36. Sick

10.3K 2K 51
                                    

"Pssst, Jen."

"Jeno!"

Jaemin sama Haechan udah lebih dari satu kali manggil Jeno pelan tapi yang dipanggil gak dengar. Aku juga diem-diem lihat dia, tetep aja gitu. Main ponsel dibawah meja, main game? Dua jempolnya ngehajar layar hape, kira-kira itu yang bisa aku lihat dari sini. Tangannya gak sakit apa? 'Kan semalem jatoh dari motor.

"Jen!" panggil Jaemin sekali lagi, dan yang punya nama tetap gak sadar.

Ada yang salah, Pak Johnny sadar itu. Kulihat beliau mulai jalan ke arah Jeno, cuma dalam sekali tarikan.

"Berdiri di lorong." ponsel Jeno berhasil ada di tangan Pak Johnny.

Jeno berdiri dan langsung keluar kelas, kenapa sih?

"Bego." umpat Jaemin yang di belakangku.

Selanjutnya pelajaran ketiga ketika dimana hukuman Jeno selesai dan setauku ponselnya disita. Bu Wendy selesai dan aku disuruh ambil buku di mejanya, di ruang guru. Karena yang disuruhnya cuma aku, ya aku pergi sendiri. Lagian Nancy sama Shuhua atau yang lain juga gak sadar aku dipanggil Bu Wendy tadi.

Selesai dari ruang guru, aku bawa setumpuk buku sendirian.

"Permisi," kataku waktu anak kelas 3-5 agak ngalangin jalan.

Sampai akhirnya aku di pintu kelasㅡ




BRAKKK!!!




"Eh napa lu?"

"Jel?"

Aku jongkok dan langsung ambilin buku yang jatuh berserakan di lantai, sempet-sempetnya kaki nyangkut ke pintu.

"Gue bantuin." kata seseorang itu sambil langsung bantu aku bawain buku-bukunya.

Tanpa lihat orangnya, aku tau siapa dia. Makasih, Jaemin. Aku berdiri setelah setengah dari tumpukan buku tadi kekumpul, yang lain ada yang ngedeket mau bantu tapi Jaemin dan aku lebih cepet beresin.

"Nih." kata Jaemin sambil berdiri.

"AWAS WOI."

"BHAHAHAHA HAECHAN MESUM."




DUKKㅡBRAKKK!!!




Jaemin kedorong dari belakang yang bikin dia maju sekaligus nabrak aku yang lagi berhadapan sama dia. Aku hampir jatuh kalau aja Jaemin gak nahan tanganku, tapi buku-buku di tanganku setengahnya jatoh lagi.




DUKK!




"Minggir!"

"Jeno!"

Jeno tiba-tiba dateng ke tengah, jalan nabrak kita yang bikin aku dan Jaemin otomatis rada kedorong.

"Santai, Jen. Gue cuma bantuin." lanjut Jaemin agak mundur masih dengan muka datar setengah gak enak.

Aku natap Jaemin berharap kalau dia ngerti aku minta maaf.

"Hayu, jun." ajaknya ke Renjun dan mereka keluar.

Sekarang ini, aku tau beberapa orang di kelas fokus ke aku dan Jeno. Malu. Aku lagi-lagi mungutin semua buku yang berserakan.

"Kamu." aku diem sebentar. "Gak usah bantu." lanjutku waktu Jeno jongkok.

Aku menekankan supaya dia dengar jelas. Kemudian Jeno berdiri lagi dan ngelangkah pergi. Selanjutnya aku duduk di bawah, Nancy sama Nakyung nyamperin dan beresin buku-bukunya.

"Jel," ini Shuhua di sebelahku.

Jeno kenapa sih? Kalau bad mood ya gak usah sekolah. Udah dihukum tadi pagi, siang malah salah paham ke temen sendiri. Mau apalagi nanti? Berantem lagi? Aku gak habis pikir.

"Jel, hei,"













Setelah hari itu, aku malas berinteraksi dengan Jeno meskipun sebetulnya aku ingin tau ada apa dengannya. Namun terlambat, tiga hari setelah hari itu Jeno ditangkap guru karena ketauan ngerokok di kawasan sekolah di hari sebelumnya. Hari itu pada jam sebelas pagi Jeno dipanggil guru keluar dan ketika kembali ke kelas, Jeno tiba-tiba bawa tasnya dan pamit pulang.

Setelahnya aku tahu dari Haechan kalau Jeno diskors tiga hari lamanya.

Tapi ini sudah lebih dari waktu skorsnya dan Jeno tetep gak sekolah itu artinya sudah satu minggu lebih aku gak lihat Jeno lagi di sekolah. Aku sebetulnya sempat kirim dia pesan tapi Jeno sama sekali gak balas. Lho? Harusnya aku dong yang kesel, pun aku sempat tanya ke Jaemin dan Haechan. Tapi jawaban mereka sama perihal kenapa Jeno masih gak sekolah.

Orang tua Jeno gak ada yang datang.

BLUE 📖 (✔)Where stories live. Discover now