BAB 12 :. Pacar Baru Salsha

815 101 11
                                    

Dimas bersandar di tembok rumah sakit sembari menunggu antrian masuk untuk menemui dokternya. Cowok itu mengusap tengkuknya saat ditanya Ibu-Ibu dirinya sakit apa dan Dimas menjawab dengan senyuman sembari meminta didoakan agar tidak terjadi apa-apa dengan dirinya.

"Saudara Dimas Prayoga, silahkan masuk," ucap seorang suster.

Dimas mengembuskan napasnya berat. Cowok itu kemudian mengikuti suster yang memanggilnya tadi.

Begitu dia masuk dan duduk di depan dokter laki-laki bernama Alfares, dia bertanya dengan wajah tegang. "Gimana Dok?"

Alfares yang tadinya melihat dokumen-dokumen mengangkat wajahnya kemudian tersenyum. "Dimas Prayoga?"

Dimas mengangguk.

Alfares memberikan hasil rontgennya, memperlihatkan pada Dimas. "Sebelumnya saya mau tanya, memang kamu ada gejala ataxia?"

Di tanya seperti itu membuat Dimas makin tegang. Dia mengusap tengkuknya, tatapan cowok itu tampak gelisah. "Enggak sih, emang... saya beneran ataxia ya, Dok?"

Alfares tertawa. "Enggak, kamu ini sehat-sehat saja. Cuman saya kepikiran, saya kira kamu ada gejala makanya periksa."

Dimas langsung menghela napas lega. Cowok itu kini mampu tersenyum lebar sembari berkata, "periksa lebih baik dari mengobati Dok, hehe."

"Itu mencegah," koreksi Alfares.

"Eh, iya-ya?"

Alfares menggelengkan kepala. "Yasudah, ada yang mau kamu tanyakan lagi ke saya?"

Dimas menggeleng. "Enggak Dok, saya pamit. Terima kasih."

Begitu selesai di rumah sakit, cowok itu langsung melesat ke kampusnya. Dan sekarang dia berdiri di depan basecamp jurnalistik.

Kebetulan perempuan yang dia cari ada di ambang pintu basecamp sedang berbicara dengan perempuan lainnya.

"Lo yang kemarin kan?" kata Dimas begitu berdiri di depan keduanya.

Perempuan itu, Alana. Tersenyum sembari mengamati map cokelat yang ada ditangan Dimas. Detik kemudian map itu diserahkan padanya. "Hasil rontgen gue."

Alana mengambil map itu, dia membukanya. Masih memperhatikan hasil foto rontgen, Dimas berkata, "gue gak kena ataxia dan gue sangat sehat. Puas kan lo?"

Alana memasukan kembali foto rontgen itu ke dalam map lalu memberikannya lagi pada Dimas. "Terus, alasan lo bikin statement kalau lo ataxia apa?"

"Statement?" Dimas menghela. "Gila ya? Mana ada orang nge-klaim diri sendiri penyakitan?"

"Siapa tahu?" Alana menggedikkan bahu. "Cari simpati atau sensasi mungkin."

Dimas mengibaskan tangannya tanda ia tidak mau tahu lagi pikiran Alana tentang dirinya. Cowok itu kemudian berbalik dan beranjak dari sana. Meninggalkan Alana yang masih berusaha memanggil Dimas.

🐾

Salsha mengernyit saat melihat Citra masuk ke dalam kelasnya. Mereka memang satu jurusan tapi dia yakin tidak satu kelas dengan cewek itu dimata kuliah yang Salsha ambil.

Lalu saat dosen yang mengajar mengakhiri kuliahnya dan keluar kelas, Citra berjalan menghampiri Salsha. Cewek itu menggebrak meja Salsha, sengaja seperti itu agar perhatian anak kelas Salsha tertuju pada mereka.

Salsha menghela napas berat. Dia mendongak menatapi Citra yang tersenyum mengejek padanya. "Gue denger dari Faros, lo punya pacar baru?"

Salsha diam saja sambil bersandar di meja ingin tahu seberapa berani Citra padanya. Sementara suasana kelas sudah tegang bahkan, junior Salsha yang akan menempati kelas itu sudah berkerumun untuk melihat.

About DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang