itu yang berkepala batu dia harus bagaimana lagi.?

Mereka sudah menjalani hukuman ini selama 2 jam, tinggal 1 jam lagi.

'Sabar Yaya, 1 jam lagi dan hukuman menyebalkan ini akan selesai' batin Yaya menyemangati diri nya sendiri.

Yaya menghela napas lelah, kaki nya tak tenang rasannya ingin copot saja. Yaya menundukkan wajahnya karena tak kuat menentang sinar matahari. Wajahnya semakin memerah, lebih merah saat ia mendengar Halilintar yang memanggilnya dengan panggilan 'sayang' di belakang sekolah tadi. :v

Yaya merasakan kepalanya memberat karena sesuatu. Ia meraba atas kepalanya dan merasakan sebuah topi yang sudah terpasang di kepalannya.
Yaya menoleh kesamping, ia melihat Halilintar yang masih dalam posisi hormat. Tapi bedannya dia tidak memakai topi.

"Pakai," ucap Halilintar dengan datar.

Yaya termenung sesaat.

"Trus Lo gimana??" Tanya Yaya, masih meraba topi Halilintar yang sudah ada di atas kepalanya.

"Nggak penting," balas Hali.

Wajah Yaya memerah, dia menyembunyikan wajahnya dengan menunduk. dia tak ingin Halilintar melihat wajahnya yang seperti kepiting rebus.

"Makasih" ucap Yaya.

Halilintar hanya berdehem sebagai jawaban.

Hening.

30 menit kemudian.

Rasannya Yaya benar-benar sudah tidak kuat lagi. Dia semakin menurunkan topi milik Halilintar kebawah untuk menghalang cahaya matahari. Tapi percuma, dia sudah sangat lelah dan kepanasan.

Waiting For You Forever [SELESAI]Where stories live. Discover now