28

11.9K 1.5K 93
                                    

"Rose tolong antarkan ini ke rumah Jaehyun" Nyonya Park menghampiri anaknya. Sambil menyodorkan selembar undangan.

"Acara apalagi ini?" tanya Rose malas.

Ibunya itu tersenyum. "Hari jadi Park Company."

Rose mengangguk. "Rumah Jaehyun kan?"

"Ya, berikan pada Jaehyun. Okay?"

Rose membelalakkan matanya. Ia kira undangan itu untuk diantarkan ke rumah orang tua Jaehyun.

"Kenapa?" Tanya Ibunya heran.

"Aku harus memberikannya pada Jaehyun?" Tanya Rose lagi.

Ibunya mengangguk.

"Bu, aku tidak mau bertemu Jaehyun." Rengek Rose.

"Mau sampai kapan? Aku tidak tahu masalah kalian. Tapi kau sudah bukan anak kecil Rose. Tidak baik berperilaku seperti ini" Nasihat ibunya.

Rose bingung sendiri. Tidak mungkin rasanya ia menceritakan masalahnya dengan Jaehyun. Ibunya bisa marah besar pada Jaehyun kalau tahu ia hampir menampar Rose. Apalagi ayahnya dan Chanyeol. Sudah pasti Jaehyun akan terkena masalah besar bila ayah dan kakak lelakinya itu tahu.

"Baiklah baiklah" Rose menyerah. Tak ingin ibunya mengungkit lebih jauh ada apa ia dengan Jaehyun.

"Temui dia." Ucap Ibunya.

Rose mengangguk.

"Jangan dititipkan"

"Iyaaaa ibu" Jawab Rose.

"Kalau sampai kau tidak lakukan permintaan ibu, ibu akan cari tahu sendiri masalahmu dengan Jaehyun"

Ancaman ibunya itu, cukup untuk membuat Rose mengumpulkan niat bertemu Jaehyun.

-----

Rose sudah berdiri didepan pintu appartemen Jaehyun. Dan sudah sekali memencet belnya. Namun Jaehyun tak keluar. Kalau tak karena ancaman ibunya, ia tak mau berada disini.

"Okay, hanya antarkan undangan. Lalu pergi." Gumam Rose.

Apakah Jaehyun belum pulang? Ini sudah lewat jam pulang kantor. Biasanya pukul 5 sore Jaehyun sudah pulang. Namun jam sudah menunjukkan pukul 8, dan sepertinya appartemennya itu kosong.

Rose memutuskan untuk berbalik, mungkin esok hari ia akan ke kantor Jaehyun. Setidaknya ia punya alasan untuk tidak berlama lama disana. Dengan dalih tidak mau mengganggu pekerjaan Jaehyun.

Namun sesaat ia berbalik, Jaehyun sudah dihadapannya. Dengan wajah lelah, dan nampak pucat. Lelaki itu menatap Rose hampa. Sejenak Rose ikut tenggelam dalam tatapan Jaehyun. Namun segera ia akhiri tatapannya itu.

"Undangan. Dari orang tuaku. Hari jadi Park Co." Rose menyodorkan undangan yang sejak tadi berada ditangannya.

Jaehyun tak bergerak. Ia masih menatap Rose.

"Ayolah,ini sudah malam Jaehyun."

"Rose" Lirih Jaehyun.

Friend of A lifetime : JaeroseWhere stories live. Discover now