Duabelas - (Selingkuh)

598 37 0
                                    

.

.

.

Dian mengelus punggung temannya dengan lembut. Menyalurkan kehangatan pada gadis yang sedang menangis sesegukan itu. Siapa lagi kalau bukan Nada, gadis itu datang pagi-pagi buta ke sekolah dengan mata yang sembab. Dian langsung saja khawatir pada temannya yang satu itu. Pasalnya ia tak pernah terlihat amburadul di pagi hari, tapi lihatlah sekarang, tampangnya sangat mengerikan. Jika berada di dekatnya, serasa seperti di dalam kandang singa, sangat mencekam. Risan saja yang biasanya berani pada gadis itu kini tak lagi, karena pagi-pagi ia sudah dihadiahi pukulan monster.

Suasana kelas kelas terasa membeku, waktu seperti terhenti. Semua siswa diam, tak ada yang berani bertanya ataupun bersuara.

"Lo kenapa Nad? Cerita dong sama gue" ucap Dian yang akhirnya bersuara. Ia berucap lembut dan sedikit hati-hati karna tak ingin mendapatkan tatapan tajam. Sedikit merutuki Yura yang tidak masuk sekolah hari ini. Kalau saja ada gadis itu, pasti bisa lebih mudah mereka membujuk Nada.

Nada mengangkat kepalanya yang tadi ditenggelamkan di atas meja. Melihat wajah Dian yang buram, "hiks gu-gue.."

Dian membalas tatapan gadis itu, sedikit iba melihat mata bengkak dengan wajah memerah karna menangis, "ya allah. Ini masih lo Nad?"

Menggeleng pelan sambil menepuk-nepuk dadanya, "gu-e hiks, sa-kit hati Dian. Hiks Denal benar-benar keter hiks laluan"

Dengan spontan Dian berdiri dari duduknya sambil menggebrak meja, "oh jadi lo seperti ini karena Denal. Brengsek dia itu"

Gebrakan Dian membuat Risan menghentikan acara bermain gamenya. Ia buru-buru mendekat pada dua gadis tersebut.

"Lo diapain? Cerita sama kita Nad" pinta Risan, nada suaranya terdengar kesal. Sepertinya ia tak suka melihat teman dekatnya menangis karena lelaki itu.

Dian mengangguk setuju dengan permintaan Risan.

Nada menutup matanya sejenak sambil memegang kepalanya yang sedikit sakit karena terlalu banyak menangis, kemudian mulai menceritakan masalahnya.

#FLASHBACK  ON#

"Lo udah mau pulang?" tanya Yura pada Nada yang sedang menyimpan laptop serta buku-bukunya.

Mereka baru saja menyelesaikan tugas bahasa indonesia di rumah Yura. Tapi hanya mereka berdua saja, yang empat orang, yaitu Dian, Risan, Juna, dan Dani tidak datang. Karna sibuk, ya si tiga lelaki sibuk dengan game serta Dian sibuk dengan tidur nyenyaknya. Walaupun begitu Nada tetap membuat tugas keempat temannya. Katakan saja bahwa gadis itu terlalu baik karena tak ingin teman-temannya dihukum.

"Iya nih Yur. Takutnya keburu malam" jawabnya sambil memakai tas punggungnya.

"Siapa yang jemput lo?"

"Gak tau nih. Gue telfon Denal dulu" ucapnya lalu mengambil ponsel di kantong celananya. Mencari kontak bernama Denal dengan emotikon hantu di belakang namanya. Menekan tanda telvon, tak berapa lama lelaki itu mengangkat telvonnya.

"Iya kenapa Sayang?" tanya Denal dari seberang sana.

Nada menunduk malu dengan panggilan lelaki itu. Walaupun Denal belakangan ini sering memanggilnya seperti itu, tapi tetap saja ia merasa aneh.

"Bisa jemput gue gak. Gue di rumahnya Yura"

"Ah maaf banget. Gue gak bisa. Ada latihan untuk pertandingan bulan depan"

Wajah gadis itu seketika murung, "gitu yah. Iya deh gak papa"

"Yaudah gue matiin yah. Latihannya udah mau dimulai"

Real Dream (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin