Part 3: when love calls she to see unexpected accident

751 107 149
                                    

Fira meletakkan tas di atas bangku, lalu mendaratkan tubuh di sampingnya. Mata yang berwarna segelap malam itu sudah hampir terpaut rapat, tapi otaknya masih terus bekerja memikirkan hal lain.

Fara dan Faiz dia tinggal di perpustakaan. Sudah tepatkah itu?

Tidak, tidak. Fira tidak berpikir bahwa Faiz akan melakukan hal aneh pada Fara atau semacamnya. Namun, tetap saja ada yang terasa janggal hingga membuatnya tidak bisa mengistirahatkan tubuh dan terbuai dalam mimpi.

Fira selalu pulang bersama Fara. Karena Fara aktif dalam banyak ekskul, Fira sering menjadikan perpustakaan sebagai rumah ketiga setelah rumah dan kelas untuk dijadikan tempat  tidur. Atau, sekadar mengerjakan PR dan membaca buku sambil menunggu kegiatan Fara selesai. Sejak kelas sepuluh, itulah yang terjadi. Namun, sejak perjanjian itu ditandatangani, mungkin semua akan berubah.

Sesuai perjanjian, akhirnya mereka--atau lebih tepatnya Fara--telah merancang sebuah jadwal. Fara memberikan selembar cetakan jadwal itu pada Fira kemarin. Tidak tanggung-tanggung, Fara membuat jadwal itu layaknya jadwal pelajaran di kelas.

Semuanya berlalu begitu saja

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Semuanya berlalu begitu saja. Fira terlalu terkejut hingga tidak sempat memprotes apa pun. Terlalu kurang kerjaan hingga tingkah ajaib adiknya tidak bisa Fira tangani. Dan pada akhirnya, Fira hanya mengunci mulut rapat-rapat.

Sekali lihat, Fira tahu jadwal itu menyesuaikan dengan kegiatan Fara. Ah, tidak perlu bertanya tentang dirinya. Fira tidak mengikuti ekskul apa pun. Secara kasarnya, jika status pelajar tidak ada pada dirinya, dia hanyalah pengangguran garis keras.

Ini hari Senin, atau tepatnya ada pada jadwal Fara untuk mendekati Faiz. Beruntung, mereka yang notabene berada di kelas yang sama, kelas 11 IPS 1, memiliki PR yang rencananya akan dikerjakan hari ini di perpustakaan.

Setelah mengetahui hal itu, Fira berniat membuat Faiz dan Fara lebih dekat. Karena itu, daripada menunggu mereka mengerjakan tugas di sana, Fira malah ke lantai satu. Dengan dalih terlalu malas ke perpustakaan yang berada di gedung tersendiri, tepat di sebelah gedung jurusannya, jurusan IPA.

Karena itulah sekarang Fira ada di sini. Bertemankan angin pukul setengah lima sore yang menyejukkan. Sekolahnya memang ditumbuhi banyak pohon, membuai Fira untuk melanjutkan kegiatan tidur siangnya. Namun, berkat keganjalan yang menyerbu kepalanya, dia tidak bisa melakukan hal itu.

Fira menghela napas setelah beberapa menit hanya terbengong-bengong. Daripada berjibaku dengan pemikiran tidak jelas, ia memilih mengambil buku dari tas. Fira dengan cepat membuka halaman yang telah diberi tanda. Berniat mengerjakan tugas agar di rumah nanti bisa tiduran lebih lama. Ya, seperti murid lainnya, Fira juga diberi tugas--ralat, banyak sekali tugas.

When Love Calls [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن