PP 8~Berkas~

22.4K 750 2
                                    

- Bijaklah dalam memilih bacaan-
17+

Aku lebih memilih tak pernah tau dari pada tau tapi menyakitkan
-Aby-

Pernikahanku dengan kak alan Sudah memasuki bulan ke tiga,tapi hubungan kami tak ada kemajuan sedikitpun. Setiap kali aku memasak sarapan ataupun makan malam tak pernah dia menyentuhnya,bahkan mungkin berniat pun tidak.
Sedangkan komunikasi kami,tolong jangan di tanya,kenapa? Karena aku malas membahasnya,kalian tau mungkin dia adalah manusia terpelit yang pernah ku temui,aku menjudge nya juga karena beralasan. Mungkin dalam sehari dia berbicara sepatah,dua patah kata,itupun dengan mbok minah,sedangkan aku? Ya...apalah aku dimatanya,hanya secuil lilipan mata.

Seperti pagi ini contohnya,aku sudah memasak nasi goreng untuk sarapan.
Aku tak peduli lagi,mau dia memakannya atau tidak,itu sudah haknya,yang terpenting aku sudah menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri.

"Kak....gak sarapan?"tanyaku saat melihat kak alan terburu buru.

Ya namun apalah arti aku di matanya,boro boro menjawab melihatku pun dia tidak mau.ya sudalah mungkin memang aku masih harus terus bersabar.

Siang ini aku sedang berbelanja di swalayan terdekat,kebetulan persediaan makanan di rumah sudah mulai habis. Awalnya mbok minah memaksa agar dia saja yang belanja.namun berhubung aku sedang ingin dan jenuh di dalam rumah,jadi dengan perjuangan membujuk mbok minah,akhirnya aku berhasil juga.

"Aby......"kata seseorang dari belakang yang sontak mengagetkanku.
"Astagfirullah.....kalau mau panggil itu......"
"Kak rey......."pekikku girang sambil memeluknya erat, saat aku tau ternyata orang yang memanggilku itu adalah kak rey.

Kak rey,lebih tepatnya sih Revan Athala,dia adalah sahabatku dari kecil,malah cenderung aku menganggapnya sebagai abangku sendiri,kami akrab karena dulu kami bertetanggaan,sebelum keluarga kak rey memutuskan untuk pindah ke Jerman. Setelah itu,aku tak pernah mendengar kabar darinya,hingga saat ini dia sedang berdiri menatapku,oh ya ampun senangnya aku.

"Ab...by....aku sesak"katanya lirih.
"Ups....sorry kak,abisnya aby seneng banget sih bisa ketemu kak rey lagi,kak rey apa kabar?"tanyaku antusias.
"Hahaha ....resiko orang ganteng ya,selalu dirindukan,,kabarku baik,bagaimana dengan mu?"kata kak rey dengan pd nya.

Tapi kuakui sih, setelah lama tak berjumpa kak rey terlihat lebih tampan dan berwibawa,walaupun menerutku lebih tampan dan berwibawa kak alan.

"Ckkk......Pd mu sudah melebihi batas kak"kesalku,sambil kembali memilih buah buahan.

"Eyy....kau belum menjawab pertanyaan ku by,bagai mana dengan kabarmu di sini,baik atau tidak?"katanya sedikit kesal sambil merebut buah yang ada ditanganku.

"Iss...kak rey...kembalikan,"kataku sambil berusaha merebut buah yang diambilnya.

"Tidak sebelum kau,menjawab pertanyaanku....wlleeee"katanya sambil menjulurkan lidahnya untuk meledekku.
"Oke...oke...aku baik baik saja. Sudahkan? Sini kembalikan buahku"kataku kesal sambil merebut buah yang ada di tangannya kemudian memasukkannya ke troly belanjaanku.
"By..."panggilnya.
"Hmm..."
"Apa Kau ke sini sendiri saja?"tanyanya
"seperti yang kau lihat kak,aku sendiri bukan,kau membuang buang waktumu saja dengan pertanyaan yang jelas jelas kau sudah tau jawabannya...."omelku sambil meninggalkannya dan berjalan menuju kasir.

"Berapa semuanya mbak?"tanyaku pada kasir swalayan.
"Semuanya 750 ribu mbak"katanya kasir itu.
"Oh...ya ampun,,,dompetku tertinggal"cicitku pelan,sambil terus mencari sosok dompetku di dalam tas ku.tapi nihil hingga aku mendengar suara seseorang yang sangat familiar di indra pendengaranku.

"Ini mbak saya bayar belanjaannya"
"Aishhh...kak rey,ngapain kak rey bayarin belanjaan aby,seneng banget sih ngikutin"omelku padanya,bisa gawat ini kalau kak alan tau,aku belanja di bayarin sama orang lain.

Pengantin penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang