21. Mulai

8.5K 759 29
                                    


♥♥♥

Rachel makan dengan lahap, tubuhnya terlalu lelah dengan segala perdebatan dengan Kevin beberapa saat lalu. Jika saja ia dalam keadaan normal seperti hari-hari lain, sudah dipastikan ia pasti menangis sesegukan setelah beradu mulut dengan kevin, terlebih membahas masalah perasaannya yang bertepuk sebelah tangan.

Setelah selesai makan, Rachel mengucapkan terimakasih pada Aqsa yang juga saudara serta teman-temannya atas bantuan yang ia dapat hari ini.

Rachel masih punya beban, ia memikirkan bagaimana ia harus pulang sementara baik aqsa maupun Kevin tak ada satupun yang mengungkit masalah kepulangannya.

Rachel duduk menyendiri di teras depan resort.

"Mama pasti khawatir." Keluhnya resah.

Kevin datang kemudian ikut duduk disampingnya sambil membawa 2 buah kopi kaleng.

Rachel menatap kevin dalam diam lalu menyambut kaleng kopi tersebut setelahnya meminumnya tanpa menunggu kevin membuka kopinya.

"Lo pulangnya gimana?" Tanya kevin.

"Menurut lo, gue nggak bawa hp, gue juga nggak bawa sepeserpun uang."

Kevin berpaling menatap rachel.

"Mau gue pinjemin uang buat lo balik, nggak usah mikirin kapan lo bisa balikin." Kata kevin masih dengan wajah datar.

Rachel tertawa hambar, "sadis, lo biarin gue pulang sendirian?"

"Jadi ini maksudnya lo minta antar pulang?"

Rachel tidak bisa membalas perkataan kevin, Kevin berhasil membuat kata-katanya seakan habis untuk melawan di setiap perdebatan.

Rachel yang terlanjur gengsi pun mengembuskan nafasnya kasar. Ia berdiri dan mengulurkan tangannya pada kevin.

"Seratus ribu.." ucapnya sambil menatap lurus kearah kevin yang masih duduk.

Kevin meminum kopinya lalu setelahnya berdiri, ia membuka dompetnya dan mengeluarkan uang 100ribuan sebanyak 2 lembar.

"Kali aja lo perlu makan lagi ditengah jalan." Ucap kevin sambil menaruh uang tersebut ketangan rachel.

Rachel serasa ingin meledak, rasa jengkel dihatinya kini sudah tak terbendung. Ia meremas uang tersebut lalu melemparnya kearah kevin.

"Yang pertama untuk kekurang ajaran lo yang udah tega nyuruh gue pulang sendirian."

Lalu setelahnya Rachel melempar lagi uang yang lain, "dan terakhir untuk mental lo yang kayak biji kacang, yang sama sekali nggak tau gimana cara menghargai cewek!"

Rachel marah, tentu saja dia marah saat ia merasa diperlakukan dengan murah.

Rachel berjalan dengan cepat keluar resort lalu berlari menuju jalan Raya yang letaknya tidak terlalu jauh.

Ia terengah-engah berlari dan sesekali menengok kebelakang, ia menyadari tak ada yang mengejar dan itu semakin membuat dadanya sesak.

"Bodoh, sudah tau sakit masih aja nengok ke belakang, dia nggak bakal ngejar chel, lo bukan apa-apa buat dia jadi stop ngarepin cowok nggak punya hati kayak dia, dia brengsek dan lo gila kalo masih sayang sama dia." Rachel terus meracau sambil mengedarkan pandangannya mencari taksi.

Pink Shuttlecock | Kevin Sanjaya ✔Where stories live. Discover now