[43] chaos

970 269 161
                                    

Sepulang kampus, aku menepati janji ke rumah Kak Hoseok, tapi mandi dulu. Supaya wangi. Membawa plastik kresek berlambangkan merk supermarket, aku pun masuk mengucap salam dan langsung di balas oleh Mama Kak Hoseok yang lagi nonton televisi sama Seoyun di pangkuannya. Aku salim dulu, terus Tante dengan entengnya bilang, "Bang Hoseok diatas tuh."

Muka aku kayak kecebong, deh, kayaknya habis itu. Malu banget? Tapi daripada makin salting dan ketara, aku iyain saja lalu langsung ke atas buat menghampiri Kak Hoseok. Pintunya sedikit terbuka alias tidak tertutup sama sekali, aku ketuk dulu supaya tidak ada salah paham kayak di fanfic yang aku baca.

Suara bindeng ala flu menyahut malas, "Masuk aja, Mih."

Berniat menyeru kencang kalau aku bukan Mama Kak Hoseok, justru ini orang malah membuatku lebih marah daripada yang kemarin di acara kampusnya, lebih kesal daripada google form yang ia bilang kuisioner psikologi komunikasi punyanya, ini sebenarnya yang lahirin sampai punya anak kayak gini itu siapa, sih? Sudah tahu kena demam, sekarang malah di balkon bersama satu cangkir kopi di ubin menikmati sore macam anak indie, kalau aku dengar suara lantunan akad, aku bakal obrak-abrik ini orang.

Oh, tapi, memang sudah ada niatan sih.

Mengeluarkan senjata yang dikeluarkan dari kantong plastik, membuka kemasan alumunium, dan membuka perekat dari jeli-jeli dingin khasnya, aku berjalan menghampiri Kak Hoseok, tanpa ba-bi-bu-be-bo lagi, tanpa melihat reaksi dia akan kedatanganku, aku langsung caplok nempelin bye bye fevernya ke jidatnya.

Ada suaranya, PLETAK ᵖˡᵘᵖ, kira-kira begitu.

"A-adAW!!"

"Adaw? ADAW?! Sini biar aku kasih tahu adaw yang bener," aku tepuk anarkis jidat berlapis bye bye fever miliknya, "Pagi-pagi udah bikin aku ngomel malah masuk kuping kanan, keluar kuping kiri!" Terus aku dorong jidatnya beserta tubuhnya, sehingga Kak Hoseok berjalan mundur melewati pintu balkon, jalan sedikit menuju ranjangnya.

"Ampun! Ih, maaf!"

"Diem! Suara udah mau abis gitu, masih bisa teriak?" Sumpah, gak ada lagi belas kasihan untuk Kak Hoseok, soalnya telapak tangan aku yang masih menempel di jidatnya aku dorong lagi pake kekuatan biar dia ngedubrak ke kasurnya. Terus, aku gimana, ya, jelasinnya? Ini drama banget sumpah, klise parah, tapi ini beneran terjadi, dong? Masa Kak Hoseok licik banget, menarik tangan aku sehingga akunya ... akunya JATUH? INI BUKAN MODUS TAPI AKU JATUH.

Bentar, bentar, biar lebih mengurangi klise sedikit ... AKU JATUH DI POSISI YANG SALAH! (Kalian tahu kan posisi jatuhnya gimana? Pokoknya gak beda jauh dari drama)

Satu, dusudah cukup tatap-tatapannya, sekarang telapak tangan aku berpindah tugas menjadi mendorong wajah Kak Hoseok yang ada di persis di depan aku.

"Aduh ..."

"Aku mau bangun!" seru aku galak.

"Iya, tapi hati-hati! Takutnya—AADDUUUUUHHHHHH!!"

NDMWNXKWNXMAJZJWBXJWJHSNEBSJJWNSBCJBE,ZLSJDNNWDJSJNSMWNSNENSNENDNENSNENNEJWJSJEJSNJEJSJWJSJWJSJJWJSJWJEJSJEJMAMWLZJWMA,WLJSMWMW,SKE,SKE,DJKABDUENSJAJDHHEBDJEJCBEJBDJANSUSJJAKSJMAMSKWMSJSMSMKSNDJDNDNSJD GJMANSDONG IJI BURUNGNYA KAK HOSEOK KENA DENGKUL AKU DJWMSHKWNSKWNSNWMLSLQLSLQ,SLLDJCJSKSKLQPAKSKWLALQLALLWKSLS

"KAK HOSEOK! MAAF, MAAF, SUMPAH, GAK SENGAJA!!! DEMI APAPUN, KAK, MAAF!!!!!!!!!!" MATA AKU SEMAKIN MEMBULAT KALA DIA MENUTUPI ***************************** PAKE TANGANNYA, ADUH, MAMA, "KAK! JANGAN NANGIS? AKU TANGGUNG JAWAB! AKU TANGGUNG JAWAB!"

"TANGGUNG JAWAB GIMANA?!"

"AAAAAH, MAAF GAK SENGAJA! GAK BERMAKSUD!"

"KAMU! KAMU ... kamu ... kamu k-keluar dulu ... bentar ... "

"Kak? Masih hidup, kan?"

"Berhenti! Berhenti! Stop, stop, STOP! jangan kesini dulu," Kak Hoseok cover [REDACTED] nya pakai bantal, "Tolong? Tolong? Na—nanti, aku samper lagi, ya? ʸᵃ? ᴾˡᵉᵃˢᵉ."

--

*dapet pencerahan jadi komedian .... AKHIRNYA*

lucu ga, ketawa ga, sekarang lagi ngapain?

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Where stories live. Discover now