22. Not Yet

8.8K 659 27
                                    


♥♥♥

Rachel menatap kevin dengan tatapan tidak percayanya.

Ketika dirinya sudah terlalu lelah dan didalam fikirannya hanya ada satu aktifitas yang terbayang, istirahat, tapi kevin membuatnya kembali berfikir keras.

"Maksud lo apa vin, gue nggak ngerti."

Kevin terlihat mengeratkan pegangan tangannya pada rachel, "kita mulai dari awal chel, awal dari suatu hubungan, lo sama gue." Jelas kevin yang sangat berharap rachel dapat mengerti.

Rachel menunduk dan masih memasang wajah berfikir keras.

"Kepala gue pusing vin, kalo lo ngomongnya ribet gue nggak bisa mencerna." Keluh rachel.

"Gue sayang sama lo, gue mau lo jadi pacar gue."

***

Bohong kalo gue nggak faham apa maksud dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bohong kalo gue nggak faham apa maksud dia. Gue cuma mau memastikan dia bilang dengan jelas dan lantang apa maunya dia sama gue.

Gue nggak bisa nutupin perasaan gue sendiri, gue bahagia. Akhirnya, kata yang selama ini pengen banget gue denger malam ini bisa gue dengar, ini bahkan terdengar lebih indah dari alunan musik klasik yang sering diputar mama ketika dirumah.

Gue masih lihat wajahnya dia yang udah kaya kepiting rebus, walaupun sudah malam tapi wajah merahnya sangat jelas terlihat.

Kenapa sekarang badan gue rasanya agak segeran, padahal tadi sempat loyo? Kemana hilangnya pandangan yang tadi mulai mengabur, karena sekarang buramnya mulai hilang dan terganti dengan pandangan cogan yang saat ini melas sesuatu dari gue.

"Gue nggak bisa jawab sekarang, gue dalam kondisi yang nggak fit, takutnya gue jawab hanya karena faktor terbawa suasana."

Gue bukan bermaksud menolak dia, ya kali ngejar berbulan-bulan, banyak nangis juga giliran doi nembak gue tolak, ya enggak lah ya.

Gue cuma nyari waktu yang pas buat kita ngomong serius berdua, dengan tenang, tanpa adanya kondisi yang timpang.

"Ya udah lo istirahat, setelahnya baru kita bicarakan lagi nanti."

Kevin keluar dari mobil dan membukakan pintu buat gue. Gue turun dan langsung berjalan mendahuluinya.

Dia ngikut jalan dibelakang.

"Ngapain?" Gue nanya sama dia yang jalan dibelakang.

"Nganter lo." Sahutnya tanpa ekspresi.
"Nggak usah sudah malam, lo pulang aja, makasih tumpangan sama pertolongannya untuk hari ini."

Kevin berjalan mendekat lalu meraih tangan gue, setelahnya kami masuk kedalam lift.

"Lantai berapa?"

Gue masih natap genggaman tangan dia ditangan gue, hangat, bahkan hangatnya kini menjalar hingga keseluruh tubuh.

"15."

Pink Shuttlecock | Kevin Sanjaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang