EmpatDua - (END)

937 25 1
                                    

.

.

.

Nada mengangkat kepalanya dari bahu lelaki itu, tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Ohh iya Denal aku baru ingat. Jadi omongan kamu di pending dulu, aku mau tanya"

"Apa?"

"Kenapa kamu sampai maksa kedua orang tua kamu untuk ngejodohin kita berdua. Padahal sebelum itu aku rasa gak pernah kenalan sama kamu"

Denal tersenyum tipis mendengar pertanyaan kekasihnya. Kenapa bisa bertepatan apa yang ditanya dan yang akan dikatakan Denal pada gadis itu.

"Haaa sayang kok bisa kita sepemikiran yahh, padahal aku baru mau jelasin tentang kejadian kenapa aku maksa kedua orang tua aku untuk ngejodohin kita berdua"

"Wahh seriusan" ucap Nada tak percaya. Denal hanya mengangguk.

"Yaudah cerita aja"

"Jadi ceritanya bermula dari kegiatan camping seluruh sekolah"

"Tunggu itu kan pas aku baru beberapa minggu masuk SMA. Jadi kamu juga ikut? Bukannya kamu kakak kelas" Denal sedikit kesal dengan pertanyaan gadis itu. Ayolah ia tetap akan menceritakan semuanya, tapi tak perlu memotong ucapannya.

"Dah lah aku malas kalau lagi jelasin sesuatu di potong"

"Ehh maaf-maaf Denal aku terlalu semangat"

"Kali ini diam yahh, aku lanjutin" Nada mengangguk antusias.

"Nah" lanjut Denal mulai bercerita.

#flashback on#

Denal mengatur kembali masker hitam yang dipakainya lalu memakai topi dari sweter berwarna dongker tersebut. Hari mulai larut dan tentu saja angin semakin menusuk kulit. Apalagi ditambah mereka mengadakan camping di wilayah luas yang banyak pepohon.

Ia sebagai panitia camping malam ini akan menjaga sekaligus memeriksa para siswa-siswi yang belum masuk ke dalam tenda dan belum tidur. Ini sudah waktunya istirahat jika mereka mendapati yang lain masih di luar tenda otomatis yang akan dimarahi guru adalah mereka. Karena tidak becus menjalankan tugas.

Denal berbalik ketika temannya memanggilnya untuk mulai berkeliling. Ia kembali merapatkan topi sweternya.

"Ehh Denal kayaknya tinggal tenda itu deh yang siswanya masih di luar. Semuanya sudah masuk" ujar Arif teman panitia Denal. Mereka tak satu sekolah tapi karena malam ini jadwalnya mereka untuk berjaga jadilah mereka berteman.

"Ck mereka gak denger apa padahal yang lain udah dari tenda situ nyuruh mereka masuk" decak Denal sedikit kesal. Ini sudah hampir tengah malam dan ia butuh tidur. Tapi karena manusia-manusia itu tidurnya akan tertunda.

"Yaudah yuk kita suruh mereka masuk" ajak Arif. Denal hanya mengangguk bosan sambil mengikuti teman satunya itu.

Mereka berhenti di depan tiga orang gadis yang asik tertawa itu.

"Kalian gak denger tadi di suruh masuk" ucap Denal tiba-tiba dengan kesal.

"Yaelah kakak-kakak panitia songong amat sih. Santai aja kali kita bakalan masuk kok tapi bentar" ucap gadis itu dengan blak-blakan, siapa lagi kalau bukan Nada. Dan di kedua sampingnya adalah Yura dan Dian.

Denal yang tak kenal dengan gadis-gadis itu membuatnya kesal. Susahnya apa coba masuk ke dalam tenda dan tidur.

"Lo bertiga bisa bikin kami panitia dimarahi kalau gak masuk ke dalam tenda sekarang"

Real Dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang