18. Perasaan yang Asing (3) - 🎵

11.2K 2.5K 213
                                    

Aku ke sekolah bareng Nancy pake motornya. aku sempet tanya dia gini,

"Lo kabur kok bisa bawa motor sih?"

"Iya, hebat gak?"

Hebat apanya, pusing! Hari ini, Shuhua gak sekolah.

"Yang nikah 'kan tantenya, bukan dia." kata Nancy.

Bacot banget, heran. Waktu mau ke lab jam pelajaran keempat, Nancy duluan sama Chaeyoung karena kebelet mau ke toilet dulu. Nah, ada yang nyamperin aku. Siapa lagi kalau bukan si siluman belut.

"Jangan ke lab yuk." katanya.

"Emang mau kemana?" tanyaku.

"Kabur."

"Bego!"













"Jel,"

Aku noleh. Da diem, tapi aku ngerti. Aku noleh ke Nancy.

"Nancyㅡ"

"Gue ngerti." katanya.

Ini jam pulang, awalnya aku mau pulang sama Nancy tapi Jeno manggil, dan aku tau maksud dia. Gak lama Nancy keluar, keadaan kelas juga sepi. Beberapa hari ini juga Jaemin suka nongkrong sama Seoyeon bareng temen-temennya di kantin. Bukan aku merhatiin, kelihatan!

"Yuk." kata cowok itu.

Aku berdiri.

"Futsal lu! Kabur mulu." itu suara Seungmin.

Jeno anak futsal? Aku noleh ke Jeno, yang dipanggil lagi nyengir ke Seungmin di belakang.

"Besok, besok."

"Kok gak pernah latihan?" tanyaku.

"Capek, lagian 'kan baru sembuh."

Aku mendelik.

"Alibi wae."

"Ngapain ah futsal, gak ada kamunya." katanya.

"Ya terus gue harus jadi kiper biar keliatan lo terus?!"

Dia malah ketawa.

"Jadi wasit!" usul dia.

"Gak mau, dibully."

Anehnya, aku malah ikut ketawa.

"Jel,"

"Hm?"

"Enggak." katanya.

"Geje!"

Kita jalan sampai lantai dasar, aku naik motornya setelah dia ada didepanku. Jeno gak langsung anterin aku pulang, kita ke minimarket dulu. Dia sih, bukan aku. Tiba-tiba dia dateng udah bawa barang aja. Ini kayaknya dia suka banget deh gak langsung pulang kalau udah pulang. Ngerti gak?

Setelah dari minimarket kita ke taman. Taman ini sih emang jadi spot banget, tempatnya juga enak. Adem gitu, aku suka kesini dulu jaman SMP buat sekedar duduk, curhat, atau kabur kalau berantem sama A Dery. Kita duduk di salah satu bench dan Jeno kasih aku air mineral dingin sama ada beberapa makanan manis yang dia beli.

"Mau ngapain kesini?" tanyaku.

"Mau sama kamu."

Aku buka salah satu makanan yang dia beli, ada pie kering gitu, bentuknya hati. Dua sampai tiga menit gak ada yang suara. Aku sibuk ngemil, Jeno nyender dan merem.

"Hei pacar." kata dia.

Geli. Aku diem, mau pura-pura tuli.

"Pacarnya jeno."

Aku gak gubris.

"Hazel pacarnya Jeno."

"Apa sih pacar pacar?!"

"Enggak." katanya sambil senyum-senyum gak jelas.

Jeno itu manusia paling gak jelas di muka bumi! Dia suka ngomong ngelantur tapi aku ingin ketawa dengarnya. Tiba-tiba dia negakin punggungnya, lalu ngeluarin slime warna hijau dari tasnya.

"Aku nyuri punya Lami." katanya.

Oh iya soal Lami, ternyata dia anak kelas satu di SMA yang sama kayak aku sama Jeno. Cuma aku bener-bener jarang lihat cuma karena beda lantai. Aku diam lihat dia main slime.

"Jorok." kataku.

Dia noleh.

"Kenapa?"

"Kayak ingus."

"Ingus kamu?" tanyanya.

"ENGGAK LAH!"

Dia ketawa, tiba-tiba dia nyodorin jar slimenya ke aku.

"Apa?" kataku.

"Nih, biar kamu inget aku."

"Gimana?"

"Soalnya ingus aku kayak gini." katanya.

"Jorok, Jeno!!!!"

Dia ketawa lagi. Dia mainin slimenya di wadahnya pake satu jari ditusuk-tusuk gitu.

"Ini kalau gini jadinya bunyi, Jel."

"Iya tauㅡ"

"Nah nah!" katanya, asik sendiri. "Kedenger gak?" tanyanya sambil nganga sumringah natap aku.

Apa sih, aku gak suka slime. Jijik.

"Pegang." katanya.

"Gak mau."

"Sekali."

"Maksa!"

"Ini ingus aku."

"JENO!"













Tadinya aku mau bilang soal Shuhua ke Jeno, tapi lebih baik gak usah. Tapi gak tau deh. Aku turun dari motornya dan Jeno lagi-lagi nahan tanganku.

"I love you, Jeno." kataku.

Tapi dia malah senyum, lalu ketawa puas.

"Aku bukan mau minta itu, tapi ya udah, love you too." katanya.

Ya gak apa-apa sih, aku emang mau bilang aja.

"Kalau besok kita gak ketemu lagi gimana?" tanya dia.

Eh? Maksudnya apa?

"Serius?" tanyaku.

Aku pikir-pikir, waktunya cuma tinggal tiga hari lagi. Dua hari besok weekend, dan hari terakhirnya senin. Setelah itu, seminggu habis.

"Bohong." dia nyengir. "Besok jam 4, aku tunggu. Nanti aku share loc."

Besoknya, sekitar jam empat sore aku sampai di tempat yang Jeno kasih tau, tapi kenapa ini rumah sakit?

BLUE 📖 (✔)Where stories live. Discover now