Bab 19

1K 105 21
                                    

Hai jangan lupa vote dan komennya ya. Karena sebuah komen dan vote kalian sangat bearti untukku.

Seorang penulis terkenal saja jika mendapat sebuah Vote dan komen akan sangat senang sekali... Terimakasih dan selamat membaca.........

🌺🌺🌺🌺🌺

Setelah selesai dengan urusan itu, Kenzii, Albert, dan Dominic langsung beristiraht. Sementara Zilla sudah pergi keluar mencari makanan. Kenzii tidak bisa diam dia selalu mondar mandir sampai sosok Zilla muncul di hadapannya.

"Kenapa tuan tidak istirahat? Aku sudah bilang untuk istirahat, ini malah mondar mandir kayak setrikaan," ujar Zilla sambil menarik lengan Kenzii untuk duduk.

"Aku mengkhawatirkanmu, kau selalu saja berpergian sendiri. Apa salahnya mengajakku, aku ini sudah seperti orang lain untuk mu!" ujar Kenzii kesal karena Zilla selalu seperti itu.

"Maafkan aku tuan. Hukum aku jika kau ingin menghukumku, maaf bukan maksud ku seperti itu, tetapi jika kau ikut siapa yang menjaga kak Albert dan kak Dominic. Mereka sedang tertidur soalnya," ujar Zilla menjelaskan.

"Aku akan menghukummu!" ujar Kenzii tegas.

"Hukum saja, aku akan menerimanya," ujar Zilla sambil tersenyum.

"Kemarilah, mendekat. Cepat!" ujar Kenzii. Tak lama Zilla pun mendekat, kenzii menyuruhnya dekat lebih dekat dan....

CUUUUUUUUPPPPSSSSS

Ciuman mendarat di bibir Zilla, Zilla terbelalak kaget mendapat ciuman yang tiba-tiba itu. Zilla melepaskan diri dari pelukan Kenzii, dia memukul dada Kenzii pelan sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kau... Aaaah, hukuman apa ini? Kalau ingin menciumku bilang, kan aku kaget. Kalau kakak tau gimana?" ujar Zilla, mukanya bersemu merah.

"Apa salahnya, kan kau istriku. Aaah, kemarilah babang tamfan mu ini sudah lama tidak mencium miliknya yang tampan dan cantik ini," ujar Kenzii sambil menaik-naikkan alisnya.

"Gak mau... Aku gak mau, kau jaat," ujar Zilla sambil manyun.

"Hiiiiiiisssss gemesnyaa... Cium ciini cium, babang mau cium kamu," ujar Kenzii sambil mencubit pipi Zilla gemas. Kenzii mencium Zilla lagi, kali ini Zilla tidak menolaknya. Tanpa disadari Albert dan Dominic memperhatikan mereka yang bertingkah seperti anak kecil.

"Ahahahhahahahaaaha," gelak tawa terdengar. Albert dan Dominic tidak dapat menahan tawa mereka lagi.

"Apa yang kalian tertawakan ha?" ujar Kenzii kesal.

"Kalian lucu sekali, seperti anak kecil saja," ujar Albert sambil menahan tawanya. Tiba-tiba Albert memuntahkan es, mulutnya terasa beku dan penuh dengan es.

Zilla hanya diam sambil tersenyum, sementara Kenzii dan Dominic tertawa puas, Zilla yang melakukannya. Zilla mencairkan kembali, Albert merasa lega dan menghela napas. Zilla menutupi telinganya karena dia tau betul apa yang akan terjadi setelahnya.

"ZIIIILLLLAAAAAAAAA, KENAPA KAU TEGA SEKALI, HA? KALAU AKU MATI BEKU BAGAIMANA? AKU MERASA KAU SUDAH TIDAK SAYANG LAGI DENGANKU!" teriak Albert kesal.

"Maaf kakak ku sayang, habis kakak jahat. Kakak mentertawakan aku," ujar Zilla sambil berlalu pergi kedalam gua. Kenzii masih menahan tawanya.

"Apa kau? Tertawa aku bunuh kau!" ujar Albert kepada Kenzii. Kenzii langsung terdiam dan melanjutkan makannya.

Tiba-tiba Zilla kembali sambil berlari kearah mereka, napasnya terengah-engah dan tidak teratur. Kenzii, Albert, dan Dominic menatap heran dan menunggu apa yang akan dikatakan Zilla. Zilla mengatur napasnya dulu setelah itu dia baru mulai berbicara.

[BL]-RETURN (Buku 2)Where stories live. Discover now