TigaLima - (Hukuman)

373 15 2
                                    

.

.

.

Denal mulai asyik dengan ponselnya, entah sudah berapa lama ia tak memainkan game onlinenya itu. Beruntungnya ia yang kemarin sudah bisa pulang dan otomatis Nada mengijinkannya memegang ponsel asalkan satu, ingat waktu. Yang tak mengenakan dari pulangnya, Nada tak lagi menemaninya seperti saat masih di rumah sakit. Karena kekasihnya mulai hari ini kembali bersekolah, dan dirinya tak diperhatikan lagi oleh gadis itu.

Berdecak kesal ketika ponselnya mulai lelet, pasti ada yang menelfonnya. Kenapa tak ada yang mengerti perasaannya. Padahal ia hanya ingin bermain game tanpa diganggu itu saja tidak lebih.

Rasa kesalnya hilang tiba-tiba ketika melihat siapa yang menelfonnya, ia langsung tersenyum senang. Kalau tahu Nada yang menelfon ia tak mungkin berdecak.

"Halo sayang, kenapa?" tanya Denal dengan lembut.

"Kamu udah makan?" terdengar suara Nada dari seberang sana.

"Udah"

"Minum obat?"

"Udah sayang. Aku gak akan lupa kok"

Sepintas Denal mendengar kekehan dari dalam ponselnya, ia tahu gadis itu pasti sedang menertawakan dirinya.

"Sayang nanti pulang sekolah datang ke rumah"

"Iya. Ehm udah yah telfonannya, kamu mabar aja dulu sepuasnya. Kalau aku kesana kamu gak boleh main hp, inget itu"

"Iya monster"

Setelah sambungan telfon diputuskan, Denal kembali melanjutkan aktivitas awalnya. Bermain game sambil tiduran di kamarnya. Rasanya senang sekali seperti ini, tidak masuk sekolah dan tak disuruh ini itu oleh ibunya, padahal biasanya jika ia tak ke sekolah pasti ibunya akan menyuruh menyirami bunga atau melakukan pekerjaan wanita. Ayolah ia seorang lelaki masa iya mengerjakan pekerjaan wanita mau ditaruh dimana wajah tampannya itu. Tapi ia tak bisa menolak permintaan ibunya, begini-begini ia anak baik loh. Walaupun kadang-kadang sering keras kepala, tapi pada dasarnya ia anak dengar-dengaran kok.

.

.

.

Mata gadis itu langsung berbinar lucu ketika melihat Risan menatapnya kesal. Nada berhasil membuat lelaki itu menggeram marah karena ia dengan seenak jidat merampas ponsel lelaki itu dari tangannya saat ia sedang asyik bermain game.

"Balikin Nada" ucap Risan dengan nada suara erat. Ia terlihat sangat kesal dengan apa yang dilakukan gadis itu padanya.

Nada menjulurkan lidahnya, "week gak mau"

"Gue tabok pala lo Nada. Udah baru masuk sekolah hari ini malah buat keributan" Nada memutar bola matanya bosan, ketika lelaki itu membahas tentang kehadirannya.

"Lo mau gue balikin kan, panggil gue Nada Cantik" Risan dibuat melongo dengan ucapan gadis itu, ia tak habis pikir dengan sikap aneh Nada. Ada-ada saja yang akan dilakukannya.

"Lo gue laporin Denal yah. Buruan ah gue lagi mabar sama Denal tuh"

"No, no. Lo harus manggil gue Nada cantik oh atau lo traktir gue makan bakso"

Risan yang mulai kesal dengan tingkah gadis itu memilih berdiri dari duduknya dan berjalan keluar, membiarkan ponselnya pada gadis itu, terserah apa akan dilakukannya. Lelah ia menghadapi sikap aneh Nada.

"Eh bang jangan gitu dong" seru Nada sambil menahan pergelangan tangan Risan, membuat Risan menghentikan langkahnya.

"Apa lagi sih Nada, udah gue kasih kan hp gue. Mau apa lagi?"

Real Dream (END)Where stories live. Discover now