-22-

1.1K 180 11
                                    


Akhir-akhir ini aku memiliki ketakutan yang seharusnya tidak aku miliki sama sekali. Aku takut bertemu adiku sendiri. Aku takut menemui Seungmin.

Padahal seharusnya kami akan saling merindukan satu sama lain apabila kita berjauhan.

Saling bertukar pesan saat kami tidak bisa bertegur sapa. Saling bertanya kabar agar tidak ada yang harus merasa khawatir.

Sudah selazimnya sepasang saudara memikirkan satu sama lain. Mungkin yang ini memang sedang kami lakukan.

Aku yang sibuk berpikir tentang apa yang harus kujelaskan padanya, dan tentu saja seungmin dengan pikirannya sendiri yang aku tidak tau menau mengenai apa itu.

Tapi kemungkinan besar pasti tengtang aku dan changbin.

Kali ini masalahku dengan nya tidak akan berakhir dengan mudah, karena kali ini aku memutuskan untuk tidak mengalah padanya. Sulit memang, aku yang tidak terbiasa menentang keinginannya dan kali ini malah sebaliknya.

Jujur saja aku sering merasa menyesal atas keputusan yang aku pilih kali ini, kenapa tidak mengalah saja. Itu lebih mudah, toh semua luka akan mongering pada waktunya.

Toh semua orang pada akhirkan akan pergi dan kemudian berpisah.

Toh segala sesuatu yang sudah dimulai tetapakan selesai nantinya.

Kenapa kali ini aku keras kepala sekali, apa memang sepenting itu Seo Changbin untuku?

Meskipun tau bahwa kali ini aku tidak akan bisa menghindari luka, tapi aku tidak ingin menjadi pihak yang menyerah pada sebuah pilihan.

Meskipun harus ada yang tergores, meskipun harus ada yang tersisihkan untuk mengisi peran dalam kisah yang berjudul "Kita" ini.

Karena dalam kata kita hanya terdapat aku dan kamu, bukan dia dan tentu saja aku tidak ingin menjadi sosok dia kali ini.

Karena setiap luka pasti memiliki harga.

Karena setiap perjuangan pasti berarti sesuatu.

Dan bukankah itu juga berlaku untuku?

Maka akan aku anggap bahagiaku kali ini adalah bayaran atas setiap luka dan perjuangan yang sudah bertaun-taun ku lakoni sendiri.

~~~~~~

Sore ini ketakutanku menjadi kenyataan, jika biasanya yang kulihat diambang pintuperpustakaan kota adalah sosok Changbin dengan sekantong makanan di tangangan nya, kali ini hanya ada Seungmin yang hanya diam dan tidak berusaha mendekat.

Apakah aku harus bersyukur karena dia tidak mendatangiku, atau aku harus kecewa karena jujur saja aku merindukannya.

Tapi jantungku berdetak semakin cepat seiring dengan setiap langkah yang dia ambil demi mengahampiri ku.

Tenggorokanku seperti tercekat saat dia sudah mendudukan dirinya tepat dihadapanku, waktu tersa berjalan lebih lambat dan terasa sangat lama saat dia hanya bungkam dengan raut wajah yang sulit kubaca.

"Apa kabar kak? Kau terlihat baik-baik saja meskipun sudah lama tidak pulang."

Itu adalah kalimat yang sama sekali tidak aku kira akan keluar dari mulutnya. Bukan makian yang kudengar, melainkan deretan kata yang terlalu baik untuk diucapkan di situai seperti sekarang.

Aku tidak bisa merespon apa-apa, hanya sebuah senyum yang terkesan dipaksakan yang dia dapatkan atas pertanyaannya padaku.

"Bukan kah kau ingin mendengar kata-kata seperti itu dariku?"

Désolé - Changlix -Where stories live. Discover now