(FOLLOW SEBELUM BACA)
[COMPLETE]
Rachel Ganesha harus rela dipindah tugaskan dari dokter di rumah sakit menjadi dokter untuk para atlet. Ia memang amat menyukai olahraga cabang badminton, tapi ikut berkecimpung didalam lingkaran olahraga tersebut t...
"Lo kenapa sih, sensian banget hari ini, efek nonton film sedih, iya?"
Udah deh, sekarang gue udah nggak tahan buat debat. Karena kondisi tubuh emang kayaknya mau drop, gue pun milih nggak jawab pertanyaan kevin lalu masuk begitu aja kedalam mobilnya.
Kevin yang lihat gue masuk pun juga ikut masuk kedalam mobilnya.
Tanpa banyak ngomong, kevin dengan cepat menyalakan mesin mobil lalu melajukannya pulang.
Saat di tengah perjalanan, nggak ada yang membuka pembicaraan. Semua sunyi senyap, bahkan radio pun nggak dinyalain.
Gue beberapa kali mergokin kevin natap gue terus fokus lagi ke depan. Kelihatannya dia tengah penasaran, tapi gue terlalu malas buat sekedar tanya ataupun menjawab pertanyaan.
Gue kira, kita bakal diem-dieman sampai apartemen gue, tapi ternyata kevin nggak bisa nahan untuk sekedar tidak ngomong.
"Lo yakin nggak pa-pa?" Kevin tanya dengan raut wajah yang kelihatannya khawatir.
Gue noleh dan lihat muka dia, boleh nggak sih gue seneng dikit aja dan percaya kalo sekarang dia khawatir sama gue?
"Hhm..." gue malas jawab panjang lebar, akhirnya gue cuma bisa jawab dengan gumaman doang.
Gue ikut fokus melihat jalan kedepan sedangkan kevin terus mengganti pandangannya.
"Fokus vin lihatnya kedapan jangan noleh-noleh." Gue negur karena sekarang sudah was-was, dia keseringan noleh.
"Gue cuma mau liat muka lo chel, gue nggak yakin mata lo bengkak cuma karna abis nonton film doang."
Aduh mpin please deh, jangan bikin gue tambah jatuh lagi, gue udah nggak sanggup kalo harus nanggung baper lebih dari ini.