Chapter (16)

41 6 0
                                    

Setelah shalat isya' dan minta izin dengan orang tuanya. Leo menunggu kesatangan sahabat-sahabatnya menjemput.
Setelah 5 menitan menunggu, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang

"Woyy, ayo!" ajak Anton pada Leo

"Emm, yok. Berangkat" ucap Leo semangat

"Eh, hari ini kok gwe punya firasat buruk gitu ya, gwe rasa kok gwe bakal kehilangan salah satu orang yang gwe sayang ya" tutur Leo lesu

"Gwe juga, gwe rasa akan ada yang pergi dari hidup gwe" saut Fariz

"Sama" ucap Azka singkat

"Iya gwe juga" saut Anton

"Kok gwe nggak ya, gwe malah ngerasa pengen selalu deket kalian akhir-akhir ini" ucap Yasa sambil menyalakan radio

"Kok bisa gitu ya?" tanya Leo

"Entah, udah lah gak usah di bahas. Kita bahas yang lagi hot nih" jawab Yasa

"Apaan?" tanya Azka

"Tuh, si Leo. Punya hubungan apa lo sama Rara?" tanya Yasa pada Leo yang masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi

"Yo? Leo?" panggil Yasa karena tak ada jawaban dari Leo

"Eh, kenapa Yas?" tanya Leo yang sadar dari lamunannya karena panggilan dari Yasa

"Lo punya hubungan apa sama Rara?" tanya Yasa lagi

"Gak ada hubungan apa-apa" jawab Leo

"Kalau gak ada hubungan apa-apa kok lo bisa deket gitu sama si Rara?" tanya Yasa lagi

"Ya, suka-suka gwe lah" jawab Leo santai

"Udah-udah, ayo turun!" ajak Anton karena Leo dan Yasa masih asik berdebat dan tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di kafe biasa mereka nongkrong

____

"Kalian mau pesen apa?" tanya Yasa saat mereka sudah duduk ditempat biasa karena sebelum mereka berangkat Yasa sudah menelfon kakaknya supaya tempat yang biasa mereka tempati di kosongkan

"Gwe choco banana" jawab Fariz cepat, karena sedari pulang sekolah tadi ia sangat ingin minum choco banana

"Gwe Mocacino lava aja deh" pesan Azka

"Gwe Choco Peanut Lava" pesan Leo

"Kalau gwe Capucino Lava ajalah" jawab Anton

"Oke berarti, Choco Banana satu Mocacino Lava satu Choco Peanut Lava dua sama Chapucino Lava satu" ucap Yasa mengulang pesanan mereka

"Kita makan Pizza aja biar bisa bagi-bagi" usul Leo

"Big Pizza aja Yas" saut Anton

"Sama kentang goreng" ucap Azka

"Iss udah dong jangan banyak-banyak, gwe bingung nih" gerutu Yasa yang bingung akan pesanan sahabat-sahabatnya ini

"Hhhh, sekali-kali lah kita kaya gini" saut Azka dengan diiringi tawa sahabat-sahabatnya

Setelah mendengar tawa dari sahabat-sahabatnya Yasa langsung pergi ke bar untuk memesan pesanan sahabat-sahabatnya.

"Kak ini pesanan gwe dan sahabat-sahabat laknat gwe, buatin duluan ya, gwe laper hehehe" ucap Yasa pada kakaknya

"Gampang" jawab kakaknya Yasa. " boy ini pesanan adek gwe. Langsung buat sekarang" perintah Islah kakak Yasa pada salah satu kokinya

"Siap Pak Bos" jawab Boy pada Islah sampil mengacungkan jempolnya dan langsung menuju dapur

"Yang enak bang Boy" ucap Yasa setengah berteriak

"Siap Yas, tenang aja. Dijamin perfec. Tunggu aja" jawab Boy percaya diri

"Sejak kapan bang Boy kerja disini kak?" tanya Yasa penasaran karena baru kali ini ia melihat Boy di kafe kakaknya

"Sehari setelah terakhir kamu sama sahabat-sahabat laknat kamu kesini" jawab Islah sambil menunjuk Sahabat-sahabat Yasa dengan dagunya yang sedang bertingkah konyol menggoda pelanggan-pelanggan ceweknya

"Oww" jawab Yasa sambil berjalan ke arah Sahabat-sahabatnya meninggalkan Kakaknya yang sudah pasti sibuk dengan laporan keuangan yang di pegangnya

"Eh Yas, tadi kok gwe kaya lihat bang Boy ya?" tanya Anton pada Yasa

"Iya, bang Boy jadi koki utama disini" jawab Yasa

"Sejak kapan? Seingat gwe bang Boy di Itali deh" timpal Leo

"Entahlah, gwe juga baru aja tau" jawab Yasa

🐻🐻🐻🐻

Setelah lama menunggu akhirnya pesanan mereka datang juga
"Hay, ini pesanan kalian. Choco Banana pasti milik Fariz. Choco Peanut Lava punya Leo sama Yasa kan?. Terus Mocacino Lava punya Azka dan terakhir Capucino Lava punya Anton. Bener gak ton?" tutur Boy menebak pesanan sahabat adik bosnya

"Bener banget bang Boy" jawab Anton salut

"Baiklah, silahkan di nikmati" ucap Boy dengan senyum ramahnya

"Makasih bang Boy" ucap mereka kompak

Setelah itu, mereka menyantap pesanan mereka dengan mengobrol tanpa memikirkan hari esok.

🐻🐻🐻

"Udah ayo pulang" ajak Anton saat jam menunjukkan pukul 11.30 sebentar lagi kafe tutup

"Ayo, gwe juga udah mulai ngantuk" saut Fariz

"Kak,kita pulang dulu. Hati-hati lo di jalan" pamit Yasa pada Kakaknya

"Iya, hatu-hatu juga. Ya tapi si jangan lupa bayar!" jawab Islah dilanjutkan mengingatkan Yasa untuk membayar pesanan mereka

"Iya, nih uangnya. Kalau kurang ya tambahin ajalah kak, gak udah perhitungan gitu sama adek sendiri, tapi kalau lebih entar balikin di rumah ya, hehehe" ucap Yasa sambil menyerahkan tiga lembar uang seratus ribuan pada kakaknya

"Kebiasaan, ya udah sama cabut lo" ucap Islah sambil menerima uang dari adiknya

"Tata kakakku sayang. Much" saut Yasa sambil berjalan keluar kafe menyusul sahabat-sahabatnya

"Lama" tukas Azka saat Yasa sudah masuk ke dalam mobil, yang hanya di jawab dengan deheman oleh

"Udahlah, ayo jalan" ucap Leo tak mau ada keributan lagi walau itu hanya bercanda karena ia terlalu capek memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada di pikirannya

Di perjalanan pulang pun merrka lebih banyak diam, hanya suara radio yang mendomisi mobil tersebut.

"Besok jadi bawa montor nih?" tanya Anton ketika ia sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah Leo

"Jadi dong, entah kenapa gwe pengen banget naik montor" jawab Yasa yang diangguki oleh sahabat-sahabatnya sebagai jawaban iya. "Oke, besok jam 06.45 di sini, usahakan jangan telat. Gwe pengen sekali-kali gak di hukum gitu" lanjut Yasa.

"Turun lo yo" suruh Azka, karena ia sudah sangat ngantuk sedangkan Leo gak keluar-keluar dari mobil Anton

"Ngusir lo" jawab Leo sinis

"Iya gwe ngusir lo, karena gwe udah ngantuk" saut Azka sewot

"Bomat" jawab Leo lalu keluar dari mobil Anton

Setelah mengantarkan Leo pulang Anton langsung mengantarkan sahabat-sahabatnya pulang

______

Sahabat? (Hiatus)Where stories live. Discover now