-25-

1K 155 48
                                    

Aku kasih hadiah yaaa biar kalian ngga sedih..

.

.

.

.

.

.

.


Changbin pov


Aku mengenal Felix baru beberapa bulan ini, banyak sekali hal-hal mengejutkan yang aku temui selama mengenal dirinya.

Dia adalah sosok buku terbuka yang mudah untuk dibaca.

Semua orang tau bahwa dia adalah manusia dengan penuh luka, tatapan matanya dingin dan terlihat tidak perduli.

Dia jarang tersenyum, bahkan kau jangan banyak berharap dia akan membalas ucapanmu. Dia akan dating pagi-pagi sekali, membawakan kaos kaki hasil rajutannya yang tak kunjung bias ku tebak itu gambar apa untuk diberikan kepada Jeongin.

Dia akan tetap diam dikelas saat jam istirahat karena Jisung selalu membawakan sebotol susu untuknya.

Aku akan menjadi orang yang berusaha untuk terlibat dalam setiap hal yang dia lakukan, Aku akan turut melihat Jeongin meloncat-loncat kegirangan karena mendapat kaus kaki dari Felix, aku akan melihat Jisung memperhatikan Felix menghabiskan susunya.

Felix bukan anak yang jahat, dia sebenarnya baik dan hangat. Tapi memang untuk bersamanya kita harus mau ikut terseret dalam kepedihannya.

Tidak ada yang tahu apa yang benar-benar dia inginkan, seberapa parah lukanya, dan seberapa terpurunya dia.

Aku selalu berusaha untuk mengerti apa yang sebenarnya dia rasakan. Aku selalu bertanya agar dia mau bercerita.

Tapi dia tidak pernah menjawab tentang hal itu, dia hanya tersenyum dan berkata bahwa dia tidak ingin membuatku bersedih hari itu.

~~~~~

Jisung bercerita bahwa Felix memang sudah murung sejak kecil, tapi dia yang sekarang nampaknya sudah tidak bisa tertolong.

Jisung bercerita bagaimana besarnya peran Felix dalam hidupnya, dia bercerita bagaimana Felix menyelamatkannya dari rasa kesepian.

Seseorang yang menyelesaikan masalah orang lain, ternyata dia adalah yang paling bermasalah.

Felix selalu kesepian selama hidupnya, dan entah kenapa hal itu membuat perasaanku tidak nyaman.

Aku ingin menjadi sosok yang dia ceritakan dengan senyum di wajahnya kepada orang-orang, aku ingin menjadi sosok yang dia cari saat dia ingin melakukan sesuatu.

Aku ingin terus menerus menempelinya dalam waktu yang lama, meskipun berali-kali dia memaksaku menjauh, tapi aku selalu dating kembali.

Datang dengan perasaanku yang semakin besar, datang dengan harapan yang memang hanya akan menjadi angan-angan.

~~~~~

Aku sudah bilang bahwa felix itu anak yang baik dan hangat...

Tapi tidak padaku, tidak untuku.

Malam itu dia pergi setelah membuatku semakin berharap.

Dia menorehkan luka yang sangat besar setelah memercikan sedikit rasa bahagia.

Dia pergi..

Felix benar-benar pergi kali ini..

Bahkan dia berpamitan padaku dengan bangganya..

Seolah aku yang menangis malam itu adalah sebuah prestasi untuknya..

Kau memang hangat, kau sangat indah

Tapi bukan untuku..

Kali ini meskipun aku sangat merindukanmu, aku berusaha untuk tidak pergi mencarimu

Aku akan bersedih sampai aku muak padamu

Aku akan mengumpat sampai aku lupa denganmu

Aku akan membuangmu seperti kau membuangku..

Aku memang melihatmu di sebrang jalan sore itu, entah kau yang memang sedang memperhatikanku, atau hanya ketidaksengajaan saja.

Rasa rinduku tiba-tiba meronta untuk dikeluarkan, tapi mengingat ucapan dalam suratnya, aku sudah tak ingin melihatnya.

~~~~~

Aku berusaha melanjutkan hidupku dengan baik.

Aku tidak lagi mengingat-ingat apa yang terjadi beberapa tahun lalu.

Meski kadang beberapa hal kecil kembali membuatku mengingatnya.

Sekaleng kopi dingin, ataupun sebotol susu stroberi.

Tapi aku tidak akan membiarkannya masuk kembali kedalam hidupku, bahkan sekedar untuk masuk kedalam pikiranku.

Aku sudah Lelah berlari pada sebuah kehampaan, aku sudah Lelah bersakit-sakit tanpa harapan.

Aku mulai membuka diriku untuk sosok lain yang aku harapkan tidak akan pergi sepertinya.

Aku igin memiliki seseorang yang tidak hanya menunggu untuk ku kejar.

Aku tidak ingin ada luka tanpa sebuah kepastian.

Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk melupakannya.

Aku sudah pergi sejauh mungkin...

Aku sudah pergi selama mungkin..

Tapi lagi-lagi malam ini aku melihat Lee Felix yang sedang menatapku..

~~~~~

Jika ini sama seperti tujuh tahun lalu akan sangat mudah untuk tidak menatapnya kembali

Aku sedang bersama dengan seseorang yang istimewa untuku seharusnya aku tidak tertarik untuk menatap seorang Lee Felix.

Tapi Felix yang aku lihat malam ini bukan Felix yang aku tahu tujuh tahun lalu.

Jika dulu dia sudah tak tertolong, Felix yang kulihat malam ini terlihat seolah sudah mati.

Tatapannya kosong, senyumnya hambar..

Badannya terlihat sangat kurus dan wajahnya pucat..

Hujan diluar begitu deras tapi dia tidak menggigil sama sekali, seolah dia sudah biasa seperti ini.




Felix, kau kenapa?

~~~~~

Aku sudah meninggalkanmu seperti yang kau mau

Aku sudah melupakanmu sesuai dengan apa yang kau minta.

Aku sudah bahagia tanpa dirimu

Dan bukannya itu yang kau mau?

Aku meninggalkanmu bukan untuk melihat kau seperti ini.

Setidaknya saat aku bertemu sosok lain, kau pun harus begitu

Bukan seperti ini felix..

Jangan bertemu seperti ini, jangan membuatku ingin kembali memelukmu.




Sebenarnya kemarin kita bisa bertahan sebentar lagi.

Sampai kita temui cara agar tidak ada yang tersakiti..

Tapi kamu memilih pergi, menyisakan kesendirian yang kini harus kau nikmati sendiri.

Désolé - Changlix -Where stories live. Discover now