16. Frustasi

4.7K 327 2
                                    

Disinilah Gehan berada, dirumah Aldi seperti rencana mereka kemarin. Gehan langsung melaju ke rumah Aldi sehabis menghantar Diba ke rumahnya.

Awalnya Zidan, Rio, Ferdi, dan Aldi merasa senang karena ternyata teman mereka jadi datang, tapi setelah melihat wajah Gehan yang terlihat kusut membuat mereka saling melempar tatapan bingung, karena saat di tanya Gehan hanya diam enggan menjawab.

Belum lagi dia sudah meneguk hampir 1 botol Beer. Oke, masalahnya bukan karena cowok itu minum tapi karena tidak biasanya Gehan akan diam seperti ini dengan wajah kusutnya.

Kemana wajah datarnya?

"Udah! Udah! Lo kebanyakan minum ntar nggak bisa nyetir." Zidan merebut paksa botol hijau dari gengggaman Gehan, tapi Gehan hanya berdecak kasar lalu mendorong tubuh besar Zidan menjauh.

"Setdah. Nih anak, dibilangin juga."

Rio terkekeh karena Zidan tampak terlihat kesal, "Udahlah Dan kayak nggak tau Gehan aja."

"Nih."

Aldi, Zidan, dan Rio mengeryit melihat Ferdi yang malah memberikan dua botol beer pada Gehan dan diterima cowok itu pula.

"Eh kambing! Ngapain lo ngasih beer lagi? Lo mau dia mabuk trus meracau nggak jelas dimari?" Tanya Rio yang kini ikutan kesal.

Ferdi nyengir, "Gue suka liat orang mabuk lucu."

Ketiganya melongo mendengar jawaban Ferdi yang bisa dikatakan 'Konyol'

"Ihs, lo tuh ya!" Rio menarik paksa lagi dua botol yang berada di pelukan Gehan sekarang yang dibantu Zidan.

Sedangkan Aldi? Ia tidak keberatan sama sekali jika semua beer dirumahnya habis karena ia pun tidak suka minum sama seperti Ferdi. Beer itu disediakan hanya untuk teman-temannya yang sekedar berkunjung ke apertement nya.

"Udahlah biarin aja kenapa sih, lagian kan kita tidur barengan disini nanti. Gehan juga nggak akan pulang."

Aldi mengangguk menyetujui ucapan Ferdi, "Iya tuh bener. Kalo dia ribut juga yang di gangguin lo bertiga."

"Lah kok kita? Lo gimana?"

"Denger ya Ferdi Maheda, gue nggak mau tidur ama lo bertiga. Lo tidur di kamar sebelah atau di ruang tamu aja, dan gue di kamar gue sendiri dong."

"Wah! Nggak adil masa deritanya di kita bertiga?"

Aldi mengedikkan bahu tak acuh, "Kan temen lo. Temen itu harus bisa dan ada saat susah dan senang." Aldi mulai sok bijak.

Aldi meringis saat merasakan kepalanya mendapat dampratan dari Ferdi, "Tapir! Ini temen lo juga."

"Tapi ini apertement gue. Jadi suka-suka gue!" Balas Aldi tak terima.

"Lo berdua nggak usah ribut bisa nggak? Gue jodohin tau rasa lo!" Hardik Zidan yang semakin kesal.

Rio mendengus lalu memilih ikut minum, minuman yang bekas Gehan tadi, meneguknya sampai habis. Melihat itu Gehan justru tersenyum.

Walau kesadarannya perlahan mulai hilang tapi ia masih ingat kalau Rio tidak tahan minum terlalu banyak, justru disini Rio-lah yang akan mabuk duluan.

"Lo minum juga ya tai!" Sela Zidan, dan kini ikut duduk di sofa hijau nan empuk bersebelahan dengan Rio.

Rio memegang kepalanya yang pusing dan mulai meracau tidak jelas sambil mengerjap beberapa kali untuk menetralkan pandangannya yang mulai mengabur.
Matanya melirik Ferdi yang kini berdiri di depannya sambil berkacak pinggang, siap untuk mengomel.

"Lo jangan mabuk deh, Yo. Gue sih suka aja kalo Gehan atau Zidan yang mabuk. Tapi kalo elo." Ferdi menunjuk wajah Rio.

"Gue jijik. Lo bakalan muntah-muntah kayak ibu-ibu baru hamil!"

Rio terkekeh kecil lalu bangkut berdiri, berjalan ke Ferdi dengan sempoyongan, "Ferdi lo cantik banget."

Aldi dan Zidan yang masih dengan keadaan normal tertawa terbahak-bahak, Zidan memberi kode pada Aldi untuk segera masuk ke kamar lalu Aldi mengangguk. Ia pun masuk ke kamar dan menguncinya.

Sedangkan Zidan memilih tetap duduk.

"Seru nih."

Rio terus berjalan mendekat pada Ferdi, tapi Ferdi justru malah berlari menjauh.
"Ferdi, lo cantik! Cant....tikkk!!!" Racau Rio.

"Yo!!! Please lo lagi mabuk." Ujar Ferdi dengan wajah takut-takut.
Ferdi memang memiliki wajah cantik, bukan tampan. Tapi itu menjadi daya tarik tersendiri pada dirinya.

Dengan tiba-tiba Rio mendekap tubuh Ferdi dari belakang, memeluk perut rata Ferdi dengan erat lalu mengecup pipi putih Ferdi sekilas.

"Aaaaa!!!!" Ferdi menghentak-hentakkan kaki layaknya gadis kecil yang tidak dibelikan permen

"Aaaa!!! Lepasin gue!!! Dan!!! Lo tolongin kek gue." Ferdi memelas.

Namun bukannya menolong, Zidan malah tertawa terbahak-bahak dengan Gehan yang kini sudah terlelap di sampingnya. Ia begitu menikmati pemandangan ini sekarang, Zidan berfikir jika saja Talia tahu kelakuan Rio seperti sekarang pasti gadis itu merasa ilfeel dengan si Rio Refasga.


****

Pagi yang biasanya dipenuhi omelan, teriakan yang cempreng di sebuah rumah sederhana kini rasanya tidak ada lagi, selama dua minggu Diba pergi dan kini sudah kembali tapi kecerewetan Diba tidak kembali.

Agra merasa sakit dan putus asa melihat Diba yang terus mengurung diri di kamar semenjak Gehan menghantarnya pulang, bukannya menjawab pertanyaan Agra, Diba malah mendorong adiknya itu lalu menutup pintu kamar dengan kencang serta menguncinya. Setelah itu Agra terus saja mendengar kakaknya berteriak histeris dan menangis kencang.

Agra hanya takut Diba akan berbuat nekat lalu sesuatu yang buruk akan terjadi. Agra tentu tidak mau kehilangan Diba karena Diba adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki sekarang.

Bukannya dia tidak mencoba untuk membujuk Diba untuk bercerita. Dia sudah melakukannya tapi selalu di jawab dengan lemparan barang-barang yang menghantam pintu seakan memintanya untuk pergi dan jangan menganggu.

Tapi Agra tidak akan menyerah, hari ini hari sabtu, dan Agra sedang libur karena tanggal merah. Ia akan mencoba membujuk Diba lagi agar mau menceritakan semuanya kepadanya, karena yang Agra tahu Diba sedang ada urusan bersama boss di cafe di tempat ia bekerja. Agra rasa dia sudah cukup tahu dan tidak mau banyak tanya maka ia percaya saja, tapi pertanyaan mulai muncul saat melihat Diba pulang dengan keadaan yang kacau.

Kacau dalam arti menangis, berteriak, mengurung diri dikamar.

Agra memberanikan diri mengetuk pintu kamar kakaknya, takutnya akan ada benda yang di lempar ke pintu sampai pintu bolong dan mengenai wajah tampannya.

Tok!!! Tok!!! Tok!!!

Agra menghembuskan nafas, "Apa gue dobrak aja?"

Agra pun menarik nafas terlebih dahulu sebelum mendobrak pintu yang di depannya kemudian....

GUBRAKK !!!

Kedua mata Agra langsung membola saat melihat apa yang terjadi di dalam kamar dan Diba...

"KAKAK !!!!"

~TBC~

Hayoo...
Ada yang tau Diba nya kenapa :v?

Pacar Kontrak | SELESAI |Where stories live. Discover now