-16-

1.2K 215 22
                                    


Malam itu aku urung menghampirinya, belum ada kata maaf yang terlontar dari mulutku untuk Seungmin. Harusnya aku tetap mendatanginya dan meminta pengampunan, tapi faktanya aku berbalik dan pergi menjauh darinya.

Sejak kejadian malam itu aku sudah jarang pulang kerumah, aku bahkan tidak bisa menemukan alasan yang jelas untuk pulang. Rasanya sudah terlalu malu bahkan hanya untuk membuka pintu dan pergi menyapa.

Beberapa kali pak Iman mendatangiku di sekolah atau di flat milik Jisung dan berusaha membujuku agar pulang.

Tapi bukan pak Iman yang menjadi masalah, bukan pak Iman yang aku hindari saat ini.

Mungkin nanti aku akan pulang, aku pasti pulang... nanti.

~~~~~~

Perasaanku menjadi tidak jelas akhir-akhir ini. Aku bahkan beberapa kali menolak susu pemberian Jisung dan membuatnya kecewa.

Padahal dia sudah sangat baik mau menampungku berhari-hari. Dan membagi semua hal yang bahkan mungkin tidak cukup untuk dirinya sendiri. Tapi dengan tidak tau dirinya aku berkata tidak dan menolaknya.

Ahhh.. nampaknya aku juga perlu meminta maaf pada Jisung nanti.

Bukan hanya Jisung yang terkena imbasnya, Jeongin juga akhir-akhir ini sering aku abaikan, aku tidak lagi menanggapi gurauannya, atau bahkan menjawab pertanyaannya.

Dan yang terparah aku sempat membentaknya hanya karna dia ingin menggandeng tanganku saat berjalan menuju kantin.

Aku banyak melakukan kesalahan yang sebenarnya bisa aku hindari, aku menjadi semakin jahat untuk mereka yang berada disekitarku.

Terutama Changbin.

Aku seolah menyalahkan Changbin atas semua yang terjadi saat ini. Semua ini karena dia datang dan mendekat.

Kalau saja kita tidak pernah bertemu, mungkin semua hal tidak akan menjadi separah ini.

Jika sedang kalut, aku akan menyentak tangannya dengan kasar padahal dia hanya ingin menyapaku.

Aku akan berkata kasar padahal dia hanya ingin mengingatkanku untuk makan.

Tapi tetap saja seorang Changbin adalah orang seseorang yang sangat keras kepala, saat Jisung sudah sedikit menjaga jarak denganku, dan Jeongin yang sudah jarang mengajaku berbicara. Dia tetap datang, dan terus datang.

Meski yang dia dapat hanya kemarahan yang tidak beralasan, tapi dia akan kembali setiap hari dengan senyum yang tetap saja selalu terasa hangat.

~~~~~

Jika mereka bertanya kenapa, maka aku akan diam saja.

Jika mereka kembali bertanya kenapa, aku akan mengumpat.

Tapi mereka akan tetap bertanya kenapa, meski aku telah mendoronganya.

Bahkan aku tidak tau harus memberi jawaban macam apa agar mereka puas dan mengerti.

Apa aku harus menjawab bahwa ini semua adalah salah mereka karena sudah datang dalam hidupku.

Padahal aku tau mereka hanya berusaha menggapaiku agar aku tak sendiri, padahal mereka hanya ingin membuatku merasa disayangi.

Apa Jeongin akan tetap menempeliku meskipun aku mendorongnya menjauh?

Apa Jisung tetap mau mengusak rambutku saat aku terus menerus membuatnya kecewa?

Apakah Changbin akan datang lagi besok meskipun sudah ku usir berulang kali?

Aku tidak ingin ditinggalkan.. sungguh aku tidak ingin sendiri lagi, padahal aku adalah orang yang menyerukan agar mereka pergi dan berhenti.

Désolé - Changlix -Where stories live. Discover now