DuaEmpat - (Ngambek)

471 24 1
                                    

.

.

.

Nada tak mengedipkan matanya ketika melihat wajah tampan lelaki itu. Wajahnya begitu familiar, seperti wajah.

"Nada" gumam Denal tak suka.

Bersamaan dengan itu Denal langsung mendekat dan mengambil kekasihnya dari pelukan lelaki itu. Denal memeluk possesif tubuh Nada dengan sebelah tangannya. Ia menatap tajam lelaki yang ada di hadapannya.

"Ngapain lo kesini?"

Lelaki itu mengernyit heran dengan pertanyaan Denal. Itu kah tanggapannya setelah berbulan-bulan tak bertemu dengannya. Kemudian ia terkekeh geli.

"Nyantai aja kali sama kakak sendiri, gue ambil beneran pacar lo baru tau" Denal berdecak kesal atas ucapan kakaknya itu. Ya itu kakaknya Delon mereka berdua memang tak pernah akur.

Semua yang ada di ruang tamu itu melongo kaget, jadi lelaki itu adalah kakak Denal, pantasan saja wajahnya sangat familiar. Ternyata kakaknya Denal.

"Silahkan, kalau lo pengen koleksi anime lo gue bakar"

Delon tertawa keras membuat adiknya kembali kesal. Lelaki itu kemudian mengalihkan pandangannya pada gadis yang ada dipelukan Denal. Ia memberikan senyumannya dan elusan di kepala gadis itu.

"Halo cantik. Mau yah jadi pacar kakak" pernyataan yang entah serius atau tidak itu membuat seisi ruang tamu menahan nafas. Karena Denal sudah terlihat akan memukul wajah lelaki yang sama sepertinya itu.

Nada tersenyum malu-malu. Dalam hati senang karena calon kakak ipar sepertinya menyukainya.

"Boleh sih kak, jadi suami pun boleh" ujar Nada dengan nada candaan membuat Delon tertawa gemas. Beda dengan Denal yang sudah terbakar api cemburu. Lelaki itu melepas pelukannya pada Nada lalu keluar entah pergi kemana.

Nada mengernyit heran kenapa lelaki marah, padahal sudah jelas-jelas itu hanya candaannya.

"Gak usah dipikirin dia memang kayak gitu. Dan yang tadi kakak cuma becanda kok, gak mungkin kan aku rebut kamu dari Denal, bisa-bisa leher aku ditebas sama Denal" jelas Delon sambil tertawa, Nada mengangguk paham tak lupa tersenyum manis.

Setelahnya Delon masuk ke dalam ruang keluarga, katanya ingin menemui ibu dan ayahnya. Nada mengizinkannya. Kemudian gadis itu pergi ke teras untuk mengambil kursi kecil keponakamnya yang tadi sempat tertunda. Karena adegan ala sinetronnya dan Delon.

.

.

.

Nada menatap kekasihnya yang sedang asyik dengan ponselnya, lelaki itu mengabaikannya dari kemarin. Entahlah sepertinya ia menganggap serius candaan Nada waktu itu. Padahal ia sudah menjelaskan semuanya, tapi lelaki itu sangat keras kepala.

"Denal aku minta maaf. Kamu kenapa sih begitu aja cemburu padahal udah jelas-jelas itu kakak kamu" gerutu Nada mulai kesal dengan keterdiamnya lelaki itu. Lama-lama ia bisa gondok karna berteriak terus. Untung saja di rumah hanya ada mereka berdua, ibu, ayah dan kakak Denal sedang keluar entah kemana.

Diam. Lelaki itu tak menggubrishnya. Nada pun tak lagi bersuara. Kini suasana menjadi hening, hanya terdengar suara dari game online yang dimainkan kekasihnya itu.

Mendengus kesal, ia tak bisa berlama-lama bermarahan dengan lelaki itu. Apalagi ini kali pertama Denal marah setelah mereka resmi pacaran.

"Yaudah deh aku cabut syarat yang waktu itu. Kamu bisa nyium pipi aku sesuka kamu"

Denal meliriknya sebentar dengan datar dan kembali fokus pada gamenya. Biasanya Nada yang lebih menarik dari benda di hadapannya, tapi ini beda lelaki itu sedang kesal pada kekasihnya. Gadis itu benar-benar menguji kesabarannya.

Real Dream (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt