28. Pamit

5.4K 322 8
                                    

Cuaca siang yang sejuk karena sehabis di guyur hujan membuat seorang laki-laki bertubuh jangkung betah berlama-lama duduk di sebuah taman. Ia menghirup dalam-dalam aroma hujan yang menyegarkan sore itu. Disinilah Gehan berada, duduk di taman belakang rumah nya dengan sebuah koper yang berisikan pakaian milik nya sendiri, Gehan menatap kearah koper hitam nya, menarik bibir nya ke atas membentuk senyuman tipis. Mungkin ini berat bagi nya tapi harus dia lakukan.

Srek srek srek

Suara langkah kaki yang bergesekan dengan rumput membuat Gehan segera menoleh ke sumber suara. Gara dan Giselle  sedang berjalan menuju pada nya, kedua nya sama sekali tidak menggunakan alas kaki.

Ya sebelum berangkat, Gehan memutuskan untuk 'mampir' ke rumah, sekalian mengucapkan salam perpisahan pada dua jagoan kecil nya.

Gara menaiki tubuh Gehan dan langsung duduk di pangkuan nya, di ikuti Giselle juga.

"Abang." Panggil Giselle dengan tatapan mata ke depan, kedua tangan gadis kecil itu kini melingkar pada leher Gehan.

"Hm?"

"Abang mau pergi?"

Pertanyaan Giselle sempat membuat Gehan terdiam beberapa saat, sampai akhir nya Gara menarik-narik kaus hitam milik nya.

"Abang, jawab dong." Rengek Gara.

Gehan tersenyum sekilas, kedua tangan nya kini memeluk kedua adik nya itu bersamaan.

"Iya abang mau pergi." Jawab Gehan.

"Abang kok pergi? Ada kerjaan?" Tanya Gara dengan polos nya.

"Iya, abang ada kerjaan. Kalian baik-baik disini yah, jangan nyusahin kak Talia."

Giselle yang sejak tadi hanya diam segera mendongak, "Ish! Abang ngapain kerja? Duit abang udah banyak juga, sering beliin kita es krim yang banyak, duit nya nggak habis-habis, kok masih kerja aja? Mana harus pergi bawa baju-baju lagi." Giselle mulai mendumel, membuat Gehan menjadi gemas.

"Duit abang kan habis gara-gala kamu Giselle. Kamu minta di jajanin terus, jadi abang harus kelja deh."

Sekedar mengingatkan aja, kalau Gara itu masih cadel tapi terkadang bisa ngomong 'r'😂.

Kedua mata Giselle melotot garang, sepupu nya ini sudah berani pada nya sekarang. Tidak tau saja kalau sifat ganas Talia itu juga ada pada Giselle. Dengan sigap Giselle menarik telinga Gara hingga memerah, hal ini tentu saja membuat Gehan tertawa karena melihat dua anak kecil yang bertengkar, seperti dua orang kekasih saja.

"Udah-udah, Giselle lepasin dong Gara nya kasihan tuh." Pinta Gehan.

"Nggak mau abang! Padahal Gara yang tiap hari minta di beliin robot-robotan kok Giselle yang di salahin? Biarin aja telinga kamu putus, biar jadi jelek sekalian!"

Akhir nya Gehan harus turun tangan, ia melerai kedua nya dengan menarik tangan Giselle dari telinga Gara lalu mendudukkan kedua nya disisi Gehan, dengan Gehan yang berada di tengah-tengah mereka.

"Kalau kalian kayak gini, nanti abang nggak mau pulang loh." Gehan mengeluarkan jurus andalan.

"Ih abang jangan gitu!" Serentak kedua nya.

Gehan tersenyum, "Iya, makanya jangan berantem terus, kan Giselle mau jadi pengantin Gara nanti. Jadi harus baik-baik." Entah apa alasan Gehan berkata demikian yang jelas Gehan sendiri tidak tau, ia hanya ingin melerai kedua nya. Pernah sekali terdengar Gehan saat Giselle dan Gara sedang bermain boneka dan Gara bermain mobil-mobilan nya, Giselle berkata bahwa ia akan menjadi pengantin sekaligus ratu Gara kelak dan hanya di angguki Gara saja sambil tersenyum lebar, menampakkan deretan gigi nya yang tanggal.

Pacar Kontrak | SELESAI |Onde histórias criam vida. Descubra agora