29.Ekstra Part-1

4.2K 269 0
                                    

Flashback On

Seorang wanita cantik, tengah menggeret koper hitam miliknya, senyum manis nya muncul saat melihat dua orang yang sudah menunggu nya sejak lama.

"Diba, Agra!" Panggil nya.

Diba dan Agrapun menoleh bersamaan, lalu berlari kecil menghampiri wanita tadi. Ketiga nya berpelukan erat, tak terasa air mata tengah mengalir di pipi ketiga nya.

"Kak," panggil Diba sambil menangis senggugukan. Iya, wanita itu adalah Karla Johana, kakak kandung Faradiba Sharma , juga Agra.

Karla menatap wajah kedua adik nya yang telah lama ia tinggalkan, "Diba, makin cantik, Agra juga makin cakep," Diba dan Agra tersenyum mendengar nya, "maafin Kakak udah ninggalin kalian bertahun-tahun lama nya, tapi Kakak janji nggak akan pergi lagi, mulai sekarang kita tinggal sama-sama," Diba mengusap air mata nya, lalu mengecup pipi sang kakak, begitu juga Agra.

"Kakak sayang banget sama kalian dek," Diba mengangguk saja, "ayo kita pulang," ajak Karla.

Sesampai nya dirumah Karla kembali menangis, mengingat hanya ada dua adik nya saja yang menyambut kepulangan nya. Ia begitu merindukan Ayah juga Ibu nya, bolehkah Karla datang ke rumah Ayah nya lagi? Karla mengusap air mata nya, lalu melirik jam tangan nya yang menunjukkan pukul 8 malam.

Flashback Off

****

"Boxer lo dimana-mana! Jorok banget sih, jadi cowok nggak ada bersih-bersih nya!"

Karla terkekeh saat melihat Agra mencibir. Pagi-pagi Diba harus berteriak sana-sini karena ulah adik nya Agra, pasal nya Agra selalu sembarangan meletakkan boxer bekas pakai nya. Kadang kala Diba menemukan boxer nya di depan pintu kamar nya, heran. Padahal dirumah mereka tidak ada anjing yang suka menggigit pakaian.

"Udah Diba, sarapan dulu. Kamu udah telat loh,"

"Iya Kak! Gue tahu, dan penyebab gue telat itu si Agra."

Agra mendelik sinis, semenjak kepulangan Karla, cowok itu jadi suka semena-mena, tidak mau lagi mendegarkan Diba dan hobi nya sekarang adalah mengganggu Diba.

"Bukan nya kamu ada meeting sama Client pagi ini? Nggak enak loh buat mereka menunggu dengan ketidak disiplinan kamu. Kamu harus profesional,"

Blablabla. Karla masih sama, cerewet. Selalu mengingkan yang sempurna, termasuk Diba dalam menekuni pekerjaan nya. Diba memberi pelototan pada Agra, gara-gara Agra dia juga harus kena semprot.

Agra cuek bebek, tidak menanggapi pelototan Diba, mulut nya masih sibuk mengunyah sandwhich nya.

"Gue berangkat!" Diba berujar kesal, membuat Agra merasa senang. Untuk yang kesekian kali nya Agra berhasil membuat Diba kesal.

"Kamu sengaja, Kakak tahu itu,"

Agra menunduk, suasana diantara kedua nya mulai mencekam, Agra lebih suka pelototan kesal Diba daripada tatapan dingin nan menusuk dari Karla.

"Maaf, Kak."

****


"9 tahun udah berlalu dan lo masih nggak balik juga. Lo nggak kangen sama gue? Gue kangen tau sama lo,"

Gehan menutup telinga nya, masih terlalu pagi bagi nya untuk mendengarkan celotehan teman nya yang satu itu-Rio. "hm," Gehan hanya berdehem.

"Hm-hm-hm, mulu dah. Lo nggak mau tau tentang pujaan hati lo itu? Dia udah---"

Gehan segera membuka mata nya lalu dengan cepat memotong ucapan Rio, "Gue nggak mau bahas dia sekarang. Gue udah bahagia disini, Yo,"

Terdengar helaan nafas Rio dibalik telfon, "sangkin bahagia nya lo sampe nggak inget hari tunangan gue dan Talia, lo bahkan nggak dateng!"

Gehan mendengarkan.

"2 minggu lagi gue sama Talia nikah, lo nggak mau dateng juga? temen apaan lo,"

"Gue---"

Dari balik ponsel nya Gehan dapat mendengar decakan kesal Rio, "Bahkan di nikahan Zidan sama Laras aja lo nggak ada,"

"Gue nggak tahu! Nggak ada yang kasih kabar ke gue!" Bantah Gehan.

"Gimana lo mau tahu? Lo seakan menutup diri dari keluarga dan temen lo, gue mohon Han. Di acara married gue dan Talia, lo dateng ya. Please jangan bikin Talia kecewa,"

Lagi-lagi Rio membawa nama Talia, seakan kentara sekali Rio ngotot meminta nya pulang.

Tiit.

Sambungan telfon di putuskan sepihak, Gehan mendengus pasrah, mengucek mata nya yang kini enggan untuk kembali tidur. Padahal ini hari minggu, dan hanya hari minggu Gehan dapat beristirahat sepenuh nya. Mata hitam Gehan menatap langit-langit kamar nya, sekilas terfikir oleh nya, "Diba, apa kabar?"

"Ah! Enggak. Gue udah bahagia, Diba juga pasti udah bahagia," Gehan mencoba memprovokasi diri sendiri.

Tapi ucapan Rio barusan seakan menyadarkan nya, Gehan sudah terlalu lama menghilang, dia bahkan hampir melupakan dua adik kecil nya yang kini sudah menginjak usia remaja. Gehan memijit pelipis nya, berdiri di depan cermin dan menatap bayangan nya.

Cowok itu mengangguk mantap, "Gue pulang,"



****


TBC!

Finnaly Gehan pulang juga:)

Pacar Kontrak | SELESAI |Where stories live. Discover now