-1-

4.3K 299 9
                                    

Bagiku adanya musim yang berbeda beda tidaklah banyak memberikan perubahan,entah itu musimpanas yang terik, atau musim hujan yang selalu memaksaku untuk mengeringkan seragam sekolahku tengah malam dan berakhir terlambat pergi sekolah karna alasan kesiangan. Bagiku sama saja, selalu sepi dan memuakan.

Disaat anak-anak seumuranku berlalu lalang, bergandeng tangan atau sekedar berteduh dibawah atap toko yang sudah tutup demi tidak terkena hujan, atau membeli segelas kopi hangat untuk berdua karna uang jajan yang mulai menipis,hal-hal sederhana yang semacam itu tidak pernah aku nikmati. Bukan karna tidak ingin,tapi bukankah hal tersebut akan sulit dilakukan jika kita tidak memiliki teman untuk bergandeng tangan, dan tidak ada teman untuk berbagi segelas kopi hangan yang tak seberapa.

Jika kalian menganggap aku sebagai anak sebatang kara yang hidup tanpa keluarga, kalian sepenuhnya salah, aku tidak se menyedihkan itu. Kubur saja imajinasi kalian tentang hal-hal seperti itu. Aku tentu memiliki keluarga, Papah, Mamah dan adik ku yang kebetulan seumuran denganku. Tidak perlu merasa bingung, nanti akan ku jelaskan agar imajinasi kalian tidak bercabang seperti sebelumnya.

Aku tinggal di sebuah keluarga yang bisa dibilang berkecukupan, bahkan sangat berkecukupan, kami tinggal di sebuah rumah dengan pagar yang sangat tinggi, halaman yang terlalu luas yang membuatku sangat kelelahan jika harus berjalan dari pintu gerbang ke dalam rumah. Tidak.. aku tidak melebih-lebihkan, bahkan teman-teman adiku pun mengeluhkan hal sama denganku.

Menjadi anak salah satu pemegang saham tertinggi dalam sebuah perusahaan multinasional yang cukup terkenal di negara ini seharusnya memberikanku kehidupan yang bahagia dan penuh kemewahan, namun sayang sekali aku tidak beruntung kali ini. Semuanya seperti tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap hidupku. Kebahagiaan dan hidup yang nyaman nampaknya merupakan hal yang mustahil untuk aku dapatkan sejauh ini. Yaa.. setidaknya sampai umurku menginjak 17 tahu, aku belum mendapatkanya.

Orangtuaku bukan sosok orangtua yang jahat ataupun apalah itu namanya, mereka baik,bijaksana dan dihormati banyak orang, dan tentu saja menyayangi anaknya dengan sepenuh hati, yaa... meskipun hanya berlaku untuk adiku.

Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa aku sangat diperlakukan berbeda dengan adiku, padahal kami berdua merupaka saudara. Mengapa hanya adiku saja yang memiliki banyak teman, mendapatkan perhatian yang melimpah dari kedua orangtua kami, dan hidup dengan sangat bahagia. Mengapa?

Bukankah sudah dikatakan bahwa kami ini seumuran, ya kami seumuran. Aku dan adiku hanya berbeda dua bulan saja,lucu sekali bukan? Tentu terlalu jauh jaraknya jika kami merupakan saudara kembar, dan terlalu dekat jika aku adalah anak pertama yang lahir terlebih dahulu. Benar, benar sekali dugaan kalian, aku adalah anak angkat, dan semua orang mengetahui itu.

Sebenarnya, tidak semua anak angkat mengalami nasib yang sama sepertiku, banyak diantara mereka yang hidup dengan bahagia dan mendapatkan banyak kasih sayang, dan lagi-lagi aku sedang tidak beruntung. Papah bukan secara sengaja mengadopsiku sebagai anaknya, bahkan Mamah tidak pernah sekalipun memiliki keinginan untuk mengangkat anak karena pada saat itu dia sedang mengandung seorang bayi laki-laki yang sebentar lagi akan lahir dan menyempurnakan keluarga mereka.

Kisahku berawal dari kesialan Papah yang sedang tidak beruntung dalam slah satu perjalanan bisinisnya. Saat itu Papah sedang menghadiri acara amal di sebuah rumah sakit swasta terkenal di salah satu kota besar. Semuanya berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, namun kemudian rumah sakit dihebohkan dengan adanya seorang bayi laki-laki yang ditelantarkan begitu saja oleh orangtuanya di bangsal rumah sakit.

Papahku yang notabenya orang yang sangat dihormati pada saat itu dimintai tolong untuk mengadopsiku yang pada saat itu hanya menangis karena kelaparan. Demi menjaga nama baik di depan rekan bisnis dan orang-orang yang ada ditempat itu, maka ayahku pun menyetujui untuk membawaku pulang bersamanya.

Mamah marah besar saat itu, yaa.. memang aku belum tau apa-apa saat terjadi pertengkaran besar dirumah yang biasanya sangat harmonis itu. Tapi pak Iman sopir pribadi keluargaku yang secara suka rela menceritakan semuanya dari awal karena tak tega melihatku terus bertanya-tanya alasan mengapa aku sangat dibenci di keluarga ini.

Selain memang statusku yang merupakan anak angkat, kondisi fisik ku yang sangat berbeda dengan anggota keluarga ini semakin membuatku terlihat seperti orang luar yang hanya menumpang pada mereka, kedua orang tuaku dan adiku sama-sama memiliki rambut berwarna hitam yang indah, dan paras yang lembut khas orang asia. Sedangkan aku memiliki ramput pirang menyala, dan bitnik-bintik coklat yang menyebar diantara kedua pipiku dan sedikit dibagian hidung yang sangat mencolok dikarenakan warna kulitku yang sangat pucat. Bagaimana aku bisa berbaur, bagaimana bias aku menyatu dengan mereka dan melabeli diriku sebagai anak pertama dalam keluarga ini sekaligus kakak dari seorang Lee Seungmin jika paras kami pun terlalu berbeda.

Ini aku, Lee Felix, yang tidak seharusnya terlibat dengan kehidupan Lee Seungmin dan orang-orang disekitarnya.

Ini aku, Lee Felix, yang tidak seharusnya terlibat dengan kehidupan Lee Seungmin dan orang-orang disekitarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Désolé - Changlix -Where stories live. Discover now