Chapter (31)

60 3 0
                                    

"Assalamu'alaikum cantik" teriak Angga mengagetkan Rara yang sedang merunduk melamun

"Wa'alaikumsalam" jawab Rara sambil tersenyum ke arah laki-laki yang berdiri tegap di depannya itu.

"Udah siap?" Tanya Angga sambil menaik turunkan kedua alisnya

"Bentar gw ambil tas dulu" tanpa menunggu jawaban dari Angga, Rara langsung berlari masuk ke ruang keluarga mengambil tasnya yang sempat ia tinggal di sana tadi

"Mau kemana ga?" Tanya bang Fahru dari ruang tamu

"Maen bang, mau ikut?" Jawab Angga sekalian menawari Fahru untuk ikut bergabung dengannya dan Rara

"Jangan ajak bang Fahru, gak asik" cetus Rara yang berlari dan langsung menarik Angga pergi dari sana

"Pergi dulu bang, Assalamu'alaikum" teriak Angga berpamitan pada Fahru

"Jangan malem-malem woyy pulangnya" Teriak Fahru saat ingat sebentar lagi Maghrib sedangkan adiknya malah keluar.

Tanpa menjawab perintah Fahru, Rara hanya terkekeh geli sambil masuk ke mobil Angga sesaat setelah laki-laki itu membukakan pintu untuknya.

Setelah asik tertawa karena abangnya Rara hanya diam tak bermaksud mengajak bicara Angga ataupun menghidupkan radio. Ia tiba-tiba teringat dengan Leo dan gadis tadi pagi, sebenarnya ada hubungan apa diantara mereka.

"Ra lo gak mau ngidupin radio? Tumben banget deh" tanya Angga heran dengan tingkah sahabatnya itu yang tiba-tiba diam saja padahal tadi ia sempat tertawa bebas sendiri karena membuat Fahru kesal tak terhingga

"Nggak usah ga, bentar lagi juga nyampe kan" jawab Rara dengan nada meyakinkan pada Angga bahwa ia baik-baik saja

Setelah itu keheningan kembali menyelimuti mereka. Angga sadar bahwa Rara butuh waktu sendiri untuk berpikir. Jadi ia membiarkan Rara diam dengan pikirannya sendiri.

Hingga tanpa ia sadari sendiri, ternyata mobilnya sudah terparkir dengan manisnya di tempat tujuan mereka. Ia langsung turun dan memutari mobil untuk membukakan pintu untuk Rara.

"Udah gak usah sok-sokan sedih gitu. Untuk malam ini Lo sepenuhnya milik gw jadi mari kita happy" bisik Angga di telinga kiri Rara meyakinkan gadis itu bahwa ia bisa di andalkan

Tanpa sepatah katapun keluar dari mulut Rara, ia hanya bisa tersenyum dan mengangguk pada Angga, ia akan berusaha melupakan Leo. Jika tidak bisa untuk selamanya setidaknya untuk kali ini saja.

Setelah mengunci mobil, Angga dan Rara langsung berjalan beriringan masuk tempat yang dipenuhi remaja-remaja yang sedang berkumpul. Entah itu dengan sahabat mereka, teman biasa atau mungkin dengan kekasih mereka. Rara tak peduli ia hanya mengikuti kemana arah Angga berjalan. Ia yakin sepenuhnya kepada Angga bahwa laki-laki itu benar-benar bisa diandalkan.

Sekarang mereka berdua sedang berada di lantai dua cafe yang mereka singgahi. Angga hanya memesan roti bakar jus mangga dan jus alpukat.

Karena suasana yang sangat ramai Angga beranjak dari kursinya dan membawa nampan pesanannya ke arah tangga yang menuju ke rooftop cafe.

"Mau kemana ga?" Tanya Adit yang baru keluar dari ruangannya yang berada di dekat tangga.

"Mau ke atas cari yang sepi biar enak" jawab Angga tanpa berniat berhenti.

"Ngapain cari tempat sepi? Bawa cewek lagi. Jangan macem-macem lo" kata Adit saat melihat Rara berjalan mengikuti Angga.

"Gak macem-macem, paling dua macem aja" teriak Angga yang sudah sampai di pintu rooftop "buruan Ra, gw gak bisa buka nih"

Sahabat? (Hiatus)Where stories live. Discover now