27. I Love You Too!!!

11.2K 2.7K 305
                                    

"T-tunggu, Jel."

Aku noleh, dan Jeno lagi berdiri tapi dia nutup matanya.

"Kenapa?"

"Pusing, bentar." katanya.

Padahal kita baru aja berdiri, dia udah duduk lagi. Kita selesai makan di satu cafe gitu, tetep aja di dalemnya ada kesukaan Jeno. Iya, apalagi lah kalau bukan ice choco.

"Kamu kurang darah deh." kataku.

"Kayaknya gitu." Jeno nyender.

Aku jadi kepikiran gimana dia kalau futsal. Gimana kalau tiba-tiba pusing gini.

"Jangan futsal-futsal lagi aja." kataku.

"Nanti dimarahain Seungmin."

MALAH LEBIH TAKUT SAMA SEUNGMIN.

"Seungminnya nanti aku marahin lagi!" kataku.

Jeno malah ketawa.













"Jel," katanya waktu kita di jalan.

"Apa?"

"Nanti aku mau ngasih sesuatu."

"Kenapa nanti?"

"Biar kamu penasaran."

"Jangan ngomong!"

Perjalanan hari itu rasanya aku ingin ubah jadi sejauh benua supaya bisa lama-lama sama Jeno.

"Lain kali jangan anter sampe rumah." kataku.

"Kenapa? Inget Jaemin, ya?"

"Hahㅡeh? Apaan deh." kataku.

Jeno ketawa.

"Udah ah!"

"Jel,"

"Apa lagi?"

"Bayar ongkos."

"Ongkosnya pake peluk bisa enggak?

"Bisa, bisa."

Aku nyamperin laki-laki itu dan meluk dia! Ini dia meluknya malah kayak anak kecil ke mamanya dong.

"Sampai pagi lah kayak gini."

"Selamanya aja." kataku.

"Pegel ah."

Aku ketawa dan ngelus rambutnya. Jeno wangi, tapi gak nyengat juga. Wanginya selalu enak.

"Jel,"

"Apalagi Jeno?"

"Kalau nanti misalnya kamu nikah sama orang yang bukan aku gimana?"

Pertanyaannya apaan sih!!!!

"Kamu apa sih." aku ngelepas pelukan dia. "Kenapa jadi aku?" kataku.

"Karena kalau aku udah jelas nikahnya cuma mau sama kamu."

"Masih SMA udah nikah nikah aja. Pulang sana!"

"Sekali lagi peluk."

"Gak mauuuuu." kataku.

"Pelit!"

"Maksa teros."

"Sini, aku punya ini." katanya.

Aku yang mau ngelangkah pergi, jadi ngedeket ke dia. Aku jadi inget yang soal di motor dia mau ngasih sesuatu.

"Apa? Yang tadi kata kamu?"

Jeno sibuk ngeluarin sesuatu dari sakunya. Kayak susah gitu. Aku anteng dong merhatiin dia.

EH TAUNYA MALAH.

"Ih Jenoooooooo!" aku refleks pegang pipiku setelahnya.

Jeno malah ketawa. Tapi aku juga pengen ketawa! Aku jadi ketularan gila gara-gara Jeno!

"Gemes banget sih."

"GEMES APAAN SIH AH!"

Jeno ketawanya kayak yang enak aja.

"Kamu gak boleh kayak gitu sembarangan!" kataku. "Gak boleh tiba-tiba."

"Ya udah nanti bilang." katanya.

"Bilang apa?" tanyaku.

Duh otak gak sinkron kenapa sih deg-degan lagi ini!

"Jel, aku mau cium ya boleh gak?"

"JENOOOO!!!!"

Malam itu rasanya aku gemes banget sama Jeno. Kenapa sih dia keliatannya kayak anak kecil kalo ketawa terus matanya hilang. Ngebayangin doang aku sampe deg-deg an.


jeno
| aku udah sampe rumah
|

udah tidur ya?
21:15


Aku gak bisa ngetik.


📞"JENOOOOOOOO."

📞"Kenceng banget!"

📞"Aku deg-deg an TANGGUNG JAWAB!"


Yang dimarahin cuma cekikikan.

📞"Jeno,"

📞"Iyaaa?"

📞"Aku sayang kamu juga." kataku.


Entah kenapa. Aku tiba-tiba inget apa yang dia bilang malam itu. Waktu akhirnya kita mutusin buat balik lagi. Bukannya ngejawab. Cuma kedenger suara nafas doang.

📞"JANGAN TIDUUUUUUUR."

📞"Enggak. Cuma mau denger lagi aja."


Hah?


📞"Denger apa?"

📞"Aku sayang kamu juga."

📞"Aku sayang kamuuuuu, Jeno."


Dia ketawa.


📞"Jangan ketawa! Aku serius!"

📞"Maaf."
📞"I love you."

📞"Sekali lagi."¹

📞"I love you."

📞"Lagi lagi." kataku sambil nahan ketawa.

📞"I love you." katanya masih sama.


Rasanya aku mau terus sayang sama laki-laki yang lagi telepon aku ini!

BLUE 📖 (✔)Where stories live. Discover now