Good Night

5.8K 680 47
                                    

Mau cepet Update?
Vote yang banyak! 😋

__________________________________

"Kamu ngapain?"

Ryan membuka suara setelah mendengar suara yang amat tidak asing dari ponsel Rimbi. Sedangkan Rimbi hanya tertawa kecil, lalu membawa ponselnya ke depan wajah Ryan. Memperlihatkan foto yang baru saja Rimbi ambil. Melihat itu, Ryan tertarik, lalu menggerakkan jari telunjuknya menggulirkan layar, dan membaca pesan yang ditulis oleh beberapa orang di dalam grup chat staf Emerald Hotel itu.

"Serem juga." ucap Ryan setelah melihat fotonya yang di ambil secara diam-diam saat dia berniat menunggu Rimbi di lobby, dan untungnya dia mengurungkan niatnya.

Dan Rimbi tertawa geli melihat ekspresi terkejut di wajah Ryan.

"Kadang orang jomblo memang sedikit menyeramkan Mas." ujar Rimbi.

Ryan mengembalikan ponsel Rimbi, sambil tertawa kecil. "Cewek jomblo yang sedikit menyeramkan." balas Ryan.

Rimbi mengangguk-angguk, "Setuju."

"Termasuk kamu?" Ryan menatap lekat mata Rimbi.

Rimbi tertawa lagi, "Kecuali aku."

Setelah itu mereka berdua melanjutkan makan malam diselingi obrolan. Sesekali mereka juga saling melempar senyuman dan pujian. Dan setelahnya mereka berdua akan tertawa bersama karena ucapan mereka yang terdengar sedikit konyol.

"Aku dulu jelek loh, Mas." kata Rimbi.

"Emang sekarang udah nggak jelek?" balas Ryan dengan acuh.

Mendengar ucapan Ryan, bukannya sakit hati. Rimbi malah tertawa terbahak-bahak dengan tangan yang memukuli meja. Membuat Ryan ikut tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Bercanda, bercanda."

Ryan makin sadar kalau Rimbi adalah tipe orang yang bisa mencairkan suasana. Tawa Rimbi saja sudah membuatnya terhibur. Rimbi sangat cocok dengan dirinya yang selalu mudah kehabisan kata-kata. Dan di antara banyak wanita yang Ryan kenal, Rimbi adalah satu-satunya wanita yang berhasil membuatnya nyaman di pertemuan pertama mereka.

Sedangkan Rimbi mulai menyadari jika pria kaku itu tidak terlalu kaku seperti yang dia pikirkan. Ryan juga cukup manis. Semua itu terbukti dari cara Ryan tersenyum. Atau saat Ryan menatap intens mata Rimbi ketika Rimbi mulai bercerita. Atau saat Ryan mengunyah makanannya dengan mengangguk-anggukan kepala, seperti sangat tertarik dengan cerita Rimbi. Hanya hal sederhana seperti itu, sudah membuat Rimbi merasa di perhatikan.

Dan sikap Ryan, mengingatkan Rimbi dengan seseorang. Seseorang yang berbanding terbalik dengan Ryan. Seseorang yang menatapnya dengan dingin, dan tanpa senyuman. Seseorang yang mengenakan jas putih khas seorang Dokter, sambil memainkan bolpoin di tangannya.

Hebat Rimbi! Bahkan disaat lo kencan, lo masih dihantui cinta sebelas tahun lo itu?! Congrats!!

Selesai dengan makan malam. Rimbi dan Ryan berjalan secara beriringan keluar dari restoran, menuju mobil milik Ryan. Tidak ada gandengan tangan, atau adegan membuka pintu mobil dan sebagainya. Rimbi tahu, semua itu hanya ada di Drama Korea. Di dunia nyata tidak ada yang seperti itu. Atau setidaknya di dunia Rimbi.

Sama seperti sebelumnya. Setelah menghidupkan mesin mobil, Ryan juga memutar lagu yang terhubung dengan ponselnya. Rimbi penasaran, kali ini lagu apa lagi yang akan dia tambahkan dalam daftar putar fell-in-love-with-Mas-Jee.

"Kalau lagi nyetir, aku suka dengerin musik. Biar nggak sepi." ucap Ryan sembari menjalankan mobilnya.

Rimbi mengangguk, "Aku juga suka dengerin lagu." Rimbi tak mau kalah.

When I See My First Love (again) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang