[31] Akunya masih korslet, otaknya.

1.1K 316 294
                                    

Pergoblokkan absolut.

Mau nangis saja akunya kalau kayak gini. Kak Hoseok tidak sepenuhnya setuju dengan ideku soal "menenangkan diri karena malu" mungkin karena  malunya sudah kebangetan dan dia cuma diam selama tiga menit sebelum menyalakan mesin mobil kembali dan menjalankan mobil sampai kita masuk ke rest area. Baru deh dia keluar, tinggalin aku yang bengong, terus pas aku intip dari jendela mobil, dia tengah menghisap batang rokoknya sambil bersender di pinggiran mobil.

Aduh, kenapa cool banget kayak gitu ... ih?

Eh tadi aku bilang apa? Gak tahu. Pura-pura aja gak tahu. Lidah aku rasanya matcha banget, gak enak. Jadi, setelah beberapa menit pertimbangan, aku keluar dari mobil dan mau tidak mau harus di notice sama Kak Hoseok. Yaiyalah. Dianya panik, "Mau kemana?"

Aku jawab, "Mau beli minum, haus banget."

Menghisap sekali lagi rokoknya sebelum dikeluarkan asapnya dramatis dan perut aku mules banget pas dia begitu. Ini apa ... plis ... aku kenapa? Kak Hoseok matiin sumbu api ujung rokoknya tapi tidak langsung di buang rokoknya, dia cuma menghampiri aku sembari bilang, "Aku aja yang beli, kamu tunggu di mobil, sebentar lagi kita pulang."

"Aku aja yang beli gak papa, Kak."

"Bawa uang emang?"

"Bawa, ih! Ini aku ada duit!"

"Yaudah, gak papa, aku aja yang beli."

Sudah maksa begitu, terus aku harus gimana? Tolak? Gak bisa. Kalau sudah bernada seperti itu tandanya dia kekeuh dan aku sebagai gadis yang telah dibukakan sedikit kepekaan terhadap rangsangannya, aku pasrah dan mengangguk setuju. Tetap mengeluarkan dompet untuk kasih uang sepuluh ribu ke Kak Hoseok. "Aqua aja, Kak, sepuluh ribu cukup gak buat aku sama kamu?"

"Aqua doang, aku aja yang beli."

"Kok gitu?"

"Soalnya gitu doang?"

"Ih, Kak." Tanganku menggoyangkan sepuluh ribuan di depannya, "Ini pake uang aku aja."

Kak Hoseok tersenyum, "Tabung aja buat kamu."

"Ih, jangan gitu dong."

"Be a good girl and wait for me in the car, yeah?"

Alamak aku mau meninggal.

Gak deng, aku masih ada. Benar-benar diam saat Kak Hoseok sudah menunjukkan tingkat ke-kekeuhannya dalam membeli air mineral untuk aku yang kehausan. Kembali sekitar lima belas menit kemudian, dia duduk dulu di jok mobil, ambil satu botol aqua dari kantong plastik yang ia tenteng, aku sudah siap ulur tangan buat ambil tapi dia malah buka tutupan botol bersegelnya dan ditutup lagi terus baru dikasih aku. Oh, oke ... dibukain jadinya.

Gak perlu aku jelasin, ya, gimana aku menelan air aqua yang amat menyegarkan dahaga. Kak Hoseok beli minuman berperisa dingin dan menawarkan aku tapi aku tolak halus. Dia tidak menepati rencananya sebelum pergi beli minum yang katanya sebentar lagi kita pulang, tetapi dia cuma diam lihat pemandangan yang senggang di depan. Aku kembali menelan air mineralku untuk ke delapan kalinya karena termakan gugup, di tegukan ke sembilan baru dia bicara.

"Aku gak tahu harus ngomong gimana sama kamu."

Aku juga.

Abaikan suara lubuk hati aku, fokus ke suara Kak Hoseok yang berlanjut. "Kalau gitu ... aku gak usah jelasin yang udah jelas kan?"

Aku bakal pura-pura pintar disini, aku benar-benar tidak punya clue penjelasan apa yang sudah jelas tapi kalau sudah begini kan artinya Kak Hoseok malu, ya? Aku cuma memudahkan Kak Hoseok, siapa tahu saja nanti Tuhan memudahkan urusan aku karena tidak menyusahkan orang lain. Amin.

Aku respon dulu biar terlihat meyakinkan. "Iya, Kak."

"Kamu ngerti?"

"Enggak, Kak."

"Kok tadi bilang iya?"

Ternyata aku makin goblok main pintar-pintaran, guys.

"Sori, Kak." Aku menyengir. Gusti, kebanyakan komedinya aku gak sanggup. Kapan ya aku serius. "Penjelasan yang udah jelas itu, penjelasan yang mana?"

"Yang ... masa aku bilang?"

"Terus aku gimana tahu nya dong?"

"Yang itu."

"Itu mana?"

"Aku ... "

"Kamu?"

"Bukan, Aku!"

"Iya, kamu kalau di aku, dong?"

"Gitu!"

"Kak, capek nih aku main tebak-tebakan, tadi aku udah pusing banget kebanyakan tahu informasi, tentang Kak Yoongi bisa bawa aku bandara lah, tentang aku juga ternyata salah lah, tentang kamu yang suka aku lah, aku---"

"ITU! ITU! ITU MAKSUDNYA!"

"Hah? Yang mana, iiih?"

"Yang terakhir! Yang kamu bilang terakhir!"

"Aku lupa aku ngomong apa barusan."

Kak Hoseok memijat pelipisnya. Akhirnya dia capek juga karena tahu tapi gak mau dikasih tahu sama aku. "Aku suka sama kamu."

"Maaf?"

"Aku suka sama kamu. Banget. Puas?"

"Kak, aku mau pipis."

--

bohong deng gak update minggu ini T____T aku kangen kalian:((((( ayo penuhin cerita ini dengan komen!!!! Aku sayang kalian

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang