-21-

1.3K 216 16
                                    


Hari ini aku sudah masuk sekolah seperti biasa, aku pergi sendiri pagi ini. Jisung susah sekali untuk dibangunkan, maka kutinggalkan saja.

Aku sudah bisa menebak bahwa nanti dia akan mengomel panjang lebar karena dia pikir aku tidak membangunkannya. Padahal kenyataannya tidak begitu.

Jadi jika kalian ingin mengeluhkan sesuatu ada baiknya tanya dulu situasi sebenarnya. Agar kalian tidak seperti Jisung yang sering mengomeli orang yang tidak bersalah.

Seperti biasa keadaan kelas masih sepi, belum ada siapapun selain aku. Entah aku yang terlalu rajin, atau memang harusnya tidak ada siswa yang datang sepagi ini.

Tiba-tiba ada suara yang mengejutkanku, tidak cukup hanya mengagetkanku kini dia malah menubrukan badanya padaku.

"Kak Felix.. Jeje kangeeennnnn.."

"Gara-gara Kak Felix sakit Jeje harus ke kantin sendirian tau." Padahal kan memang biasanya dia pergi ke kantin sendirian, attau dengan pacarnya bukan denganku.

Dia terus-menerus mengeluh semberi menduselkan kepalanya kearahku. Jeongin sering memintaku mengelus kepalanya seperti Jisung yang selalu mengelus kepalaku.

Jeongin bilang itu terlihat nyaman, dan aku terlihat senang saat Jisung mengelus kepalaku, jadi karena itu dia terus-menerus memintaku mengelus kepalanya.

Ini sedikit menggelikan untuku, tapi melihat matanya yang selalu berbinar setiap menatapku, aku jadi tidak tega untuk menolak keinginan anak ini,dan berakhir dengan aku yang mengelus kepalanya untuk waktu yang cukup lama.

Aku masih mengelus kepala Jeongin sembari mendengarnya bercerita tentang pacarnya Hyunjin. Dari ceritanya aku bisa menilai bahwa Hyunjin adalah orang yang sangat penyabar, mendengar pengakuan Jeongin bahwa Hyunjin tidak pernah sekalipun marah atau kesal padanya itu jelas sekali membuktikan bahwa dia luar biasa penyabar.

Karna menurutku Jeongin ini kadang sedikit menyebalkan,dan seringnya sangat menyebalkan.

Kemudian ada sekantong plastik yang mengalihkan perhatianku, aku mendongak untuk melihat sia pelakunya, ternyata Seo Changbin.

Dia kemudian duduk didepanku, masih belum berkata apapun tapi tiba-tiba saja dia menyentil kepala Jeongin yang tentu saja membuat anak itu terkejut dan mengaduh kesakitan.

"Singkirkan kepala mu dari bahunya, kau bisa membuatnya pegal Jeongin."

Tidak cukup dengan menyentil kepalanya, kini Changbin dengan paksa menjauhkan Jeongin dariku dan membuat anak itu semakin kesal.

"Bilang saja Kak Changbin iri karna tidak bisa seperti ini dengan Kak Felixku kan?"Jeongin tentu saja tidak akan mengalah begitu saja pada Changbin.

"Yakk!!! Dia bukan Felix mu, sejak kapan dia menjadi milikmu?!!" dua anak ini terus saja mendebatkan hal-hal tidak penting.

"Kak Felix memang miliku untuk saat ini, karena dia belum resmi menjadi milik-.."

Jeongin tidak melanjutkan perkataannya, kini atensinya sepenuhnya teralihkan pada bungkusan plastik yang tadi dibawa Changbin. Dia yang tadi bersungut-sungut sekarang tampak sangat senang hanya karna melihat sekantong plastik.

Jeongin degan cepat meraih bungkusan itu dan kemudian menyembunyikannya dalam laci miliknya.

Baru saja Changbin hendak mengomel karena ulah Jeongin, terdengar bunyi bel yang menandakan bahwa apel pagi akan segera dimulai.

Maka dengan berat hati Changbin harus menunda niatnya untuk kembali mengomeli Jeongin, tapi sebelum dia pergi dia sempatkan mengancingkan bajuku yang ternyata terlepas pada bagian atas.

Désolé - Changlix -Where stories live. Discover now