Tujuh - (Lupa)

639 46 1
                                    

.

.

.

Nada dan Denal kini berada di kursi taman. Sebelum ke sini mereka membeli beberapa camilan untuk dicemil. Tapi sepertinya hanya Nada yang makan. Seperti saat ini gadis itu sibuk ngemil-ngemil permen kapas.

Nada menyodorkan permen kapas itu dihadapan Denal, "lo mau?"

Denal mengeleng, "gak"

"Em Denal apa yang lo suka dari gue sebenarnya?"

Denal menatapnya lembut, "semua yang ada sama lo. Gue suka"

Nada mengangguk-anggukkan kepalanya. Mengancungkan jari telunjuknya ketika baru teringat akan sesuatu, "oh iya gue baru ingat. Kan gue udah terima perjodohannya. Jadi lo harus jawab ok" Denal mengangguk.

"Lo dapet dari mana foto gue yang ketiduran itu. Perasaan gue gak pernah aploud selain dikirim dalam grup"

"Em beneran nih lo mau tau"

"Iya buruan"

"Gue tau kata sandi akun facebook lo. Makanya gue bisa dapat foto itu" Nada melebarkan matanya, "lo nge hack facebook gue yah" lalu memukul pundak lelaki itu, sehingga membuatnya meringis.

"Aaw sakit monster"

Nada menatapnya sinis, "lo keterlaluan banget sih. Akun gue di heck. Pantasan aja setiap buka facebook gak ada pesan. Ternyata itu gara-gara lo. Lo pikir itu perbuatan yang terpuji. Iya?" ucap Nada panjang lebar. Memarahi lelaki itu sambil sesekali menjambak, mencubit, dan berteriak histeris kepada Denal.

Denal menggaruk belakang kepalanya sambil menunduk, "sorry. Gue kan cuma penasaran aja sama orang yang gue suka. Makanya gue berusaha cari tau kata sandi facebook lo"

"Ah gak tau ah"

"Nada jangan kayak gitu dong. Lagipula gue kan udah jujur"

Nada tak menggubrishnya. Karnea ia lebih memilih memakan camilannya dengan asal. Bodoh amat dengan lelaki itu, sekarang ia sedang kesal.

Denal memasang wajah bersalah, "padahal gue cari tau kata sandi facebook lo itu hampir dua minggu. Lama banget. Dan lo malah marahin gue. Kejam banget" ujar Denal dengan Nada sekasihan mungkin agar gadis itu mau memakluminya. Tetapi percuma saja. Gadis itu tak menggubrishnya.

"Bodoh amat" dumel Nada dalam hati.

"Nada gue minta maaf"

Nada berdiri dari duduknya, "tau ah Denal. Gue lagi kesel sama lo" lalu berjalan pergi. Denal hanya menatapnya bingung. Kemana perginya gadis itu, pikirnya.

Tak berapa lama gadis itu kembali, masih dengan wajah kesalnya, "gue mau pulang"

"Beneran? Ini masih jam setengah delapan loh"

"Bodoh amat. Gue mau pulang"

Denal menatapnya dengan wajah memelas, "gue minta maaf deh"

"......."

"Nada" Nada meliriknya tanpa minat, "hn"

"Gue minta maaf"

"Tau ah"

"Yaudah kalau gitu gue gak akan anterin lo pulang sebelum lo maafin gue"

Nada menatapnya sinis, "gue pulang jalan kaki aja kalau gitu"

Denal cepat-cepat menahan pergelangan tangan gadis itu, "iyadeh gue anterin"

"Hn"

"Tapi maafin gue dulu"

Real Dream (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ