extra piece: °•°• baby talks •°•°

846 152 165
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suatu dini hari, tepatnya pukul tiga lewat dua menit (kayaknya aku ngasal), saat mata sepet aku yang kebetulan lihat langsung ke jam dinding, aku tidak menemukan seonggok tubuh makhluk lucu di ranjang alias kopong sebelah ranjangnya pas tangan aku...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suatu dini hari, tepatnya pukul tiga lewat dua menit (kayaknya aku ngasal), saat mata sepet aku yang kebetulan lihat langsung ke jam dinding, aku tidak menemukan seonggok tubuh makhluk lucu di ranjang alias kopong sebelah ranjangnya pas tangan aku raba-raba gak jelas. Tidak ada suara gemerisik air mengucur di kamar mandi juga, jadi, daripada ditelan penasaran hidup-hidup, aku bangun dan keluar dari kamar. Ada cahaya televisi remang-remang mengisi kegelapan ruang tengah dan kepala yang muncul di sofa.

"Dor."

"AH BANGSAT!"

"Huehuehueheuheue."

Korban nomor satu, Ho-Seok, terpelatuk dan tengah menggosok dadanya dengan satu tangannya, "Kaget!" serunya kesal.

Aku terkekeh meski mata aku sepet susah di buka, lengket karena tahi mata, sepertinya, tetapi tetap menubruk tubuh Kak Hoseok saat duduk di sofa, "Udah berapa skornya."

"Itu, kamu gak bisa baca apa."

"Bisa," jawabku cepat, "Tapi maunya dibacain sama kamu."

"Gak mau. Udah sono. Bobo lagi, aku lagi nonton bola juga."

"Aku bobo di sini boleh gak?"

"Gak, nanti pegel badannya."

"Gak pegel," kemudian tangan aku menepuk pahanya, "Boleh ya?"

"Gak, gak mau, nanti aku disuruh gendong kamu ke kamar."

"Gausah gendong, bangunin aja."

"Gabisa, kamu kayak kambing kalo bobo."

"Kebo, ih."

Telapak tangan Kak Hoseok mendarat di dahi aku, berusaha untuk menjauhkan diri dari aku yang mulai melakukan aksi benalu pada Kak Hoseok, "Pergi, gak, atau aku gak nafkahin kamu satu tahun."

"Aku aduin kamu ke KPAI."

"Kan, kamu belom jadi ibu."

Aku membuat tindakan defensif untuk menyingkirkan tangan Kak Hoseok dari wajah aku, "Kan, calon ibu," balasku polos dan memelas, tidak sengaja menciptakan pergerakan yang berbeda dari Kak Hoseok. Tidak lagi mendorong wajahku sehingga aku mencoba membuka mata walaupun susah dan menatapnya, "Apa?"

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Where stories live. Discover now