02. Selamat Pagi (1)

23.5K 4.1K 337
                                    

Aku mau dateng lebih pagi ke sekolah. Sebenernya bangun kepagian terus mau cepet ada di sekolah. Aku keluar kamar, udah cantik udah wangi tinggal ikutan militer. Aku jalan ke seberang kamarku dan kuketuk pintunya.

"A?" panggilku.

"Hmmmm."

Mulai nih siluman.

"Aku buka ya?" kataku sambil buka pintunya.

"Mau ngapain?" tanyanya yang ternyata udah bangun tapi masih selimutan sambil main hp.

"Anterin ih."

A Dery diem bentar sambil liatin aku yang udah seragaman.

"Tumben nyubuh."

Kakakku, Hendery. Kuliah di universitas yang bagus banget biayanya mahal, tapi tetep aja bego.

"Dingin ah."

"Gue berangkat sama siapa dong?"

"Sendiri lah."

"Bilangin ke Mama."

"BURU TUNGGU DI LUAR." katanya sambil langsung bangun.












A Dery mau nganterin aku karena kalau gak mau, dia aku ancam bilangin ke Mama atau Papa. Soalnya kata Papa kalau dia gak mau jadi supir Mama atau aku, percuma. Mobilnya bakal Papa sita. Lagian aku juga gak dikasih kendaraan, ada motor nganggur sih tapi males.

"Jangan suka ngadu lah, yang. Tiap hari dianter lagian. Sehari enggak apa susahnya sih?" keluh a Dery waktu kita di jalan.

Gak aku jawab. Iya a, ngerti. Tapi aku juga males kalau naik umum, uang jajanku kepotong jadinya.

"Ayang punya kuping?"

"Punya." jawabku.

"Kedengeran gak?"

"Iya, kedenger."

A Dery orangnya ngambekan, tapi baik, tapi ngambekan. Gak kerasa udah sampe, jalanan juga tadi lengang banget.

"Dijemput jam berapa nanti?" tanyanya.


"Tiga."

"Eh bentar." tahan a Dery waktu aku buka pintu.

Aku noleh.

"Ada temen gue disini."

"Siapa?"

"Renjun, kenal gak?"

"Temen darimana?" tanyaku.

"Dari band."

A Dery emang anak band gitu lah, gak ngerti juga.

"Temen sekelas itu mah."

"Serius?" katanya sambil sumringah. Apaan coba?

"Serius, emang kenapa?"

"Mau dibantuin deket gak? Baik anaknya."

Duh, jadi inget kemaren. Gimana kalau Renjun nganggap Nancy serius?

"Gak usah, makasih." kataku cepet sambil keluar.

Aku jalan cepet masuk ke sekolah dan jalan cepet-cepet ke tangga. Gara-gara masih sepi, jadi serem. Eh nyampe di tangga tiga ada orang. Bagus, jadi aku gak takut banget. Orang itu udah nyampe atas tapi masih diem dan nunduk gitu kayak main hp, kayak mau belok ke kanan juga. Sama dong? Kelasku juga di kanan.

Ah, dia lagi. Waktu dia belok, mata kita ketemu.

Lee Jeno.

BLUE 📖 (✔)Where stories live. Discover now