Part 19.2: when love calls she to show the dark side of her

397 58 25
                                    

Bel pulang berbunyi pada akhirnya. Siswa yang lain menambah kecepatan menulis. Masalahnya, ada saja guru yang memberikan soal latihan di detik-detik terakhir bel hingga mereka kekurangan waktu. Fira, yang saat itu sudah menyelesaikan tugas terlebih dahulu, langsung saja merapikan buku dan memasukkannya ke dalam tas, meletakkan buku latihannya di atas meja guru dan segera pamit keluar kelas.

Saat berada di ambang pintu kelas, Fira melirik laki-laki yang juga sudah selesai dengan tugasnya dan mulai merapikan buku di depan bangkunya itu. Mungkij karena merasa dipandangi, Afandi segera mendongak hingga mata mereka bertemu beberapa saat. Afandi segera mengangguk, paham maksud tatapan Fira. Setelahnya, barulah Fira berjalan lebih dulu, menjauh dari tatapan para gadis yang memandang aneh, dan menuju perpustakaan.

Seharusnya, hari ini Fira dan Afandi tidak ada jadwal belajar di sana. Namun, sesuatu yang lebih besar harus mereka selesaikan.

Selama jam pelajaran berlangsung tadi, otak Fora dipenuhi pertanyaan 'mengapa?' sebab rasanya Fira tidak memiliki musuh. Bahkan, ia tidak pernah terlibat dalam keributan apa pun--kecuali apa yang telah terjadi di perpustakaan, pada kedua gadis yang Fira ancam. Kemungkinan kedua orang itu yang melakukannya juga sedikit. Kalau memang mereka, seharusnya kejadian ini lebih cepat terjadi. Bukannya seminggu lebih seteleh kejadian itu, seperti sekarang ini.

Namun, Fira punya satu asumsi yang lain. Sebenarnya, asumsi satu ini sangat menyebalkan, terasa sia-sia, dan juga kategori kurang kerjaan tingkat atas--hingga Fira sendiri ragu akan asumsinya sendiri. Namun, hanya itu yang bisa Fira simpulkan. Kesimpulannya adalah, yang memberinya kotak berisi teror itu adalah … para penggemar Afandi.

Sungguh, ini benar-benar menggelikan. Mengakui asumsinya sendiri saja rasanya Fira tidak ingin. Namun, berdasarkan pemikirannya, dan apa yang terjadi di sekitarnya, akhir-akhir ini, hanya itu yang terpikirkan.

Mari Fira jabarkan satu persatu alasan Fira mengasumsikan bahwa yang menerornya dengan foto dirinya dicoreti dengan warna merah dan sebuah tulisan 'mati' di belakang fotonya adalah ulah dari penggemar Afandi.

Pertama, sebelum bertemu dengan Afandi tiga minggu yang lalu dan menyampaikan sebuah pesan kalau mereka menjadi rekan di Olimpiade Matematika itu, Fira tidak pernah terlibat dengan siapa pun di sekolah ini. Berkat dirinya yang selalu berdiam diri di kelas dan hanya berbicara dengan Fara serta Faiz membuatnya tidak punya musuh. Jadi, kemungkinannya sangat kecil jika kejadian hari ini karena orang-orang yang memusuhinya di masa lalu.

Kedua, karena Afandi dan Fira sering bertemu akhir-akhir ini karena agenda belajar, banyak gadis yang menatap tidak suka kepadanya. Fara juga sempat cerita padanya saat perjalanan pergi ke sekolah bahwa Afandi memiliki banyak penggemar fanatik karena sifatnya yang karismatik dan cuek dalam satu waktu itu. Ah, jangan lupakan wajahnya. Itu modal yang paling penting.

Meski Fira mengakui kalau Afandi memikiki sifat-sifat itu, sebenarnya gadis itu tetap saja tidak habis pikir mengapa mereka harus jadi penggemar fanatik. Namun, kebingungan pribadi itu dikesampingkannya terlebih dahulu.

Ketiga, postingan yang ada di situs dan juga komentar yang diberikan siswi-siswi di bawahnya. Tidak salah lagi. Mereka membenci Fira karena dianggap mengambil 'Ketua OSIS Kesayangan mereka'. Mereka, para penggemar Afandi memiliki kemungkinan besar telah melakukannya. Menggelikan. Namun, dari awal menyukai manusia sefanatik itu saja sudah menggelikan. Entah sampai mana batas ketidakwarasan yang dimiliki siswa sekolah ini. Fira tidak tahu.

Keempat, yang memiliki kemungkinan paling besar telah melakukan semua ini, adalah Si Stalker yang ia lihat di perpustakaan. Dia berkemungkinan paling besar sebagai penyebar tulisan dan fotonya di postingan itu, dan mungkin penggemar paling fanatik yang Afandi miliki. Fira juga tidak tahu apa gadis itu ikut berperan serta dalam aksi menerornya ini, ataukah ia hanya membuat gadis-gadis lain terpelatuk hingga melakukan hal kekanakan begini pada Fira.

When Love Calls [END]Where stories live. Discover now