🌸 Lanjutan cerita 🌸

3.7K 192 42
                                    


🍀~~~~~🍀

Sepasang iris berwarna Gold yang menyiratkan kehangatan sedang menatap fokus ke arah jalanan yang cukup ramai, tangannya yang berwarna kuning Langsat tak henti-henti nya memegang setir mobil. Sesekali ia Menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan memutar setir sesuai dengan lekuk jalanan.

Pemuda itu menghela nafas berat, lalu memijit pelipisnya nya yang terasa pening. Hari ini adalah hari yang berat bagi si iris gold itu, Gempa.

Setelah menemani pak Darjo membuat laporan di SMA Harapan eh, ralat, sebenarnya dia yang membuat, sedangkan Pak Darjo asyik menggosip dengan teman nya yang ada di SMA itu. Alhasil Gempa lah yang mengerjakan laporan itu sendirian.

Yaaahhh ... memang tak adil, dia mengerjakan tugas yang sebenarnya bukan lah tugasnya. Tapi, ini lah Gempa, dia terlalu baik. dan selalu menomor satukan perasaan orang lain. Hingga tanpa disadari, dia sering di manfaatkan oleh orang-orang.

Gempa menguap, lalu mengucek-ngucek matanya yang ber-air. Dia benar-benar lelah.

Tak sengaja iris gold Gempa melihat seorang gadis yang terasa tidak asing bagi nya.
Gempa memelankan laju mobilnya, dan terus memperhatikan seorang gadis yang sedang menggiring sepedanya itu.

Ahh... Gempa tau itu siapa, itu adalah Yaya.

'Eh tapi.. kenapa dia berjalan seperti orang pincang? Apa yang terjadi pada nya?' batin Gempa.

Karena penasaran dan khawatir. Gempa pun keluar dari mobil dan menghampiri Yaya.

"Yaya," teriak Gempa cukup keras. Lalu berlari kearah Yaya.

Yang di panggil pun menoleh kebelakang, ada sedikit ekspresi terkejut di wajah nya saat melihat kedatangan Gempa.

"Gempa?? Ngapain lo disini?" Tanya Yaya setelah Gempa berdiri dihadapannya.

"Gue nggak sengaja liat Lo tadi ... Lo ngapain disini??" Tanya Gempa balik.

"Ehmm... Gu-gue tadi mau ke supermarket, dan sekarang nggak lagi. gue mau pulang," jawab Yaya dengan sedikit gugup. karena masih terkejut dengan kedatangan Gempa yang tiba-tiba.

Gempa hanya bergumam pertanda paham, lalu iris gold-nya meneliti penampilan Yaya dari atas sampai bawah. Baju yang kotor terkena lumpur, rambut acak-acakan, Dan matanya terpaku melihat lutut Yaya yang mengeluarkan darah. Sekarang Gempa tau apa yang menyebabkan Yaya berjalan seperti orang yang pincang.

"Lutut Lo kenapa?" Tanya Gempa.

"Jatuh dari sepeda," jawab Yaya.

"Hmm yaudah, lo pulang bareng gue aja, ya. kebetulan di dalam mobil gue ada kotak P3K. Lo harus cepat obati luka lo, takutnya nanti iritasi," ucap Gempa.

"Eh. Nggak usah repot-repot Gem, gue... -"

"Nggak apa-apa kok. Ayo," potong Gempa dengan cepat.
Tanpa aba-aba, Gempa mengambil alih sepeda dari tangan Yaya. Lalu menggiring sepeda itu ke dalam bagasi mobilnya.

Yaya yang melihat itu hanya bisa pasrah. Lalu berjalan kearah Gempa, dengan senyuman yang mengembang.

Di dalam mobil.

"Nih kotak P3K-nya" ucap Gempa sambil menyodorkan kotak obat pada Yaya.

"Thanks," ucap Yaya lalu menerima kotak tersebut.

"Kok Lo bisa jatuh gini? Sampai luka lagi," tanya gempa di sela menyetir nya.

Yaya menoleh ke arah Gempa sebentar. Lalu kembali menatap lututnya, yang sedang di beri Betadine.

Waiting For You Forever [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang