Chapter (29)💕

29 6 0
                                    

Chapter spesial💕
Chapter ini author persembahan untuk Fianififiani yang telah menyandang gelar legal, pada hari Senin (16/03) kemarin, ehehehehe
Happy sweet seventeen🥳🥳

Chapter Spesial, Porsi Spesial🤤

Happy Reading📚
-Selamat Menikmati-


Pagi yang cerah bagi siswa SMA Garuda. Pagi yang di mulai dengan teriakan lantang sang pemimpin upacara. Bagaikan cacing yang di siram air sabun bergerak kesana-kemari mencari tempat yang menurut mereka tidak membakar kulit cantik mereka.

Gerutuan, decak sebal siswa siswi terdengar dari mana-mana. Entah kenapa matahari pagi ini sangatlah tidak bersahabat dengan mereka, ditambah bapak kepala sekolah yang memberi amanah yang baru mukadimah saja sudah memakan waktu setengah jam lebih. Belum lagi isi amanah, dan masih di lanjutkan lagi penutupnya. Padahal isi amanah yang di sampaikan pasti tidak akan jauh-jauh dari amanah-amanah sebelumnya. Tapi cara berbicara dan kata-kata yang digunakan saja yang membedakan padahal isinya ya sama aja harus belajar yang rajin dan menghargai watu juga harus bisa menjaga kebersihan lingkungan.

"Ampundah, ini kapan selesainya si Ra?" Bisik Fia bertanya pada Rara yang berdiri di samping kanannya.

"Ampundah, ini kapan bubarnya si Pril?" Bisik Fia bertanya pada April yang berdiri di samping kirinya karena Rara di tanya hanya diam saja

"Kalian kenapa pada diem si?" Tanya Fia sedikit teriak karena merasa kesal dengan kedua sahabatnya

"Siapa tadi yang teriak, maju ke depan sekarang juga!!" Kata bapak kepala sekolah

Sedangkan Fia hanya ketar ketir di barisannya, mencoba meminta solusi pada kedua sahabatnya yang entah kenapa hari ini kompak sekali mendiamkannya

"Maju aja kali Fi, dari pada kita semua di hukum nanti lo malah di bully" Ucap Ade memberikan solusi yang tidak diinginkan Fia

"Gak mau" tolak Fia tegas

"Maju gak lo Fi"

"Lo itu salah, ngaku aja kek"

"Heh mana ada maling ngaku"

"Oh iya kalau ngaku penjara penuh ya"

"Nah itu tau"

"Fifiani Almansyah maju sekarang!!" Teriak Rara karena sebal dengan teman-temannya yang malah berisik di tempat

"Ahh Fia ternyata, maju atau bapak hukum semuanya" kata bapak kepala sekolah yang membuat semua mata melirik ke barisan kelas Fia tidak suka

"Shit, maju woyyy"

"Maju woyyy maju"

"Woyy jangan lempar batu sembunyi tangan dong"

"Woyy kalau salah tu maju jangan malah sembunyi"

"Maju dong"

"Cupu gak mau maju"

Ya kurang lebih seperti itulah teriakan-teriakan yang mendesak Fia untuk maju.

"Ra, Pril" panggil Fia sambil melirik kedua sahabatnya yang hanya diam saja, karena gak ada jawaban dari mereka Fia langsung berjalan maju ke depan berdiri di samping kepala sekolah.

"Kamu tau kesalahan kamu?"

"Iya pak"

"Ya udah tetap di sana, lanjutkan upacara!"

Amanah ditutup dengan berdirinya Fia didepan, dan upacara di lanjutkan sampai selesai. Semua siswa siswi bubar masuk ke kelas masing-masing bahkan ada yang mampir dulu ke kantin, begitupun dengan Rara, April, Risa dan yang lainnya. Mereka seolah-olah tak memperdulikan keberadaan Fia yang menatap mereka sendu. Sampai mereka hilang di belokan koridor Fia masih menatap ke arah mereka. Sampai suara guru BK kelas XI yang memanggilnya mengintruksi.

Sahabat? (Hiatus)Where stories live. Discover now