15

3.4K 795 98
                                    

MAKASIH BUAT READERSKUUU

Aku belakangan liat kalian merekomendasikan cerita ini ke orang-orang dan memberikanku efek senyam-senyum sendiri such a dork all day. Ahahaha.

Maaf sebetulnya ini plot diubah sedemikian rupa untuk menghindari anggota NCT yang "berubah image" seperti yang banyak diresahkan orang-orang. Walau jujur jadi kagok mo bikin ceritanya, karakternya jadi nggak fleksibel :(

Btw, jaman aku nulis di wordpress taun 2010, kalo adegan sedih pasti rekomennya lagu In My Dream-nya Suju KRY. Silakan dicoba karna itu juga lagu fav aku hehehehe.

.

.

.

Doyoung

"Gwensa! Di mana Gwen?!"

Baru saja aku naik ke lantai tiga saat Bang Ari sudah ngamuk memanggil nama Gwensa. Semua orang di ruang latihan pun celingak-celinguk, mencari sosok Gwensa di sekitar mereka.

Bang Ari yang melihatku langsung menghampiri. "Kamu pergi sama Gwen?"

Aku menggeleng. "Aku baru dateng, Bang, habis beliin sarapan buat Gwen sama yang lain."

"Haduh, ini mau geladi!" Seperti biasa, Bang Ari akan misuh-misuh sambil memandangi jam tangannya. Ya, pelatih kami ini paling tidak suka anggota yang ngaret. "Udah setengah enam pagi lagi."

"Emmm, permisi?"

Kami berdua menoleh ke arah tangga. Seorang cowok dengan jaket denim corat-coret dan celana hitam berdiri dengan canggung. Di jaketnya terlihat pin Teater Noa. "Tadi ada cewek yang minta gue anter ke sini, tapi udah setengah jam kok dia nggak balik-balik ya? Apa dia udah di sini? Gue khawatir."

Aku mengerutkan keningku. "Cewek?"

"Tadi gue nggak sempet nanyain namanya," ujarnya. "Pokoknya pendek, mukanya agak bulet, trus rambutnya agak panjang—-"

"Itu Gwensa!" pekikku. "Elo tau dia ke mana tadi?"

"Katanya dia mau ngambil kostum."

Mendengar hal itu aku langsung melesat melewati cowok tadi. Entahlah, firasatku amat buruk pagi ini, tapi aku tidak punya alasan apa pun untuk berpikiran sesuatu yang buruk terjadi pada Gwen.

Tidak, Gwen baik-baik saja.

Saat sampai di samping panggung, Jaehyun menghampiriku. "Eh, udah liat Gwen sama Kak Johnny balik belom?"

"Ini gue baru mau nyari," sahutku.

Winwin yang baru saja sampai ke lantai bawah menghampiri kami. "Sebelumnya gue nggak liat Benz Kak Johnny di parkiran. Kayaknya mereka pergi ke mana dulu deh."

Tiba-tiba Kak Yuta berdiri di depan pintu gedung. Ia tampak ngos-ngosan dengan wajah pucat pasi. "WOY! JOHNNY KECELAKAAN!"

Gwen sama Kak Johnny lagi ngambil kostum.

Kata-kata itu sukses membuat duniaku seketika gelap.

Rasanya aku berjalan tanpa nyawa bersama rombongan Teater Anomali dan Teater Noa yang kebetulan ada di gedung pertunjukan juga. Bahkan lokasi kecelakaan yang berjarak satu kilometer dari Rumentang pun terasa amat panjang.

Sampai di lokasi, aku melihat Lucas dan Kak Johnny yang bahkan terseok-seok dengan tubuh penuh bercak darah mengangkat Gwensa yang tergeletak di samping mobil menuju pinggir lapangan dengan Ten yang berusaha menghubungi ambulans.

Dalam bopongan Lucas dan Kak Johnny, aku bisa melihat wajah pucat Gwen bak mayat. Darah mengalir dari dahinya, meluncur, lalu menetes ke semen lapangan yang dingin. Terlihat jelas lengan Gwen yang terkulai dengan baret-baret segar yang masih mengeluarkan darah....

The TrouperWhere stories live. Discover now