Chapter (17)

52 5 0
                                    

Rara Pov :

Kok gwe rasa apa yang di rasain Leo bakal terjadi ya. Gwe bener-bener punya firasat buruk sama kaya Leo
Sejak kepulangan Leo, Rara selalu melamun tak henti-hentinya sampai-sampai ia mengabaikan panggilan kakaknya.

"Dek, turun makan!" panggil Fahru kakak Rara sambil mengetuk pintu kamar Rara berkali-kali
"Dek, kamu di dalem kan?. Dek" panggil Fahru lagi.karena tak ada sautan dari Rara Fahru menjadi khawatir dan langsung membuka pintu kamar Rara yang tidak di kunci sang empunya

"Astaghfirullah, kak Fahru kalau masuk kamar tu ketuk pintu dulu, ngagetin Rara aja bisanya" ucap Rara kaget dengan kedatangan kakaknya

"Hah, enak aja kalau ngomong. Main nyerocos aja, gwe udah berdiri di depan pintu kamar lo dan manggil berkali-kali, tapi sayangnya sang empunya kamar tidak menjawab satu katapun hingga gwe sebagai kakak yang baik hati khawatir dengan keadaan adik sematawayang gwe" cerocos Fahru panjang lebar.

"Hehehe, maaf kak. Emm kakak mau apa sih tumbrn banget ke kamar Rara?" tanya Rara

"Oh iya, ayo makan. Bunda dari tadi manggil-manggil lo dari bawah tapi lo gak turun-turun ya udah gwe aja yang naik, dari pada bunda" jawab Fahru

"Fahru Rara buruan turun" panggil bunda Rara dari bawah

"Tuh, denger gak lo?" tanya Fahru

"Hehehe, iya kak, gwe denger" jawab Rara cengengesan

"Iya bun, ya udah ayo turun" teriak Fahru menjawab panggilan dari bundanya dan mengajak adiknya turun

Setelah itu mereka berdua turun ke ruang makan.

"Lama banget si, pada ngapain di atas?" tanya bunda mereka, ketika mereka sudah sampai di ruang makan

"Ini nih bun, anak cewek bunda sekarang doyan banget bengong" jawab Fahru

"Pantesan aja, dari tadi di panggil gak ada suaranya" ucap ayah mereka

"Udah ayo makan!" perintah bunda mereka tak terbantahkan

🐻🐻🐻

Setelah makan malam selesai mereka mengobrol, meluangkan waktu untuk bersenda gurau di ruang keluarga.

TING TONG

"Eh, ada tamu. Siapa yang mau buka?" ucap bunda mereka

"Aku aja bun" ucap Rara langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu utama

"Assalamu'alaikum" salam seseorang dari balik pintu

"Wa'alaikumsalam" jawab Rara sambil membuka pintu

"Ra, kita ganggu gak?" tanya Fia pada Rara

"Nggk kok, ayo masuk. Ke kamar gwe aja ya. Soalnya ruang keluarga lagi di pakai" ajak Rara pada sahabat-sahabatnya

"Siapa ra?" tanya Fahru

"Sahabat tercinta aqoh kak" jawab Rara

"Assalamu'alaikum ayah, bunda, kak Fahru" ucap mereka bersamaan

"Wa'alaikumsalam" jawab ayah, bunda dan Fahru bersama

"Tumben, ada acara apa nih?" tanya Fahru kepada mereka

"Biasa kak, urusan anak cewek" jawab Riana

"Ya, tapi kan ini udah malem. Kalian kesini naik apa?" tanya Fahru lagi

"Ya, namanya juga cewe kak" jawab Rara

"Kita tadi naik taksi kak" saut April

"Udah-udah, yah, bun kak kita naik dulu ya. Assalamu'alaikum" pamit Rara pada orang tuanya lalu mengajak sahabat-sahabatnya ke kamarnya

"Wa'alaikumsalam"

🐻🐻🐻

"Ada apa sih? Tumben banget kalian ke sini?" tanya Rara saat mereka sudah sampai di kamar Rara

"Entahlah, kita punya perasaan gak enak aja gitu" jawab Fia

"Mangsutnya?" tanya Rara lagi

"Tadi sore kan gwe jalan-jalan ke taman komplek gwe, lah gak sengaja gwe denger pembicaraan Yasa sama abangnya. Katanya cepat atau lambat sahabat-sahabat Yasa harus tau semuanya dan waktu itu akan segera tiba, begitupun dengan kepergianmu" ucap Fia menceritakan semuanya

"Mangsutnya apaan?" tanya Rara bingung

"Ya mana gwe tau" jawab April

Semua terdiam, keheningan mendatangi mereka. Mereka memikirkan apa maksut dari kata-kata tersebut, banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan terjadi.

"Eh, udah malem tidur aja yuk! Besok kita tanya Yasa" usul Fia yang hanya di jawab dengan anggukan.

Perlahan-halan kegelapan mulai mendatangi mereka.

Sahabat? (Hiatus)Where stories live. Discover now