-15-

1.3K 212 5
                                    

Setelah menjadi lebih dewasa, beberapa hal tentunya tidak se sederhana itu, beberapa hal menjadi lebih rumit contohnya saja perasaan.

Saat dua orang saling jatuh satu sama lain, bukannya mereka seharusnya bersama?

Tapi ternyata kenyataannya tidak seperti itu, mungkin ada yang berhasil melakukannya, tapi tidak jarang pula yang tidak bisa bersama pada akhirnya.

Mungkin beberapa dari kalian yang membaca kisahku mulai bertanya-tanya, kenapa kelihatannya semua menjadi sulit dan terlalu rumit saat aku yang melaluinya.

Harusnya diumur yang seperti sekarang aku bersenang-senang dan tidak memikirkan banyak hal.

Cukup jatuh cinta, nyatakan dan kemudian bersenang-senang bersama.

Menonton film, berburu makanan enak, memakai pakaian yang matching satu sama lain, atau sekedar bergandeng tangan sepulang sekolah.

Tapi aku dan Changbin belum bisa seperti itu, meskipun aku secara langsung sudah mengakui perasaanku padanya dan beberapahal berakhir baik saat kami bersama, tetap saja aku masih merasa bahwa aku ini pencuri.

Aku harus bersembunyi.

~~~~~

Seungmin tidak lagi mengurusiku dan Changbin. Meskipun pada awalnya dia tetap berusaha untuk kembali menarik perhatian Changbin dariku, tapi itu hanya terjadi beberapa waktu saja.

Saat ini dia sangat tenang, bahkan beberapa kali kami makan siang di meja yang sama. Dia mengunyah makanannya dengan santai disaat aku bahkan tidak bisa menelan ludahku sendiri.

Seungmin seperti sudah menyerah terhadap Changbin, tapi apa memang semudah itu?

Aku tau seperti apa dia menggilai Changbin selama ini, tapi apakah semuanya bisa selesai begitu saja?

Atau memang aku sudah membuat perasaannya mati?

Aku tidak suka terbebani dengan pikiran-pikiran seperti ini, kau tau bagaimana rasanya terus menerus merasa bersalah bahkan saat kau sedang terlelap.

Seakan-akan perasaan itu tidak cukup datang saat kau terjaga, maka mereka akan menjelma dalam mimpimu.

Dan kemudian bangun dengan perasaan bersalah yang semakin besar.

~~~~~

Perjuangan Seungmin seperti berhenti setelah hari itu.

Saat itu sekolah kami sedang melaksanakan pagelaran seni untuk memperingati hari ulang tahun sekolah, beberapa anak diberi tugas yang berbeda, mereka yang memiliki bakat tentunya berkewajiban memeriahkan acara tersebut, tapi bagi kami yang tidak memiliki sesuatu untuk ditunjukan, kami bertugas untuk membantu menata panggung dan mengurusi masalah konsumsi.

Aku sedang sibuk mengangkat box makanan dari kantin ke aula bersama Jeongin, dia terus-menerus mengoceh sepanjang jalan.

Aku bahkan terlalu lelah untuk sekedar menggerutu, tapi anak ini seperti punya cadangan energi yang luar biasa sehingga masih bisa berbicara hal-hal yang tidak penting.

Bahkan dia sempat mendebaatkan kenapa gerbang sekolah harus ditutup pukul 08.15 bukan 08.17 saja, ayolah itu hanya dua menit. Tapi aku tidak mengomentari apapun atas setiap perkataan Jeongin.

Karna memang kadang Jeongin memiliki alasan yang lebih logis dari pada orang lain saat dia mengeluhkan sesuatu, dan kalian pasti akan terkejut dan merasa bersalah karna telah menganggap Jeongin aneh dengan setiap perkataannya.

Kalian ingin tau kenapa Jeongin ingin gerbang ditutup pada pukul 08.17? apa harus aku ceritakan? Bahkan aku tidak memikirkan bahwa ternyata alasanya memang se logis itu.

Désolé - Changlix -Where stories live. Discover now