11

4.6K 835 242
                                    

Curhat bentar.

Tadi pagi aku jail search di Twitter "The Trouper" lalu aku menemukan beberapa orang, nggak banyak sih, yang merekomendasikan cerita ini. Sumpah demi apa pun aku terharu :") Aku ngerasa cerita ini nggak se-WOW cerita Doyoung lainnya *uhuk* but yall still waiting n support me no matter what ahahaha

Maaf bacot hehe. Dan klarifikasi, berhubung aku mahasiswi pelem tipi yang kegiatannya pasti syuting, jadi aku bener-bener nggak sempet kalo update tiap hari kayak kemarin. Maaf ya, tapi aku usahakan bawa laptop ke mana-mana biar kalaupun jarang update, sekali update agak panjang lah ya.

Happee readeeng fellas muah.

***

Doyoung

Aku dan Gwensa duduk di trotoar jalan sambil makan batagor mamang-mamang yang barusan lewat. Sore mendung seperti ini memang paling pas ditemani kudapan sejenis batagor hangat dengan bumbu kacang yang berlimpah, perasan jeruk nipis, kecap manis yang membalur batagor...

Dan ditemani gadis lucu yang sejak tadi berusaha merebut tahu dari piringku.

"Si pelit dasar!" makinya sambil melahap siomay.

Jelas saja aku langsung tertawa. "Dasar tukang ngambek!"

"Cih." Gwen berdecak. Ia melirik ke belakang kami, tepatnya toko bahan makanan yang sedang Jaehyun dan Jungwoo sambangi. "Cepet bantuin Jahe sama Jungwoo sana!"

"Ogah. Emang itu tugas sekretaris sama humas."

"Dih, masa yang kayak gini jadi wakil ketupel?" ledek Gwen. Ia menyuap sesendok batagor ke mulutnya. "Elo kan harusnya di sana untuk memberikan saran dan masukan."

Aku meliriknya. "Bacot."

"Dasar babu pensi!"

"Dih, siapa yang babu pensi?!"

"Kamu!"

Kami berdua langsung terkesiap. Aku langsung memandangi Gwen dengan senyum jahil, sedangkan Gwen membuang mukanya seolah kejadian barusan hanyalah khayalku. "Kamu?" ulangku.

Gwensa cengengesan. "Hehe, maksudnya elo."

Aku menyimpan piring batagorku dan menumpukkan wajahku pada tangan kanan. "Aku suka denger kamu manggil gitu."

Gwen bergidik. "Geli, anyeng!"

Aku hanya tersenyum menanggapi kelakuan Gwen tadi. Merasa diperhatikan, Gwensa langsung menutup wajahku dengan telapak tangannya. "Udah sih, geli gue ditatap gitu sama titisan dajjal kek elo!"

Aku menyengir sambil membersihkan bumbu kacang dari sudut bibir Gwen dengan ibu jariku. "Elo yang mulai."

"Kan salah ngomong."

"Ya udah, nggak usah dipegangin terus muka akunya. Nggak akan ada yang ngambil kok. Tetep cuma kamu yang boleh pegang," rajukku sambil mencebikkan bibir.

"Idih, siapa peduli!" sergahnya sambil menyingkirkan tangannya dari wajahku. "Cepet ke dalem ih! Entar elo diamuk Jahe sama Jungwoo lho!"

"Lah, biarin. Gue kan wakil ketupel, emang tugasnya ngawasin doang!"

"Ya ngawasin sana, bukannya makan batagor di pinggir jalan!"

Aku mencebik. "Gitu ih kamu, ngusir-ngusir pacar! Ini pacar kamu bentar lagi sibuk nggak bisa quality time!"

The TrouperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang