3. Cupp!!!

10K 666 5
                                    

Diba berjalan dengan mengendap-endap ketika hendak melewati 3 laki-laki yang sedang berbincang-bincang di taman, bermaksud menghindari salah satu dari mereka.

Sejak kejadian dimana Gehan mencium nya di depan banyak orang membuat Diba selalu berusaha tidak menampakkan diri di hadapan Gehan. Rasa nya ia sudah cukup malu mendapat perlakuan konyol dari laki-laki itu.

"Mau sampe kapan lo menghindar kayak gitu?"
Diba berbalik ke belakang mendapati laki-laki tinggi berambut hitam legam yang acak-acakkan menatap nya, laki-laki yang saat ini dihindari Diba.

Diba berdehem."Ya, gue ada kelas hari ini. Udah ya duluan." Diba hendak pergi tapi tangan kekar putih yang sangat familiar di mata nya menghentikan langkah nya, Gehan menarik pergelangan tangan gadis itu membuat nya menabrak dada bidang Gehan.

Gehan memeluk nya penuh drama bermaksud untuk mendapat perhatian dari orang orang.

"Jangan bohong dong pacar. Gue tau lo nggak ada kelas hari ini."

Diba mendorong dada Gehan kencang membuat Gehan melepas pelukan nya.
"Gue emang ada kelas hari inhmmpsshh---"

Gehan segera membungkam mulut gadis di depan nya dengan tangan nya.
"Udah sekarang lo pulbar sama gue."

Diba menurunkan tangan Geham dari mulutnya cepat."Han! Nggak bisa gue harus kerja hari ini." Balas Diba pelan dengan wajah dibuat memelas bermaksud agar laki-laki di depan nya melepaskan nya.

"Ck. Lo ngapain pake kerja? Lo lupa status kita apa?"

Diba menunduk diam. Benar yang dikatakan Gehan, tapi status ini juga tidak akan berjalan selama nya kan? Akan ada akhirnya.

Diba menggeleng, "Iya Han, gue tau. Tapi gue tetap harus kerja."

Gehan menarik tangan Diba kencang, menyeret nya menuju parkiran menuju mobil nya.

"Gehan ! Lepasin ih, gue nggak mau ikut."

"Ck! Lo diem aja bisa nggak?" Ketus Gehan.

"Ayo lo naik!"

Diba menghempas tangan Gehan kasar.
"Kita mau kemana sih?"

"Ke rumah guelah, kemana lagi coba?"

Diba mengusap wajah nya frustasi, apakah laki-laki di depan nya tidak bisa memahami arti dari kata "penolakan"? Bukankah gadis itu sudah mengatakan kalau dia tidak mau.

"Ngapain Han?"

Gehan menghela nafas kasar, menarik kepangan rambut Diba yang panjang dengan kuat sehingga membuat gadis di depan nya meringis sakit.

"Kenapa lo nggak bisa iyain permintaan gue? Harus ya gue kasih alasan kenapa lo harus ikut?"

"Ya iyalah! Lo nggak bisa main bawa-bawa gue gitu aja. Sekarang jawab kita mau ngapain di rumah elo?"

"Buat anak." Ujar Gehan dengan suara santai.

Gadis itu tentu saja membelalak tidak percaya, "Gehan lo gila!"

"Maukan lo?"

Diba melongo seraya menggeleng kuat, tidak habis pikir dengan perkataan Gehan barusan. Apakah laki-laki itu sudah kehilangan akal?
Diba tentu tahu, sudah banyak wanita yang ditiduri Gehan dan itu membuat Diba harus tetap berjaga-jaga walau status mereka hanya sebatas 'Kontrak'.

"Brengsek lo! Gue nggak mau!"

Gehan terkekeh kecil, "Kenapa? Gue pacar lo kan?" Semua cewek kalo gue ajakin mau aja. Kenapa lo nggak?"

"Gue bukan pacar lo! Hubungan kita. Cuma. Sebatas. Kontrak. Paham lo?!" Ucap Diba dengan penuh penekanan.

"Apa yang salah dengan itu? Gue cuma mau punya anak dari lo. Salah kalo gue mau bahagia?"

"Gehan lo gila!!!"

Laki-laki itu tergelak keras, tidak memperdulikan sorotan mata takjub yang melihat ke arahnya. Bagaimana tidak? Jarang sekali mereka melihat Gehan dapat tertawa lepas seperti sekarang.

Diba sudah tidak tahan lagi. Ia memutuskan untuk pergi setelah menginjak kaki Gehan kuat.

"Diba! Lo mau kemana?" Seru Gehan dari jauh.

Diba tidak memperdulikan itu, dia terus melangkah dengan cepat supaya terhindar dari laki-laki yang menurut nya sudah tidak memiliki kewarasan.

"Lo mau kemana sih?" Gehan mencekal tangan gadis yang hendak meninggalkan nya pergi.

"Ih! Gehan lepasin gue!" Ujar gadis itu sambil meronta-ronta, wajah Diba sudah memerah sekarang ntah kenapa ia menjadi takut dengan laki-laki yang sekarang menahan pergelangan tangan nya kuat.

Gehan yang menyadari wajah gadis itu memerah melepas cekalan nya beralih memegang bahu Diba, menatap mata yang kini melihat kebawah, menghindari tatapan mata Gehan.

"Lo kenapa sih? Kok kayak orang mau nangis gitu?"

"Gue takut sama lo! Gue takut lo bakal lakuin hal yang semena-mena." Ujar Diba parau.

Gehan mendadak bingung, jika semua gadis mau diajak untuk melakukan 'hal itu' kenapa Diba tidak? Dia bahkan ketakutan saat Gehan hanya sekedar bercanda.

Gehan tergelak keras sambil memegang perut nya.
"Lo...lo lucu banget sumpah!" Ujar Gehan di sela-sela tawanya membuat gadis di depan nya semakin kesal saja, Diba memukul-mukul bahu Gehan.

"Lo nyebelin! Gue benci!"

"Bodo. Yang penting ganteng."

"Gue mau pulang! Dan lo." Diba menunjuk Gehan dengan telunjuk nya."Jangan ikutin gue!"

"Lo ngambek?"

"Bukan urusan lo!"

Gehan benci saat pertanyaan yang di ajukan tidak di jawab, membuat nya menarik Diba hingga bertumpu pada dada bidang nya.

"Gue cuma bercanda. Kenapa lo baperan sih?"

Diba mendongak, menatap Gehan dengan kepala sedikit terangkat karena tubuh Gehan yang jauh lebih tinggi dari nya.

"Gue cuma takut!" Bantah Diba.

"Gue cuma bercanda kalo lo lupa dan nggak ada candaan yang menghasilkan ketakutan."

"Tapi lo kayak serius gitu!"

Gehan menarik alis nya sarkastik.
"Kode ya biar gue tidurin?" Goda Gehan.

"Tuh kan! Lo emang nggak bisa bercanda. Candaan lo porno!"

Gehan kembali tergelak.

"Dib..." sela Gehan setelah berhasil menghentikan gelak tawanya.

"Sekalipun lo denger sisi buruk gue dari orang-orang, nggak semuanya itu benar. Gue nggak bakal ngelakuin 'itu' tanpa persetujuan dari mereka." Ujar Gehan tampak serius.

"Jadi kalau---"

Diba mengerutkan alis nya, menunggu kalimat Gehan selanjut nya.
"Kalau?"

Gehan tersenyum tipis, meraih dagu Diba, mengangkat nya kemudian mendekatkan wajah nya.

Cup !

Gadis itu membelalak ketika Gehan mengecup pipi nya sekilas.

"Jadi kalau lo nggak setuju, gue nggak bakal lakuin itu."

Gehan berlalu tanpa merasa bersalah, tanpa merasa peduli dengan keadaan Diba saat ini. Jantung Diba berdegup kencang seperti orang yang tengah maraton.
Gadis itu menyentuh pipi nya yang kini memanas.

"Gehan brengsek! Seenak nya aja lo nyium gue!!!"

TBC

Pacar Kontrak | SELESAI |Where stories live. Discover now