26. Rissa

4.1K 283 5
                                    

Hai! Tombol vote di bawah😄





****

Malam telah tiba, namun perkotaan masih kelihatan ramai. Di jalan raya mobil-mobil, dan motor berlalu lalang memgikuti arahan sang pengemudi yang mengemudikan benda mati itu.

Gehan melajukan mobil nya dengan kecepatan rata-rata melewati gedung-gedung tinggi yang menjulang. Keberangkatan nya ke negeri sakura harus nya siang tadi, tapi Gehan terlambat karena Geiga. Cowok itu memutuskan untuk menunda keberangkatan nya besok.

Maka dari itu Gehan memutuskan untuk, menginap di apartement nya saja untuk beberapa hari. Gehan tidak mau jika dia pulang kerumah Dion akan menyerang nya dengan banyak pertanyaan, membuat nya kian lelah dan tidak membiarkannya untuk beristirahat.

Setengah jam berlalu, Gehan memasuki apertement nya. Ia meletakkan koper bawaannya di sofa, dan ikut duduk disana. Kedua mata Gehan tak sengaja mengarah pada pintu kamar utama, kamar tempat dia tidur.

Pintu yang bercat coklat muda itu setengah terbuka.

Gehan berjalan mendekatinya, ia membuka pintu itu perlahan, dan betapa terkejutnya Gehan saat mendapati kamar bernuansa abu-abu itu sangat berantakan.
Seprai yang seharusnya berada diatas kasur berpindah tempat ke pintu kamar mandi, buku-buku dari lemari berserakan hingga balkon kamar, guci-guci kecil kesayangannya berubah menjadi serpihan kecil-kecil.

Gehan menarik rambut nya kuat, seumur-umur belum pernah ia melihat kamar nya seperti ini, membuatnya mendadak stress saja.

"Pasti Bi, Naina lagi sibuk, makanya lupa beresin apertement gue." Ucap Gehan pada diri sendiri.

Namun tiba-tiba saat Gehan hendak menuju kamar mandi, ponsel nya berdering nama Talia tertera disana. Gehan menggeser tombol hijau, hanya berdehem sebagai pengganti kalimat 'Hallo'.

"Dimana nyet?"

Gehan tersenyum, "Biasa, kenapa?"

"Jangan gini Han. Balik,"

Sudah Gehan duga, Talia pasti akan meminta nya pulang. Tapi keputusan Gehan sudah bulat, dia tidak akan kembali.

"Ngga bisa. Gue berangkat besok,"

Suara helaan nafas terdengar, "mungkin gue bakal merindukan lo,"

Lagi, Gehan tersenyum. Namun kali ini senyum nya terlihat berbeda, "Gue harap gue juga,"



****






Seperti biasa, pakaian favorite gadis itu adalah pakaian yang serba minim, dan ketat yang membuat lekukan tubuhnya semakin jelas terlihat. Setiap minggunya ia akan berbelanja bersama sang Mama untuk sekedar menambah koleksi dress mini, sepatu bahkan sepatunya.

Tipe gadis seperti Rissa adalah gadis yang gampang bosan, maka dari itu ia akan membuang pakaiannya jika itu sudah tiga kali pakai, tidak peduli jika itu masih kelihatan bagus dan layak pakai.

"Mah, yang ini gimana?" Rissa mulai mencocokkan dress merah dibawah lutut, bertanya pada wanita paruh baya disisi nya.

"Iya Rissa, kamu tetep cantik. Pilih aja sesuka kamu Mama mau disini aja."

Gadis berambut cokelat itu mengerucutkan bibir nya, karena kesal, "Mama selalu aja kayak gitu. Apa aku masih kelihatan jauh berbeda sama--"

Mama menggeleng, "Jangan sebut-sebut dia. Kamu aja udah cukup buat Mama, dan Mama udah janji'kan buat lupain dia."

Rissa tertawa kecil. Ntah apa yang lucu namun melihat Mama nya yang terlihat pasrah membuatnya senang.

"Iya Mah. Makasih ya, dan saat aku ketemu dia. Aku akan singkirin dia Mah, dia nggak boleh rebut posisi aku."

Wanita paruh baya itu mengangguk seraya tersenyum pasrah.






****










TBC :)

Nggak mood nulis:'. Segini ini cuma 500 word:v.

Cuma beberapa part aja kok.

Oke see you next chap :*

Pacar Kontrak | SELESAI |Where stories live. Discover now