35. Danu dan Australia

6.5K 506 2
                                    

❤❤❤

Turnamen di Singapura resmi berakhir. Semua atlet dan para official terbang pulang menuju Indonesia.

Menahan perasaan bersalahnya, kevin duduk dikursi pesawat dengan gelisah. Sebelum ia pulang, ia berusaha menghubungi Ben, kakaknya Rachel, tapi ben tak mengangkat satupun penggilan dari kevin dan itu berhasil membuatnya gusar sepanjang perjalanan.

Koh sinyo yang melihat kegelisahan kevin pun menghembuskan nafasnya pelan, "tenang vin, kita bakal segera sampai, jadi sebaiknya lo istirahat dulu, gue tau lo kurang tidur, jangan sampai lo juga ikut down."

Kevin menatap nanar kearah koh sinyo, "aku nggak bisa koh, aku capek aku pengen istirahat tapi rasa bersalahku seakan nggak ngasih izin buat aku sekedar berfikir positif barang beberapa menit." Keluh kevin.

***

Ben berjalan ke kamar Rachel, disana ia mendapati rachel tengah menatap ponselnya.

"Chel.."

Merasa terpanggil, Rachel menolehkan kepalanya nya menatap ben.

"Ya?"

"Pacar lo dari tadi nelpon gue." Kata ben datar.

"Oya, terus dia bilang apa?" Rachel terlihatbl bersemangat.

Ben menatap datar Rachel sebentar, "nggak gue angkat."

"Kok?"

"Ntar dia kesini, bakal ganggu istirahat lo."

Rachel menatap sendu ke arah Ben, ia melafalkan berbagai umpatan kecil pada kakaknya tersebut.

"Lagian kenapa dia nggak nelpon lo, kok nelpon gue?"

"Itu karna nomer nya gue blok." Sahut Rachel pelan.

Ben mendekati rachel kemudian duduk disamping tempat tidur adiknya tersebut, "chel gue mau tanya sama lo tentang kevin."

Rachel menatap ben dengan takut-takut, "tanya apa?" Sahut rachel terdengar defensif.

"Lo bahagia sama dia?"

Pertanyaan ben membuat Rachel merasa suhu tubuhnya naik, ia berfikir sambil mengingat-ingat apa saja hal menyenangkan yang pernah ia lakukan dengan cowok tengil tersebut.

Rachel mengangguk pelan, wajahnya merah merona hanya karena pertanyaan dari ben.

Ben tersenyum sambil mendaratkan tangannya membelai surai rachel.

"Kalo lo bahagia gue juga bakal bahagia chel, walaupun kali ini gue tetap bakal kasih dia pelajaran kalo kita ketemu."

"Ben please, jangan lakukan apapun sama dia."

Ben menatap rachel dengan alis terangkat sebelah, "yakin, setelah beberapa hari dia ngacuhin lo, terus jalan sama temennya tanpa ngabarin lo, dan juga jalannya sama cewek serta lo yang tiba-tiba disuruh pulang sendiri, enggak semudah itu chel gue bisa maafin dia meskipun kadar hukumannya jauh lebih ringan karena gue tahu lo sayang banget sama dia."

Pink Shuttlecock | Kevin Sanjaya ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu