[63] go go go!

930 189 65
                                    

Hari yang dinanti setengah-setengah telah tiba. Dalam hati ingin sekali bersorak sembari menyanyikan lantunan lagu Tasya yang libur telah tiba, libur telah tiba, hore ... hore .... HOOORE ... HORE! tetapi semua berubah sembilan puluh derajat (iya cuma seperempat) dikarenakan toga aku yang aku lemparkan ke udara kembali menghantam kepala aku, lalu sekelebat kesadaran menghampiri; Aku lulus.

Aku nangis. Mama nangis. Olive nangis. Rena nangis. Kak Yoongi kurang ajar banget potret kita bertiga pas lagi muka jelek. Hari kelulusan tidak pernah sebahagia ini, nangis juga untuk mengawali kalau aku akan memasuki fase hidup dewasa, sebentar lagi ada banyak tanggung jawab yang harus diemban, sebentar lagi ada takaran untuk mencapai kata sukses. Jadi, senang, iya, sedih, iya. Soalnya takut. Ketakutan terbesar setelah menjalani pendidikan lengkap adalah apakah aku mampu untuk memanfaatkan ilmu ke dalam kehidupan aku nantinya atau tidak.

Anxiety bikin perutku mual.

Tapi Kak Hoseok sore ini bilang, "Jangan pikirin itu dulu. Why don't you enjoy your day? Kamu berjuang sampai hari ini itu big achievement banget tahu? Harusnya kamu bangga sama diri kamu sendiri, dan," satu tangannya menyelip di belakang tengkukku dan Kak Hoseok kasih aku satu kecupan di ubun-ubun kepala, "---dan Anda berhak mendapatkan satu kecupan eksklusif dari Hoseok, tanpa potongan biaya."

Aku ketawa sambil mukul bahunya, "Dih, modus."

Telapak tangannya yang masih setia bertengger di tengkuk aku terasa hangat dan kayaknya Kak Hoseok juga belum ada niatan lepasin, dia cuma tersenyum maniiiiisss banget, iya sampai aku mau nangis, dan cium kening aku, whew, "So proud of you," bisiknya pelan.

Tiba-tiba keinget sendiri kalau perlakuan Kak Hoseok kayak gini, sama persis seperti aku yang melakukannya kala dia lulus sarjana. Meskipun datang telat, karena harus menghadiri kelas, dan sempat ada acara nyasar dulu lantaran banyak sekali mahasiswa berseragam di mana-mana, aku tetap histeris sendiri ketemu Kak Hoseok yang lagi foto-foto sama Kak Lara dan Kak Namjoon yang kasual karena Kak Namjoon yang keren ambil sidang gelombang pertama dan jadi dua orang pertama dari angkatannya yang lulus duluan. Inget banget, waktu itu, aku tanpa basa-basi lagi (tunggu orang selesai foto dulu deng) langsung peluk Kak Hoseok. Pede saja gapai lehernya, sedikit kelihatan maksa pas kita pelukan, yang untungnya, di sambut baik sama Kak Hoseok sendiri.

Waktu itu dia bilang, "Ya Allah, neng, kangen apa?"

"Diem, lagi seneng, selamat ya!" Aku menepuk punggungnya berkali-kali, dan itu diabadikan sama Kak Yoongi yang bawa kamera SLR. Sampai sekarang di pajang fotonya sama Mamih, anglenya pas banget aku peluk Kak Hoseok, jadi punggung aku saja yang kelihatan. Sedangkan, Kak Hoseok yang sadar kamera dan sedikit membungkuk karena pelukan agresifku, memberi pose peace sambil senyum.

Tapi jujur, yang lulus siapa, yang paling seneng siapa. Aku doang yang jingkrak-jingkrak, karena itu pula, aku jadi berani menghadiahi Kak Hoseok beberapa ciuman di pipi. Kanan-kiri lagi. Terakhir,

"Aku mau cium jidat kamu."

"Hah?"

"Soalnya dia udah pinter, sampai lulus gini, sini, buruan," kalau ada di normal state, jujur, aku bisa malu. Tapi ini lagi enggak, dan euforianya beneran ada lagi meletup-letup. Kak Hoseok juga nampak kurang siap dengan permintaan aku karena setelah aku cium lumayan lama, dia kaku, aku ketawa banget.

Aku elus keningnya, "Makasih ya, udah bantuin Kak Hoseok sampai pinter kayak gini."

"Sayang,"

"Apa?"

"Otak itu bukannya di bagian sini ya?" Dia mengusap kepala bagian belakangnya, "Di cium gak?"

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Where stories live. Discover now