Payung Hitam Dan Semangkuk Bakso

4.4K 688 146
                                    

Part ini terakhir yaa...
Kita ketemu lagi setelah lebaran 😘
Bye Byeee Esmeralda 😘

Aku lanjut lagi kalau Votenya banyak ☺️🤭

__________________________________

Di tengah hujan deras, Rimbi dan Ryan berjalan berdampingan di bawah payung hitam yang secara tidak sengaja berwarna senada dengan pakaian Rimbi ataupun pakaian Ryan.

"Mas kehujanan tuh," kata Rimbi setelah melihat bahu kiri Ryan yang terkena tetesan air hujan.

Ryan mengusap bahunya, lalu menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Rimbi. "Kamu agak kesini dong." pinta Ryan dengan memeluk bahu Rimbi singkat.

Rimbi mengatupkan bibirnya menahan senyuman. Dia  sudah lupa jika lelaki tampan di sampingnya itu sudah menjadi milik seseorang. Karena Rimbi tidak akan bisa menolak kehadiran Ryan. Meskipun semalam ia sudah dipatahkan oleh Ryan. Tapi, malam ini Ryan kembali mengumpulkan serpihan hati Rimbi.

"Kamu apa kabar, Dewi?"

Oh Tuhan! Rimbi sangat merindukan saat Ryan memanggil namanya dengan sebutan Dewi. Dan suara lembut itu, terdengar seperti lagu romantis yang seketika membuat pipi Rimbi merona. Rasanya Rimbi sangat puas menunggu hampir enam bulan untuk mendengar nama itu lagi.

"Baik, Mas Jee apa kabar?" balas Rimbi dengan menatap Ryan sejenak.

Sama seperti Rimbi. Ryan juga merindukan seseorang yang memanggilnya Jee. Karena hanya seorang Dewi Arimbi yang memanggilnya dengan nama itu.

"Baik." singkat Ryan dengan sedikit gugup.

"Mas--"

"Kamu--"

Mereka tertawa bersamaan setelah menyadari kalau mereka sama-sama merasa gugup. Rimbi masih tidak percaya jika pria yang semalam menatapnya dingin tanpa senyuman itu, adalah orang yang sama dengan pria yang sedang berjalan di sampingnya sekarang.

"Kamu aja dulu."

"Mas Jee aja duluan."

"Kamu udah makan?"

Mendengar itu, Rimbi tersenyum lagi. Ternyata Ryan masih pria yang sama seperti yang ia temui beberapa bulan yang lalu.

"Belum." kata Rimbi setelah merasakan perutnya yang terasa perih.

"Kamu mau makan apa?"

"Hujan-hujan begini, enaknya makan bakso." kata Rimbi dengan senang.

Ryan mengangguk setuju, "Boleh." lalu mengedarkan pandangan mencari makanan yang dimaksud Rimbi.

Dan secara kebetulan, tidak jauh dari mereka ada sebuah tempat makan yang menjual bakso dan makanan berkuah lainnya. Tanpa pikir panjang, Ryan mengajak Rimbi masuk ke dalam tempat makan itu. Dan mencari meja yang kosong untuk mereka berdua.

Setelah mengantar Rimbi ke tempat duduk. Ryan meninggalkan Rimbi, memesan bakso untuk Rimbi yang terlihat kedinginan dengan mengusap-usap wajahnya.

Ryan tersenyum manis. Setelah beberapa bulan tidak bertemu, Rimbi terlihat makin cantik. Sayangnya wanita itu semakin kurus dan juga pucat. Dan ia pasti kelaparan.

Tak lama, Ryan kembali lalu duduk di depan Rimbi yang masih tersenyum manis padanya. Dan senyuman manis itu pun masih mampu menciptakan getaran kecil di hati Ryan.

"Kamu emang biasa pulang jam segini ya?" Ryan mengingat pertemuan mereka semalam.

Rimbi mengangguk pelan, "Aku suka lupa waktu."

Ryan menggeleng tipis, dengan tatapan tajam. "Kebiasaan buruk."

Rimbi hanya menyengir. Entah kenapa ia merasa senang melihat Ryan menatapnya tajam, seperti mengkhawatirkan dirinya, karena ia bekerja terlalu keras.

When I See My First Love (again) Where stories live. Discover now