42. Setelahnya

5.4K 1.2K 71
                                    

Karyawisata selesai di hari ketiga. Hari itu kita pulang dan setelah sampai sekolah aku nunggu dijemput a Dery sementara Jeno pulang sendiri. Kuajakin bareng dia gak mau. Jeno pulang sama Yangyang, sama Youi juga. Katanya mereka mau pake taksi online aja.

Setelah Karyawisata, sekolah libur semester.

"Besok traktir gue yeee,"

"Traktir apaan?"

"Gak usah pura-pura lupa lo."

Aku cuma ketawa.

"Bukan besok bego. Masih lusa."

"Sama aja." jawab a Dery sambil nyetir.













Hari-hari awal libur aku lalui dengan hibernasi. Gak jauh pasti itu. Apalagi? Tapi hari ini aku mau ke rumah Jeno.




hazel
jyenoooo |
08:35

jeno
| apaaaaa
08:37

hazel
aku boleh ke rumah kan? |
kangen :( |
08:37

jeno
| kapan?
08:40

hazel
hari ini |
08:40

jeno
| oh agak siang tapi ya
| aku mau ke warnet dulu
| okeeee?
08:41

hazel
oh oke |
sama siapa? |
08:41

jeno
| yangyang youi
08:43

hazel
youi? |
08:43

jeno
| iya youi

| aku taruhan hari ini
| kalo aku menang uangnya
| aku beliin apa yang kamu mau
| lusa kamu ultah kan 😛
08:47

hazel
aku kesana jam 2 |
08:48

jeno
| oke kabarin aja 😘
08:48

hazel
si alay |
08:48

jeno
| 🥰
08:49






Sesuai apa yang kubilang, jam dua siang aku ke rumah Jeno. Di pekarangan rumahnya ada skuter. Perasaan Jeno gak punya skuter? Aku pencet bel sambil berdiri dan nunggu ada yang buka pintu.

"Haiㅡ"

"Yah! Mau pacaran?" tiba-tiba Yangyang dateng dari dalem setelah Jeno buka pintu.

Aku cuma senyum kikuk. Masih main, ya?

"Hai? Ketemu lagi, hehe."

"Eh? Iya hehe," jawabku seadanya waktu masuk ternyata ada Youi.

"Menang?" kutanya Jeno.

"Hah? Oh," Jeno nggeleng. "Jago dia." katanya sambil ngarahin dagunya ke Youi.

"Hazel sini, cobain." kata Youi yang lagi makan beberapa cemilan.

"Ini uangnya?"

Youi ngangguk sambil ketawa, sambil ngunyah. Aku cuma ketawa sambil cobain makanannya.

Hari itu aku kira Yangyang sama Youi bakal langsung pulang setelah aku datang, tapi bahkan sampai aku mau pulang pun mereka gak pulang-pulang. Di rumah Jeno juga sepi karena katanya tante Lim ada perlu dan Lami juga pulang ke rumahnya.

"Aku pulang sebentar lagi, jam enam pas, ya." kataku.

"Buru-buru, ah."

"Besok kamu ke rumah, dong." kataku.

"Hm, liat sikon." kata Jeno.

"Eh ulang tahun kamu bulan apa sih?"

"April."

"Empat bulan lagi, ya..."

"Kenapa?" tanya Jeno.

"Enggak. Aku mau pulang, Jeno."

"Oke, yuk."

"Woy mau kemana?" tanya Yangyang waktu aku sama Jeno berdiri.

"Nganterin." jawab Jeno sambil nyari kunci motornya.

"Maen sat."

"Balik nganterin. Kalian duluan aja." kata Jeno.

"Ah elah."

Yangyang sama Youi ikut keluar waktu aku mau pulanh dan mereka juga pergi. Aku tanya lah,

"Kamu mau kemana, Jeno?"

"Hm? Oh, enggak. Itu maen."

"Maen apa?"

"Biasa, game." jawab Jeno sambil nyalain motornya.

Astaga, masih belum beres?

"Kenapa jadi game terus sih, Jen."

Jeno diem, gak lama dia balik badan.

"Maksud kamu?" Jeno sedikit ketawa. "Aku 'kan emang biasa main game, biasa ke warnet juga kamu tau 'kan?"

"Harus ya dari pagi sampe malem?"

"Sampe malem apanya sih? Siang 'kan aku sama kamu disini?"

Aku natap Jeno, sementara Jeno keliatan kayak biasa aja. Lebih ke ngerasa bingung dan gak salah. Aku juga gak akan nyalahin dia, terserah.

"Kamu ke warnet aja. Aku bisa pulang sendiri."

BLUE 📖 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang