23

2.7K 711 198
                                    

Sebelumnya, aku mo menyampaikan sesuatu.

Aku seneng kalo kalian komen dan balesin komen kalian, liat notif banyak yang nge-vote, tapi semisal ngekomen atau vote bikin kalian keganggu bacanya, gapapa. Aku lebih seneng kalian nikmatin baca ceritanya.

Makasih banget yang udah mau baca karya sampah ini, semoga kalian ga nyesel ngeliat gue pontang panting promosiin ini sampe bosen AHAAHAHAHA *ketawa sambil nangis kejer-kejer*














Silakan sampahnya dinikmati :)
































Doyoung

"FOKUS, DOYOUNG!"

Oke, kali ini aku mengerti kalau Kak Yuta tiba-tiba bilang ingin membunuhku. Aku hampir saja menabrak bus yang berjalan berlawanan arah. Aku bodoh sekali.

"Mikirin apa sih elo?!" pekik Kak Yuta berang. "Gue belom mau mati, Doy! Gue masih mo ngecengin cewek kampus entar!"

Sialan, motivasi hidupnya cetek sekali.

"Gwensa ya?"

Aku melirik Kak Yuta sekilas. "Kok tiba-tiba bahas Gwensa?"

Kak Yuta berdecak. "Si bucin satu ini emang punya pikiran lain di otaknya selain Gwensa?"

Aku menghela napas, bingung juga bagaimana cara menjelaskannya pada Kak Yuta. "Gwensa baru aja dicariin sama anak sekolah sebelah yang hobi tawuran dan terakhir kali bocahnya urusan sama anak sono, kepalanya bocor. Siapa yang nggak panik coba?!"

"Iya, tapi kalo elo mati di jalan karna hal konyol juga apa nggak kasian si Gwen?"

"Eh, iya ya nanti dia jadi perawan tua gara-gara nggak bisa mupon dari gue."

Tahu-tahu saja kepalaku ditimpuk tas Kak Yuta. "Mikir ke mana-mana dasar!"

Friska yang sejak tadi duduk anteng di depan langsung memajukan tubuhnya dan berada di sela-sela bangku depan. "Eh, itu ada anak seragan St. Yohanes. Bukannya tadi Gwen dicariin anak sekolah itu ya?"

Eh, benar juga!

Begitu sampai di depan gerbang, aku langsung keluar dari mobil dan menghampiri bocah yang kini sedang berbicara dengan Winwin. Entah karena alisnya yang ngajak gelut atau memang aku yang sedang kalap, aku langsung meraih kerah kemejanya. "Di mana Gwensa?!"

"Eh, apaan sih elo?!" Winwin menjitak kepalaku kencang. "Orangnya lagi panik malah diancem-ancem!"

"Siapa yang ngancem?!" semburku tanpa melepaskan cengkeramanku dari seragamnya.

"Dengerin gue dulu," ujar cowok dalam cengkeramanku. "Gwensa sama Hendery ada di vila deket Tebing Keraton sekarang."

"KENAPA LO BARU NGOMONG SEKARANG, BANGSAT?!"

"ORANG GUE BARU NGOMONG SAMA ELO SEKARANG, BERENGSEK!"

Bocah itu langsung mendorong tubuhku kuat. Oke, aku akui ini kesalahanku. Benar katanya, dia baru saja ngomong dan aku sudah naik pitam duluan.

Tanpa basa-basi aku langsung berlari ke arah mobilku. Namun, belum sampai tanganku pada kenop pintu mobil, seseorang menahanku. Aku berbalik dan mendapati Kak Val mencengkeram lenganku kuat.

The TrouperWhere stories live. Discover now