14. Ketemu

8.5K 665 9
                                    


♥♥♥

Waktu siang di hari senin. Kebetulan hari ini panas sekali. Bahkan rachel pun sudah tak terhitung meminum air es yang sengaja ia stok di kulkas ruangannya.

Dari tadi Rachel hanya duduk dikursinya sambil memperhatikan vinie yang tengah sibuk dengan ponselnya. Sepertinya vinie sedang bertengkar dengan seseorang diseberang ponselnya, hal itu terbukti dari seringnya ia mendengus kesal setelah bunyi chat masuk dan ia membaca isinya.

"Lo kenapa sih vin, dari tadi has-hus has-hus terus, bulu idung lo udah kemana-mana tau!" Rachel berniat bercanda tapi vinie membalasnya dengan menatap jengkel kearah rachel.

"Udah deh nggak usah pake acara ngatain, gue dalam keadaan genting ini."

Rachel berjalan mendekat dan duduk dikursi dengan meja panjang yang biasa mereka gunakan untuk konsultasi dengan pengunjung klinik.

"Emang genting apaan?" Tanya rachel saat ia duduk dekat dengan Vinie.

"Ini chel, Pandu pergi ke Malang nggak bilang-bilang sama gue, alasannya nggak sempat tapi nyatanya dia udah 2 hari di Malang!" gerutu vinie.

"Al elah, nggak bilang doang, kali aja dia beneran nggak sempat vin, ya positif thinking aja lah."

Vinie menatap rachel dengan tatapan tidak percayanya, "lo sih enak bilang kayak gitu, nggak kayak gue yang mikirnya udah macam-macam."

"Terus lo dari tadi marah-marah sama pandu, pandunya minta maaf nggak?"

"Ya iyalah, berani nggak minta maaf, niih gue cetek telinganya sampe lepas."

"Sadiiss, ya udah sih nggak usah marah lagi, dia juga udah minta maaf kan."

Vinie menghembuskan nafasnya pelan, "iya juga sih, lagian gue juga udah bikin perjanjian sama dia buat nebus salahnya dia."

"Perjanjian?"

Vinie menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "gue nyuruh dia ngontak gue setiap sejam sekali selama dia di Malang."

Rachel yang tadinya meminum airnya pun langsung menyemburkan air, untung saja tidak mengenai wajah vinie.

"Jorok banget sih lu!" Ucap vinie.

"Ya sorry, gue kaget vin, lo serius bikin Pandu janji kayak gitu?"

Vinie pun menganggukkan kepalanya sambil tertawa kecil, sepertinya dia sudah tidak marah lagi pada kekasihnya.

"Terus sore ini jadi?" Tanya Rachel yang berhasil membuat vinie membulatkan matanya.

"Jadi apaan, emang kita ada janji?"

Kebiasaan vinie yang selalu bisa membuat rachel geram, vinie mudah lupa kalau sudah berjanji padanya.

"Lo kan mau nemenin belanja buat kado Nyokap gue vin!"

Vinie menepuk dahinya, "ya ampun chel gue lupa gimana dong?"

Rachel mendengus pelan, "ya udah sih nggak pa-pa, untung aja gue ingetin."

"Bukannya gitu, tapi-"

Rachel menatap datar pada Vinie, ia hafal jika vinie sudah seperti itu, ada kemungkinan janji mereka bakal batal.

"Tapi apa? Jangan bilang lo juga bikin janji sama yang lain!"

Vinie tersenyum dengan senyuman canggungnya, "gue sore rencananya mau nemenin jorji terapi."

Rachel pun menghela nafasnya lagi, kalau sudah seperti itu alasannya, ia tidak mungkin menyuruh vinie untuk lebih memilihnya.

***

Pink Shuttlecock | Kevin Sanjaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang