extra bawang goreng: °° tamu °°

835 151 129
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gini, aku lagi menuang beras dari tempat penyimpanan beras saat Kak Hoseok pulang tepat jam enam, karena dari pintu keluar-masuk ketemunya ruang tengah yang satu ruangan juga sama meja pantri dan dapur, Kak Hoseok muncul dari samping aku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gini, aku lagi menuang beras dari tempat penyimpanan beras saat Kak Hoseok pulang tepat jam enam, karena dari pintu keluar-masuk ketemunya ruang tengah yang satu ruangan juga sama meja pantri dan dapur, Kak Hoseok muncul dari samping aku. Mengambil kedua tanganku (yang sebelumnya tangan kananku baru mau menyalakan keran untuk cuci beras) dan berlanjut menaruh kedua tanganku di pinggangnya lalu dia membawa bahuku menuju dekapannya. Aktifitas yang tidak boleh terlewatkan kata Kak Hoseok, katanya; kan kalo di kantor ada absen udah masuk atau belom, di rumah juga ada, absennya gak pake kartu ID, cuma peluk ... sama cium, kalo hoki.

Bener, dapet cium kalo hoki. Sekarang aku lagi menghindar saat kepala Kak Hoseok berusaha condong ke depan dan kini menangkup pipi aku untuk dipaksa menyatukan bibir kami, aku pukul bahunya berulang kali, "Enggak, jangan! Jangan! Lepas, gak?! Hoseok! Kamu belom pernah aku tampol ya?! Lepas, gak?"

"Aku lagi absen di mesin absen rumah ini, sini gak!"

"Aaaah! Lepas!" Kalau yang ini pake kartu hoki, gak bisa cepat, soalnya Kak Hoseok itu kayak belut, licin banget tiba-tiba nanti dari dapur bisa ke kamar. Gak lucu.

Akhirnya dia tetap dapat, menyerah dapat ciuman di bibir, dia mengalihlokasikan menjadi ke dahi. Berdecak sambil menatap aku sinis, terus menyahut gondok, "Awas ya, gausah peluk-peluk nanti malem."

"Yang ada kamu kali? Minta dikelonin mulu tiap malem? Gak malu? Udah gede!"

"Yeh, minta dikelonin juga baru-baru ini kali, pas udah sama kamu!" balasnya tidak terima, aku hampir mau angkat baskom berisikan beras buat siram dia pake butiran beras kayak di drama, tapi tahu ah, bisa delay kerjaan aku kalau adu argumen sama Kak Hoseok mulu. Ya walaupun udah adu bacot begini juga, tetap saja, yang namanya manja tetap manja, sekarang malah nemplok di belakang aku, dagunya numpang di bahu, "Kamu masak nasi banyak amat, Yang. Buat persediaan dua hari ke depan, ya?"

Aku belum menjawab, baru mau jawab sumpah, tapi kalah cepat sama Kak Hoseok yang sudah membuat hipotesa sendiri, "KAMU MAU PERGI YA? KEMANAAAA?"

"SAKIT KUPING AKU!"

"Huhuhu, Sayang, jangan tinggalin aku dong, nanti aku stres kalo di rumah gak ada kamu."

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Where stories live. Discover now