8.Tunangan

6K 446 5
                                    

"Jangan-jangan apa?" Gehan bertanya karena Rio sengaja menggantung kalimatnya.

Rio menyipitkan matanya, "Lo mau jadiin Diba target selanjut nya? Ngaku lo!"

Gehan memutar bola matanya malas dan berdecak kasar, kenapa teman nya yang satu ini justru sama seperti sepupu nya Talia? Selalu banyak tanya kalau perihal Diba.

Merasa malas berlama-lama dengan Rio, Gehan kembali melanjutkan langkah nya yang sempat terhenti tadi. Sedangkan Rio tetap saja mengekor dari belakang.
Bukan nya Gehan tidak tau, tapi malas rasanya jika melarang laki-laki itu untuk ikut. Toh dia tetap akan memaksa.

"Talia udah datang belum ya?"

Gehan diam.

"Han, lo tau nggak? Kemarin itu gue pengen ngajakin Talia jalan tapi karena kata nya dia mau nungguin lo sama adek-adek lo yang resek itu ya... dia nggak bisa deh jalan sama gue."

Gehan masih diam, ia lebih fokus berjalan kali ini.

"Gue jadi berasa ngomong sama tai kalo di diemin gini." Ucap Rio miris.

"Emang lo pernah ngomong sama tai?"

"Ya pernahlah."

Apa?

Yang benar saja.

"Nih tai nya, yang daritadi diemin gue." Sambung Rio sambil menunjuk wajah Gehan lalu melenggang pergi sebelum teman nya memberi hadiah 'kecupan' di pipi dengan tangan kekar nya nanti.

Gehan mendengus kasar.

"Ganteng gini dikatain tai." Gumam Gehan.

"Ganteng kaya...monyet kali maksud lo."

Gehan menoleh ke belakang mendapati gadis berambut sebahu menatap nya datar.
Talia berdiri di belakang sepupu nya itu dengan kedua buku di tangan nya.

"Sirik aja lo."

"Gue? Sirik sama lo?" Talia tertawa sinis.

"Kayak nggak ada kerjaan lain aja gue, sirik sama lo." Setelah mengatakan itu Talia pun ikut melenggang pergi meninggkan Gehan yang menatap punggung Talia kian menghilang.

Dia kembali melangkahkan kaki nya menuju perpustakaan. Saat memasuki ruangan yang penuh buku itu Gehan membuang nafas lega karena ternyata benar Diba ada disana tengah membaca buku.

"Ikut gue ke kantin."

Diba mendongan melihat laki-laki wajah papan yang saat ini menggenggam tangan nya.

"Hhhh..." Gadis itu menghela nafas berat.

Selalu saja seperti ini.

"Ngapain?"

"Boker."

Hah? Gehan itu apa-apaan sih? Masa ke kantin mau boker?

"Boker di toilet bukan di kantin. Sebego apasih lo?!" Ketus Diba.

"Lo yang sebego apa?! Dimana-mana juga kalo diajak ke kantin itu artinya mau makan. Sebego apasih lo?" Ujar Gehan membeo.

"Yaudah apa salah nya tinggal jawab pertanyaan gue tadi."

"Apa salah nya tinggal ikut ajakan gue tadi."

Dengan tiba-tiba Diba menutup bukunya kasar. Niat nya hanya ingin membaca buku dengan tenang, tapi apa?
Laki-laki di sisi nya malah datang lalu meminta nya untuk ke kantin. Diba segera beranjak dari kursi nya.

"Minggir lo!"

"Mau kemana?"

"Mau ke toilet bersihin wc sampe malam sendirian biar pak Ardi bangga."

Pacar Kontrak | SELESAI |Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora