34

11.9K 1.4K 70
                                    

Beberapa hari ini Jaehyun mulai kembali mencari Chaeyeon. Mulai dari appartemen Daniel, sampai bertanya ke teman teman Chaeyeon. Sore ini, ia memutuskan menunggu Chaeyeon di gedung appartemennya, tepat di ujung lorong akses menuju unit Chaeyeon. Menurut informasi dari Jiho teman dekat Chaeyeon, sore ini ia punya rencana membersihkan appartemennya. Jadi, tidak salah kalau Jaehyun berada disini sekarang.

"Jung Chaeyeon. Kau mau kemana?" Jaehyun menatap Chaeyeon tajam. Tangannya mencengkram pergelangan Chaeyeon yang hendak bertolak melawan arah tempat Jaehyun berdiri.

Demi Tuhan untuk menghirup oksigenpun Chaeyeon seperti tak mampu.

"Sudah lama aku menunggu untuk bertemu denganmu. Kau tahu? Kaburmu kurang jauh." Lelaki itu menjadi semakin sinis saja.

"Aku tidak pernah kabur Jung Jaehyun" Entah keberanian dari mana yang Chaeyeon dapatkan sehingga matanya itu berani melawan milik Jaehyun.

"Puas kau merusak semuanya? Kepercayaanku, hubungan kita, dan hampir saja perusahaanku? Puas kau buat aku menderita?" Jaehyun ingin sekali mencengkram kuat tangan Chaeyeon dan melukainya. Tapi hei, Jaehyun tak sekejam itu.

Chaeyeon tersenyum licik.

"Apa salahku padamu katakan?" Tanya Jaehyun.

"Kau tak punya salah padaku. Kau hanya terlalu bodoh" Decih Chaeyeon.

"Ya aku bodoh mencintai wanita tak punya hati sepertimu." Jaehyun mempererat cengkramannya pada pergelangan tangan Chaeyeon.

"Kau sadar juga akhirnya." Remeh Chaeyeon yang membuat darah Jaehyun bagaikan mendidih.

Jaehyun mengubah cengkramannya menuju pipi mulus Chaeyeon. Demi apapun kalau tidak punya rasa kemanusiaan, Chaeyeon bisa saja tinggal nama.

"Terimakasih sudah membuatku sadar bahwa wanita sepertimu ada di Dunia. Aku harus ceritakan kisah ini kelak pada anakku. Tapi kau tahu? Jika kau ingin menjatuhkan keluargaku lewat aku, kau akan gagal. Lihatlah pola pikirmu dan ayahmu itu benar benar rendah. Rencanamu benar benar sampah. Jangan jauh jauh kau jatuhkan Jung Corp, bahkan jika perilakumu kemarin adalah tanda bahwa targetmu berbelok pada perusahaanku, kau gagal total. Lain kali kau harus belajar bagaimana kaum kami bekerja. Bilang ayahmu, kalau ingin mendapat kedudukan tinggi, maka jadilah tinggi, bukan membuat orang lain rendah. Perilaku semacam ini malah membuatnya semakin terlihat rendahan"

Jaehyun menampar Chaeyeon dengan kata demi katanya. Dan, bagaimana Jaehyun bisa tahu mengenai rencananya dan ayahnya untuk Jung Corp?.

"Bisa berhenti katakan ayahku rendahan? Kau hanya beruntung Jaehyun. Kau lahir dengan sendok perak dimulutmu. Kau terlahir sebagai pangeran, kau tak tahu rasanya dicela dan direndahkan. Kau tahu yang kuperbuat itu karena apa? Karena aku bosan direndahkan. Aku bosan melihat ayahku dipandang remeh. Aku ingin hidup sepertimu, seperti Rose! " Chaeyeon menitihkan air matanya. Tapi sungguh, Jaehyun tak bisa melunak kali ini.

"Ayahku membangun perusahaannya tak semudah yang terlihat. Bahkan sebelum dilanjutkan ayahku, kakekku mengorbankan hampir seluruh hidupnya untuk Jung Corp. Dicela, diremehkan, direndahkan, apa menurutmu JJ Corp tiba tiba berdiri begitu saja? Kau kira aku tak lalui itu semua. Aku memulainya di USA tanpa embel embel nama ayahku. Biar kuceritakan bagaimana hidupku setelah kau rusak waktu itu, aku mengambil studi kedokteran pada awalnya,dan mengorbankan studiku untuk fokus pada sekolah bisnis. Kau tahu karena apa? Karena ayahku merendahkanku tak akan bisa hidup tanpanya dan berakhir memohon mohon bergabung dengan Jung Corp. Pola pikirmu dan ayahmu terlalu sempit, menginginkan segalanya instan. Mie instan saja bahkan harus direbus. Segalanya butuh usaha". Jaehyun semakin meledak ledak.

"Kau beruntung dikaruniai otak yang pintar Jung Jaehyun. Kau bisa lakukan segalanya dengan mudah termasuk kesuksesanmu sekarang. Aku memang tidak ada apa apanya dibanding kau." Chaeyeon kembali melontarkan pembelaan, seolah ingin membalikkan menjadi Jaehyun yang bersalah.

Friend of A lifetime : JaeroseWhere stories live. Discover now